Moeldoko Soal UU Cipta Kerja: Presiden Jokowi Mengambil Sikap Perubahan
Merdeka.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menilai, Presiden Joko Widodo sedang mengambil sikap perubahan melalui lahirnya UU Cipta Kerja. Moeldoko meyakini, UU Cipta Kerja merupakan salah satu pendekatan inovasi sosial yang mendesak dan perlu dilakukan.
"Karena saat ini diperlukan seorang pemimpin yang mampu menyiasati tantangan dengan pendekatan antisipasi dan pendekatan inovasi. Presiden sedang mengambil langkah perubahan," kata Moeldoko dalam Refleksi Satu Tahun Kepemimpinan Jokowi Periode Kedua, dalam siaran persnya, Sabtu (17/10).
Dia percaya, Jokowi menyadari bonus demografi yang luar biasa, sedangkan 80 persen angkatan kerja tingkat pendidikannya masih rendah. Karenanya dibutuhkanlah beleid tersebut.
"Setiap tahun ada penambahan 2,9 juta angkatan kerja baru. Pandemi ikut memperumit. Pemerintah memikirkan bagaimana mereka harus mendapatkan pekerjaan dengan menyederhanakan dan mensinkronisasikan berbagai regulasi lapangan kerja," jelas dia.
Moeldoko beharap, penerapan UU Cipta Kerja dapat semaksimal mungkin melahirkan iklim lapangan kerja dengan memotong aturan yang menghambat.
"Ini yang saya sebut sebagai hyper-regulation yang menghambat penciptaan lapangan kerja," ujarnya.
Moeldoko juga , meminta, jangan menjadikan UU Cipta Kerja sebagai paradoks. Sebab, apa yang dituju dari aturan yang tertuang di dalamnya adalah baik.
"UU Cipta Kerja ini merupakan penyederhanaan regulasi yang dibutuhkan, tapi terjadi di masyarakat justru paradoks. Kondisi ini harus kita luruskan," kata Moeldoko.
Moeldoko menjelaskan, paradoks adalah kondisi ketika pemerintah mengambil langkah cepat dengan UU Cipta Kerja untuk memotong dan menyempurnakan berbagai keluhan tadi. Tapi di sisi yang lain malah terjadi penolakan oleh masyarakat. "Ini kondisi yang paradoks," ujarnya dia.
Namun Moeldoko mengamini, langkah pemerintah memang memunculkan risiko dan perdebatan. Tetapi dia percaya, seorang pemimpin harus berani mengambil risiko, seperti yang dilakukan Presiden Joko Widodo.
"Presiden Jokowi memilih untuk tidak takut mengambil risiko. Mengambil jalan terjal dan menanjak. Tidak takut menjadi tidak populer dengan mengorbankan kepentingan rakyatnya," tegas Moeldoko.
Reporter: M Radityo
Sumber: Liputan6.com
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurutnya, isu pemakzulan presiden di tengah proses pemilu sangat tak produktif bagi masyarakat dan pemerintah.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, seorang presiden boleh memihak juga melakukan kampanye. Pernyataan Jokowi itu menuai pro dan kontra.
Baca SelengkapnyaMoeldoko menjelaskan dalam UU Pemilu sudah diatur bahwa presiden, wakil presiden yang melakukan kegiatan kampanye tidak boleh menggunakan fasilitas negara, kecu
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi mengingatkan hakim agar peka terhadap rasa keadilan masyarakat dan mengikuti perkembangan teknologi.
Baca SelengkapnyaIa menduga, wacana pemakzulan mungkin adalah taktik pengalihan isu atau refleksi kekhawatiran pendukung calon lain akan kekalahan.
Baca SelengkapnyaJokowi memiliki hak individu untuk mendukung paslon manapun.
Baca SelengkapnyaJokowi akhirnya mengungkap sosok pengganti Mahfud MD untuk mengisi jabatan Menko Polhukam.
Baca SelengkapnyaCalon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menegaskan bahwa Joko Widodo atau Jokowi bekerja keras dalam menjalankan tugas sebagai Presiden Indonesia.
Baca SelengkapnyaPertemuan itu membahas terkait program pemerintah saat ini supaya bisa dilanjutkan oleh presiden terpilih agar terjadi kesinambungan pembangunan.
Baca Selengkapnya