Miris, Malaysia lebih peduli dengan budaya Indonesia
Merdeka.com - Rencana pemerintah Malaysia memasukkan tari tor-tor dan kesenian gordang sembilan dalam warisan budaya nasionalnya tak selalu dipandang negatif. Etnomusikolog dari Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (USU), Irwansyah Harahap, justru menilai kebijakan itu positif.
"Berarti Pemerintah Malaysia menganggap kebudayaan masyarakat Mandailing ini penting. Ini juga bentuk penghargaan Pemerintah Malaysia terhadap masyarakat Mandailing yang tinggal di negara itu," kata Irwansyah saat dihubungi merdeka.com, Minggu (17/6).
Seperti diberitakan, saat gathering masyarakat Mandailing di Malaysia, Menteri Penerangan Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia, Datuk Seri Dr Rais Yatim, seperti dilansir Bernama, menyatakan mereka akan mendaftarkan tarian tor-tor dan gordang sembilan dalam warisan budaya nasional. Kedua kesenian itu akan didaftarkan dalam Seksyen 67 sebagai Akta Warisan Kebangsaan 2005.
Menurut Irwansyah, kebudayaan adalah hak asasi semua orang, di mana pun dia berada. Jadi, tak salah jika masyarakat Mandailing yang tinggal di Malaysia menjalankan budayanya.
"Budaya kan sebetulnya hak semua orang. Itu hak semua orang untuk melakukannya. Kan banyak orang Mandailing di sana (Malaysia), mereka berhak berkebudayaan. Sama seperti masyarakat Jawa di Suriname, kan tidak boleh dilarang memainkan wayang atau berbahasa Jawa. Sama juga seperti masyarakat Tionghoa di sini, itu juga harus dihargai," bebernya.
Dia menambahkan, dimasukkannya tor-tor dan gordang sembilan sebagai warisan budaya Malaysia, hanya pengakuan legal. Tak akan ada yang memungkiri, termasuk Malaysia sendiri, bahwa kebudayaan itu berasal dari Tapanuli, Sumatera Utara, Indonesia.
Lebih jauh lagi, Irwansyah justru menyalahkan pemerintah Indonesia yang kurang menghargai kebudayaan bangsa sendiri. Kebijakan Malaysia ini seharusnya menjadi bahan introspeksi.
"Selama ini pemerintah belum menganggapnya penting, berbeda dengan perlakuan Malaysia yang menjadikannya warisan budaya, berarti mereka menganggap penting dan menghargainya. Masalah seperti ini selalu ditanggapi negatif, ke depan mari kita berpikir lebih rasional," sindir Irwansyah.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kudapan favorit masyarakat Palembang ini tak jauh berbeda dengan kue jala khas India. Perbedaannya ada pada kuah kari yang cenderung encer.
Baca SelengkapnyaPihak cenderung menolak praktik budaya dan kearifan lokal seringkali belum memahami agama dengan komprehensif.
Baca SelengkapnyaTurki merupakan salah satu negara yang masyarakatnya mayoritas muslim. Tradisi mudik di Turki untuk merayakan Idul Fitri yang biasa disebut 'Seker Bayram'.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tradisi Islam yang satu ini masih terus dilestarikan sampai sekarang dan sudah menjadi bagian dari kebanggaan masyarakat Padang Pariaman.
Baca SelengkapnyaMitos telinga berdenging dalam primbon Jawa mencerminkan suatu kepercayaan tradisional yang melekat dalam masyarakat Jawa.
Baca SelengkapnyaPerbedaan pilihan saat Pemilu lalu seharusnya bisa disikapi dengan bijak. Sudah saatnya semua pihak ikut menjaga situasi tetap tenang terlebih di bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaDiskriminasi sosial adalah suatu sikap membedakan secara sengaja terhadap orang atau golongan yang berhubungan latar belakang tertentu.
Baca SelengkapnyaMasyarakat menyematkan penutup kepala tanjak kepada Mahfud yang merupakan simbol penerimaan sebagai keluarga besar adat Melayu.
Baca SelengkapnyaTradisi ini telah menjadi fenomena sosial yang besar di Indonesia, di mana jutaan orang memilih untuk meninggalkan kota.
Baca Selengkapnya