Menteri Yuddy dikukuhkan sebagai Guru Besar Universitas Nasional
Merdeka.com - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Prof. Dr. Yuddy Chrisnandi, S.E., M.E dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pembangunan Ekonomi Industri dan Kebijakan Publik pada program Pascasarjana Universitas Nasional (Unas).
Dalam pidatonya Yuddy mengatakan, meskipun Indonesia telah memiliki berbagai jenis industri, perlu rasionalitas dalam mengembangkannya. Sebab itu, pemerintah dalam hal ini perlu menyatukan kesepakatan tentang rencana pembangunan ekonomi industri masa depan.
"Dalam hal ini perlu dilakukan political engineering pembangunan ekonomi industri yang berorientasi jangka panjang, dengan inisiatif pemimpin tertinggi pemerintahan untuk mengajak para pemimpin politik dan pemimpin pemerintahan lainnya membuat kesepakatan," kata Yuddy di Universitas Nasional, Jakarta, Sabtu (23/5).
Bagaimana pun juga, kata Yuddy, political engineeering diperlukan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang kuat dan terhormat di tengah pergaulan antarbangsa di dunia, dan memberikan kemakmuran seluas-luasnya bagi rakyat Indonesia.
Kendati demikian, Yuddy mengungkapkan, industri yang dikembangkan bukan untuk mengejar ketertinggalan atau bertarung dengan negara-negara industri raksaksa dunia seperti Jepang, Amerika, Jerman, Canada, dan sebagainya.
"Namun Indonesia harus mengambil keputusan untuk mengembangkan industri yang memiliki keunggulan komparatif. Industri ini harus bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, peningkatan daya beli rakyat, perluasan lapangan kerja, keterlibatan penduduk dalam kegiatan ekonomi yang luas untuk menghasilkan devisa nasional sebesar-besarnya sebagai modal pembangunan yang berkelanjutan," terangnya.
Pantauan merdeka.com, pengukuhan gelar Guru Besar Yuddy dihadiri banyak pejabat negara, Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla beserta beserta Ibu Hj Mufidah Jusuf Kalla, Ketua DPR Setya Novanto, Menaker Hanif Dakhiri, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Menteri Menko Polhukam Tedjo Edhi dan beberapa elite partai.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Unair Memanggil, Guru Besar dan Akademisi Minta Jokowi Hentikan Politik Kekeluargaan
Saat akan mengakhiri pemerintahannya, Presiden bisa mengambil sikap yang tidak menodai prinsip-prinsip utama.
Baca SelengkapnyaGuru Besar sampai Civitas Undip Bergerak, Kecewa dengan Sikap Jokowi di Pemilu 2024
Terkait aksi ini memang tidak dihadiri Rektor Undip Prof Dr Yos Johan Utama, namun aksi tetap berjalan.
Baca SelengkapnyaGus Yahya Sebut Pembangunan Universitas NU Yogyakarta Dimulai dari Visi Jokowi
"Saya akui ini dimulai dari visi pribadi Presiden Joko Widodo,” kata Gus Yahya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jusuf Kalla Ungkap Pemerintah Beli Alutsista Bekas Umur 25 Tahun Harganya Rp1 Triliun
Anies Baswedan bilang pembelian alutsista harus berdasarkan kebutuhan terkini bukan karena selera dari Menteri Pertahanan.
Baca SelengkapnyaGuru di Kupang Dituduh Cabuli 4 Siswa dalam Kelas dan Perpustakaan 3 Hari Berturut-turut
Seorang guru SD swasta di Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, NTT, DOS (56) dilaporkan ke Polres Kupang, karena diduga mencabuli empat siswanya.
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla Ingatkan Pemimpin Jangan Emosional: Urusan Bangsa Ini Banyak, Pikiran Harus Tenang
Jusuf Kalla mengatakan, pemimpin harus memiliki gagasan dan bersikap tenang dalam memimpin bangsa Indonesia.
Baca SelengkapnyaJK: Siapa pun Pemerintah Selanjutnya Hadapi Tantangan Berat
Wapres ke-10 dan 12, Jusuf Kalla atau JK memperkirakan, siapa pun yang menggantikan Jokowi akan menghadapi tantangan berat.
Baca SelengkapnyaUniversitas Pancasila Gelar Pemilihan Rektor di Tengah Kasus Dugaan Pelecehan
Setidaknya sudah ada 16 nama terjaring sebagai bakal calon Rektor Universitas Pancasila.
Baca SelengkapnyaRektor Universitas Pancasila Mangkir Hari Ini, Pemeriksaan Dijadwalkan Ulang 29 Februari
ETH meminta penundaan pemeriksaan hingga Kamis, 29 Februari
Baca Selengkapnya