Moeldoko Temukan Ada 1.191 Pengaduan Kasus Konflik Agraria
Merdeka.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan saat ini sudah mendapatkan 1.191 pengaduan kasus konflik agraria yang dilaporkan kepada KSP. Sementara itu pada 2021 kali ditargetkan akan menyelesaikan 137 kasus.
"Tahun ini kita targetkan 137 kasus dari 1.191 pengaduan kasus konflik agraria yang masuk ke Istana. Banyakan tuh, cukup banyak. Karena memang KSP punya program KSP mendengar, sehingga berbagai aduan suguh deras ke KSP," kata Moeldoko saat memberikan sambutan dalam acara webinar: pengukuhan kawasan hutan, legal dan legitimate dalam chanel youtube StranasPK Official, Rabu (28/7).
Dia menjelaskan ada 251 kasus di antaranya berada di kawasan hutan. Salah satu masalahnya kata dia adalah tahapan pengukuhan kawasan hutan. Kemudian 32 kasus terkait aset TNI-Polri, 349 kasus perkebunan swasta, 357 kasus aset BUMN terdiri dari 229 kasus PTPN, dan 128 kasus perhutani , 54 kasus infrastruktur, 21 kasus transmigrasi dan TORA, 127 kasus lainnya.
"Sebanyak 251 di antaranya berada di kawasan hutan, dan salah satu masalah utamanya adalah masalah tahapan pengukuhan kawasan hutan yakni lamanya proses tata batas dan inventarisasi yang menjadi dasar utama perubahan SK kawasan hutan untuk penyelesaian konflik," ungkapnya.
Selanjutnya kata dia, atas perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan penyelesaian konflik. Sebab itu pihaknya sudah memberikan surat pada TNI-Polri untuk daerah prioritas untuk segera diselesaikan kasus yang ada. Moeldoko juga menjelaskan pihaknya pun bekerja sama dengan Menteri ATR/BPN, KLHK, TNI-Polri, serta berkolaborasi dengan 4 CSO.
"Atas penyelesaian konflik, atas perintah presiden telah membuat surat kepada TNI-Polri, terhadap daerah-daerah yang menjadi prioritas diselesaikan untuk dihindari adanya konflik di daerah-daerah tersebut dan kita langsung menunjukkan titik-titiknya itu." bebernya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Moeldoko Tanggapi Wacana Pemakzulan Jokowi: Jangan Buat Agenda Tidak Produktif
Moeldoko meminta masyarakat untuk fokus pada penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) pada Februari mendatang.
Baca SelengkapnyaIsu Pemakzulan Jokowi Jelang Pemilu Tak Produktif, Moeldoko: Kepemimpinannya Diapresiasi Masyarakat
Menurutnya, isu pemakzulan presiden di tengah proses pemilu sangat tak produktif bagi masyarakat dan pemerintah.
Baca SelengkapnyaMoeldoko Nilai Pernyataan Jokowi Bukan Semerta-merta Mempersiapkan Diri untuk Kampanye
Jokowi mengatakan, seorang presiden boleh memihak juga melakukan kampanye. Pernyataan Jokowi itu menuai pro dan kontra.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Moeldoko soal Presiden Boleh Kampanye & Memihak: Hukum Jangan Diukur Pakai Perasaan
Moeldoko menjelaskan dalam UU Pemilu sudah diatur bahwa presiden, wakil presiden yang melakukan kegiatan kampanye tidak boleh menggunakan fasilitas negara, kecu
Baca SelengkapnyaMoeldoko Minta Kesehatan Petugas Pemilu Dijaga: Jangan karena Keteledoran Muncul Korban Besar
Moeldoko mewanti, jangan sampai ada keteledoran dalam memberikan layanan kesehatan bagi petugas Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Baca SelengkapnyaMoeldoko Ungkap Alasan Absen di Pelantikan AHY Sebagai Menteri ATR
Sebagai informasi, Moeldoko pernah ingin merebut Demokrat dari tangan AHY.
Baca SelengkapnyaTak Hadir Pelantikan AHY, Ternyata Moeldoko Ada di Sini 'Yang Cari Saya, Tenang'
Moeldoko mengunggah tengah menjadi pembicara dalam suatu pertemuan bilateral
Baca Selengkapnya10 Tahun Pemerintahan Jokowi, Kondisi Masyarakat Adat hingga Buruh Tani Dianggap Memburuk
Khususnya agraria, yang tak mencerminkan pemerintahan Jokowi bekerja untuk melindungi
Baca SelengkapnyaMoeldoko Pastikan Bansos Tidak Akan Dihentikan: Program Jaminan Sosial Sudah Lama Digagas Pemerintah
Sebelumnya Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis berpandangan pembagian bansos oleh pemerintah sangat rentan disalahgunakan
Baca Selengkapnya