Menteri Rusia Beri Pesan ke Warganya di Bali: Patuhi Aturan, Jika Melanggar Ditindak
Merdeka.com - Menteri Kehakiman Rusia Konstantin Anatolievich Chuychenko menanggapi banyaknya warga Rusia berlibur ke Bali untuk mengindari wajib militer di Rusia. Pihaknya menyebutkan Bali bukan destinasi utama bagi warga Rusia dan saat ini warga Rusia yang berada di Indonesia mencapai 70 ribu orang.
"Saya tidak bisa bilang Bali salah satu destinasi utama. Karena sebelum Covid-19 ada lebih dari 150 ribu orang dan sekarang 70 ribu orang (di Indonesia). Kami lihat jumlahnya justru turun dari sebelum Covid-19," kata dia saat konferensi pers di Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (31/3).
"Persahabatan antara dua negara, kami mengharapkan bisa melakukan segalanya untuk meningkatkan jumlah turis bisa kembali seperti dulu," imbuhnya.
Dia berpesan kepada warga Rusia yang berlibur di Indonesia, khususnya Bali untuk menaati aturan. Bila melakukan pelanggaran, dia meminta warga Rusia bisa ditindak sesuai aturan yang berlaku di Indonesia.
"Kami yakin bahwa warga kami yang datang ke Indonesia punya rasa kewajiban untuk menaati hukum di Indonesia. Jadi kalau mereka melanggar, mereka harus ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia, tidak peduli dari negara mana pun," ujarnya.
Diketahui, Pariwisata Bali sedang menjadi sorotan luas. Bukan karena alamnya, namun ulah para pelancong luar negeri. Hampir setiap hari selalu muncul kasus-kasus pelanggaran.
Banyak para turis asing ini bikin onar, beraktivitas tanpa menaati aturan. Misalnya saja mereka mengendarai sepeda motor tanpa kelengkapan surat dan helm, ugal-ugalan, membuat KTP palsu, menyalahgunakan izin tinggal hingga bekerja dan berbisnis secara ilegal.
Gubernur Wayan Koster menegaskan upaya 'bersih-bersih' Bali dari bule bermasalah. Namun, dia mengakui hal tersebut harus dilakukan secara hati-hati dan tidak bisa terburu-buru.
"Semuanya kita lakukan secara berhati-hati, agar tidak kontraproduktif dengan upaya kita untuk memulihkan pariwisata dan perekonomian Bali," kata Koster di Bali.
Selanjutnya, Wayan Koster berencana akan mencabut Visa On Arrival (VoA) kepada Rusia dan Ukraina.
"Mengenai tindakan yang lain, saya sudah bersurat kepada bapak Manteri Menkum HAM dan ditembuskan kepada Ibu Menlu untuk mencabut Visa on Arrival bagi warga Rusia dan Ukraina yang ingin ke Bali," tegasnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Petugas Imigrasi mendeportasi WN Rusia berinisial DL (36). Dia diketahui melakukan penggelapan pajak skala besar di negaranya lalu sembunyi di Bali.
Baca SelengkapnyaSeorang pria WN Rusia, LK (51) ditangkap petugas Kantor Imigrasi Kelas II TPI Singaraja, Bali, karena kerap bikin onar dan meresahkan masyarakat.
Baca SelengkapnyaPungutan Rp150 ribu ke turis asing akan diberlakukan di seluruh pintu masuk Pulau Bali.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dengan pungutan wisman itu, Pemprov Bali memiliki ruang fiskal termasuk untuk membenahi daya tarik wisata, infrastruktur, jalan hingga promosi pariwisata.
Baca SelengkapnyaAlasan Pemprov Bali memberlakukan pungutan bagi wisman senilai Rp150.000, lantaran Pemprovnya merasa tidak mendapatkan pemasukan.
Baca SelengkapnyaPungutan sebesar Rp150.000 bagi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali akan digunakan utamanya untuk menangani permasalahan sampah.
Baca SelengkapnyaSejumlah aturan telah ditetapkan demi berlangsungnya perayaan Nyepi secara sakral di Pulau Bali.
Baca SelengkapnyaBawaslu Bali menyatakan laporan Tim Hukum Nasional AMIN tidak memenuhi syarat materiil.
Baca SelengkapnyaTimnas AMIN menduga ada kecurangan penggelembungan suara yang dilakukan oleh paslon lainnya di Bali
Baca Selengkapnya