Menutup rapat rekam medis Setya Novanto
Merdeka.com - Meme saat Ketua DPR Setya Novanto dirawat di Rumah Sakit Premier Jatinegara, bermunculan di media sosial. Banyak kalangan meragukan jika politikus Golkar itu benar-benar sakit.
Setelah tak lagi dirawat, Setnov melaporkan 32 pemilik akun media sosial facebook, twitter, dan instagram ke Bareskrim Polri dengan tuduhan pencemaran nama baik dan penghinaan melalui media sosial. Dyaan Kemala Arrizzqi ditangkap Bareskrim Polri karena dianggap menyebar meme Setnov.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai, meme Setnov yang tersebar di media sosial bukan bentuk penghinaan dan pencemaran nama baik. Menurutnya, itu hanya sekadar karikatur.
Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini menegaskan, jika Setnov tetap mempersoalkan penyebaran meme tersebut, maka sebaiknya dokter RS Premiere Jatinegara angkat bicara. Sebab, meme yang beredar adalah foto Setnov saat dirawat di RS Premiere Jatinegara.
"Yang paling pokok di sini ialah sebenarnya kasus ini harus ada penjelasan dari dokter. Iya, itu yang paling pokok. Harus dokter menjelaskan bahwa dia memang sakit," jelasnya.
Kepala Humas RS Premier Jatinegara, Sukendar menyampaikan pihaknya menghargai apa yang disampaikan oleh JK. Namun, ujar Sukendar, kerahasiaan medis seorang pasien merupakan pedoman mutlak bagi setiap rumah sakit. Hal itu mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis.
"Intinya kami dari tim dokter, manajemen harus melindungi informasi pasien. Baik itu pasien rawat inap, jalan, harus dijunjung tinggi," katanya, Rabu (8/11).
Dia menambahkan, meski adanya surat permohonan untuk membuka rekam medis, izin serta persetujuan pasien tetap menjadi prioritas atas publikasi tersebut. Oleh sebab itu, Sukendar menegaskan dalam rapat yang dihadiri oleh tim dokter yang menangani Setnov serta manajemen rumah sakit memutuskan menutup rapat rekam medis tersebut.
"Dalam diskusi kami menyimpulkan ikuti pemerintah ada undang-undang yang melarang bahwa rahasia medis itu milik pasien, kalau mau dibongkar harus ada persetujuan pasien tidak boleh dibuka tanpa persetujuan pasien," tegasnya.
Kuasa hukum Setnov, Frederich Yunadi menduga bahwa pelaku penyebar meme kliennya di sosial media berasal dari kader salah satu partai politik.
"Ini dari pada anggota partai tertentu. Saya enggak tahu tanya penyidik karena terus terang kami tidak berwenang," kata Frederic di Bareskrim Mabes Polri, Jalan Raya Jati Baru, Rabu (1/11).
Frederic belum bisa memastikan terkait motif yang dilakukan oleh pelaku. Namun dia menduga pasti ada tujuan tertentu dari pembuatan dan penyebaran meme tersebut.
"Kami belum tahu kami tidak bisa mengatakan ada atau tidak. Tetapi secara logika umum seseorang kalau melakukan suatu pencemaran nama baik, kan dengan sendirinya ada satu tujuan atau dibayar," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekjen PDIP Sindir Kapolri: Suara-Suara Rakyat Harapkan Polri Netral Tak Dukung Paslon Tertentu
Sekjen PDIP mengingatkan Kapolri banyak suara dari rakyat yang juga berharap agar Polri tetap netral di Pemilu 2024 ini.
Baca SelengkapnyaGolkar Minta Jatah 5 Menteri di Kabinet Prabowo, Begini Respons Santai Gibran
Airlangga Hartarto terang-terangan meminta jatah 5 kursi menteri jika Prabowo-Gibran menang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaRespons Istana Soal Kabar Jokowi Jadi Kader Sejak Tahun 1997 dan Ketum Golkar
Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menyebut, desas-desas Jokowi akan menjadi ketum parpol sudah lama digulirkan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kini jadi Jenderal Bintang 4, Begini Detik-Detik Prabowo Subianto Dicopot dari Jabatannya Tahun 1998 'Tersenyum Legowo'
Momen Prabowo saat dicopot dari jabatannya di tubuh militer kembali jadi sorotan.
Baca SelengkapnyaGibran Jawab Isu Dirinya dan Jokowi Bergabung ke Golkar
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto merespons baik terkait kemungkinan Presiden Jokowi masuk ke partainya.
Baca SelengkapnyaGanjar Tak Kaget Maruarar Sirait Keluar PDIP & Ikut Jokowi: Pas Debat Capres Anaknya di Kelompok Sebelah
Ganjar tak mempermasalahkan sikap politik Maruarar yang berubah.
Baca SelengkapnyaPPP Nantikan Momen Megawati dan Jokowi 'Bersatu' di Puncak Harlah
Peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-51 akan digelar di Gelanggang Olahraga (GOR) Sudiang Makassar.
Baca SelengkapnyaBlak-blakan Ridwan Hisjam soal Jokowi Kader Golkar Sejak 1997, Bikin KTA Tak Susah
Lazimnya, seorang kader yang tergabung di sebuah partai pastinya memiliki kartu tanda anggota (KTA) untuk memastikan dia adalah kader yang sah.
Baca SelengkapnyaIstana Jawab Keanggotaan Jokowi di PDIP Usai Maruarar Mundur: Jangan Dihubung-hubungkan dengan Presiden
Maruarar Sirait mengatakan langkah politiknya mengikuti Joko Widodo
Baca Selengkapnya