Merdeka.com - Praktik perpeloncoan resmi ditiadakan pada masa orientasi siswa (MOS) baru tahun ajaran 2016-2017. Pemerintah lebih menekankan MOS dikemas dengan cara menyenangkan.

Ragam dukungan ternyata hadir dari para mojang geulis asal Kota Kembang, Bandung. Kartika Wulan, siswi kelas XI SMA Negeri 8 Bandung mengatakan, praktik perpeloncoan hanya akan membuat ketakutan para siswa siswi dalam menempuh pendidikan baru.

"Bagus ya dienggak adainnya perpeloncoan ini. Jadi tahun sekarang enggak usah ada lagi takut-takutan (ikut MOS). Kalau dulukan tegang," terang perempuan berambut sebahu ini pada merdeka.com, Selasa (19/7).

Banyak cara pengenalan lingkungan sekolah terhadap siswa baru dilakukan lebih menyenangkan. Langkah ini tentu membuat para siswa baru makin betah bersekolah.

"Ada caranya ya yang bisa dilakukan biar pada enggak takut, saya saja dulu takut kalau dengar ada kaya gitu (pelonco)," ungkap gadis berusia 15 tahun ini.

SMA Negeri 8 Bandung dipilih Pemerintah Kota Bandung menjadi sekolah kali memperkenalkan masa pengenalan lingkungan sekolah (PLS) berbasis pendekatan karakter. Di sekolah itu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil meresmikan langsung program 'Bandung Masagi'.

Bandung Masagi ini dipastikan akan meniadakan berbagai aksi perpeloncoan karena kegiatan langsung dilakukan guru. Program ini juga sebagai salah satu terjemahan revolusi mental karena pendekatan karakter tadi.

Siswi lainnya, Manda juga menyambut gembira tak ada aksi perpeloncoan di sekolah. Sebab, cara mendekatkan diri antara senior dengan junior bisa dilakukan beragam cara.

"Bagus pokoknya. Saya senang dengan cara sekarang yang jauh dari kekerasan. Apalagi guru langsung memantau," terang siswi kelas XII SMA Negeri 8 ini.