Menteri Susi: Silakan Teluk Benoa direklamasi asal sesuai kajian
Merdeka.com - Bicara Reklamasi Teluk Benoa, perlu atau tidak, semua tergantung pada kebutuhan. Jika teluk Benoa harus di reklamasi, harus menjamin lebih baik dari yang sudah ada. Namun, harus tetap dikaji dan jangan dilihat untung rugi. Demikian kata Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti, menyikapi pro kontra reklamasi teluk Benoa.
"Kita mau Bali ini jauh lebih baik atau cukup baik. Pro kontra akan adanya teluk benoa itu biasa. Terpenting, apakah ini dipandang perlu dilakukan atau tidak. Jika inginkan lebih baik, saya rasa tanpa direklamasi pun Bali sudah lebih baik," ujar Susi usai membuka Konferensi Tuna Internasional, Kamis (20/11) di Kuta.
Soal pro kontra itu, Menteri Susi melakukan imbauan supaya Gubernur, Bupati dan Wali Kota melakukan pelestarian laut Indonesia. "Jauh lebih baik adalah bagaimana kita melakukan pelestarian dalam menjaga keindahan," singgungnya.
Lanjut Susi, apabila reklamasi memang harus dilakukan di Bali, maka kata Susi lahan seluas 700 hektare itu akan dicobanya untuk dianalisis dan mengassasment tatanan environmentnya. Karena, pembangunan di sebuah teluk atau delta berdampak akan banyak hal, seperti halnya, menjadi tempat buangan. Sehingga reklamasi itu ialah reklamasi tanah atau sampah.
"Kalau hanya tempat pembuangan sampah atau proyek properti, maka mesti mempertimbangkan keuntungan dan kerugian," tegasnya.
"Namun, jauh dari itu, kita tidak boleh bicara untung rugi, tapi yang perlu dipertimbangkan adalah bisa bikin lebih baik bagi lingkungan," imbuhnya.
Reklamasi itu, tegas Susi harus hati-hati sekali. Sebab, kata dia, akan ada perubahan kontur, perspektif harus selalu deep study dan assesment mesti what if what. "Silakan saja reklamasi asal itu sudah dilakukan. dengan benar dan sesuai dengan kajian," sarannya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies Bakal Hentikan Ekspor Pasir Laut
Kebijakan untuk pengelolaan kelautan juga perlu keterhubungan antar pulau pelabuhan dengan infrastruktur darat.
Baca SelengkapnyaSisi Lain Suku Bajo di Kepulauan Togean, Menyelam di Laut hingga Kedalaman 70 Meter dengan Satu Tarikan Napas
Dulu nenek moyang mereka hidup nomaden di atas perahu.
Baca SelengkapnyaSehari Setelah Dilantik, AHY Langsung Blusukan ke Manado Temui Warga untuk Berikan Sertifikat Tanah
Momen AHY blusukan ke Manado, satu hari setelah dilantik jadi Menteri ATR/BPN.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Di Sulteng, Jokowi Apresiasi Gebrakan Mentan Lakukan Percepatan Tanam Padi
Luas hamparan panen di Desa Pandere, Kecamatan Gumbasa seluas 266 hektar.
Baca SelengkapnyaMenelusuri Jejak Kerajaan Aru, Penguasa Perairan di Sumatra Terkenal dengan Negeri Perompak
Kerajaan ini memiliki kekayaan alam dan tanah yang subur serta dikenal sebagai penguasa perairan di bagian utara Selat Malaka.
Baca SelengkapnyaPeneliti Temukan Kota di Bawah Laut Berarus Deras, Diduga Peninggalan Peradaban Kuno Berusia 9.500 Tahun
Usia kota kuno ini menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan.
Baca SelengkapnyaSosok Teungku Muhammad Daud Beureueh, Gubernur Militer yang Jadi Pemimpin Pemberontakan DI/TII di Aceh
Beureueh yang tersemat di namanya itu diambil dari nama sebuah kampung Beureueh yang menjadi tanah kelahirannya.
Baca SelengkapnyaMengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak
Salah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.
Baca SelengkapnyaKeluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Baca Selengkapnya