Mensos sebut anak yatim Rohingya masuk ponpes, bukan untuk adopsi
Merdeka.com - Sekitar 200 pondok pesantren (ponpes), dikabarkan telah mengajukan permintaan kepada Kementerian Sosial (Kemensos), agar bisa merawat dan mendidik anak-anak yatim piatu dari pengungsi Rohingya. Hal itu dibenarkan oleh Menteri Sosial RI, Khofifah Indar Parawansa dalam kunjungan kerja di Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
"Betul, sudah ada permintaan kepada Kemensos dari 200 ponpes agar bisa merawat dan mendidik anak-anak yatim dari pengungsi Rohingya," ujar Khofifah dalam pesan tertulisnya, Rabu (3/6).
Bahkan Khofifah mengaku jika di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, terdapat sekitar 300 lebih ponpes yang sudah menyatakan kesiapan mereka untuk merawat dan mendidik anak-anak yatim Rohingya tersebut. "Saya baca di media, ada 300 ponpes yang siap merawat dan mendidik mereka. Tapi yang terkonfirmasi ke saya sudah 200 ponpes. Tentunya, menggunakan dana ponpes sendiri atau free of charge dan dipastikan bukan dari APBN," ujarnya.
Khofifah menambahkan, pemerintah melalui pihaknya telah menyiapkan Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) guna memastikan jika mereka akan dirawat dan dididik oleh lembaga seperti ponpes. Dirinya juga menegaskan jika anak-anak yatim Rohingya itu bukan untuk diadopsi.
"Kemensos memastikan anak-anak yatim pengungsi Rohingya itu dirawat dan didik oleh lembaga seperti ponpes. Jadi, sama sekali bukan untuk diadopsi," tandasnya.
Proses identifikasi juga akan dilakukan pihak Kemensos, untuk mendata dan memastikan pengungsi Rohingya lainnya, yang sebelumnya juga telah berpisah karena harus bekerja menjadi buruh migran, sebelum eksodus mereka dari Rohingya yang terjadi akhir-akhir ini.
Selain itu, Khofifah juga mengatakan jika penanganan yang dilakukan pemerintah adalah dengan pendekatan resettlement dan relokasi, serta memberikan perlindungan dan pelayanan sosial setahun penuh.
"Pada posisi demikian, pemerintah melakukan penanganan dengan pendekatan reunifikasi di antara keluarga yang terpisah tersebut," ujar Khofifah.
"Saya kira di tempat pengungsian saat ini cukup representatif. Jika, dibandingkan dengan tempat standar di lokasi pengungsian lainnya," tandasnya.
(mdk/rep)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Jika tidak memilih AMIN saya meragukan ke-NU-annya," kata Cak Imin.
Baca SelengkapnyaMPU Aceh menyebut isu berkaitan etnis Rohingya yang beredar di media sosial belum tentu benar.
Baca SelengkapnyaSatu keluarga berjumlah enam orang yang merupakan pengungsi Rohingya mendatangi Kantor Disdukcapil Makassar untuk mengajukan pembuatan KK dan KTP.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hingga saat ini ratusan pengungsi Rohingya masih berada di pesisir Kuala Parek.
Baca SelengkapnyaPernyataan ini mengklarifikasi plintiran di medsos soal ibu melahirkan anak yang akhlaknya buruk.
Baca SelengkapnyaPolisi menetapkan dua tersangka baru dalam kasus dugaan penyelundupan manusia etnis Rohingya ke Aceh. Dua tersangka itu berinisial MAH (22) dan HB (53).
Baca SelengkapnyaPermasalahan etnis Rohingnya memilki persoalan dari perdagangan manusia hingga diplomasi.
Baca SelengkapnyaArief mengaku, dirinya telah mendapat penugasan dari pemerintah dalam rapat terbatas untuk tetap menyalurkan bansos pangan.
Baca SelengkapnyaCak Imin mempertanyakan ke-NU-an Khofifah karena lebih memilih mendukung Prabowo-Gibran dari pada pasangan AMIN.
Baca Selengkapnya