Menko PMK Khawatirkan Tingginya Kasus TBC Berisiko Tulari Anak-anak
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengungkapkan kekhawatirannya terhadap tingginya kasus tuberkulosis (penyakit paru-paru akibat kuman Mycobacterium tuberculosis) di Indonesia yang berisiko tinggi menulari anak-anak.
“Tingginya kasus TBC di Indonesia ini membuat posisi anak-anak juga berisiko tertular. Terhadap anak-anak, penyakit TBC bisa menyebabkan anak gagal tumbuh, malayse kronis, bahkan kematian,” kata Muhadjir dalam acara Sosialisasi Percepatan Penurunan Stunting dan Penanggulangan Tuberkulosis yang diikuti melalui Youtube Kemenko Official secara daring di Jakarta, Selasa (28/9).
Muhadjir menegaskan hal tersebut perlu mendapatkan perhatian, karena penyakit tuberkulosis (TBC) tidak memiliki tingkat kecepatan seperti COVID-19 yang dapat mudah membuat orang curiga serta mudah dideteksi, tetapi gejalanya tidak dapat diremehkan.
Ia mengatakan sering ditemukan pada keluarga golongan bawah menganggap penyakit tersebut bukan permasalahan serius, sehingga tidak melakukan pencegahan sejak dini bagi anak-anak mereka.
“Sering dalam keluarga, terutama yang tidak mampu itu menganggap remeh, misalnya walaupun ibunya atau ayahnya menderita TBC, anak-anaknya tetap berada bersama-sama tanpa ada pencegahan sejak dini untuk mereka,” ujar dia.
Sedangkan kasus kematian akibat TBC pada anak-anak, paling tinggi terjadi pada kelompok umur anak usia balita.
Menurut dia, terdapat lima kelompok anak yang lebih berisiko mengidap penyakit tersebut, yakni anak tinggal dengan penderita TBC, anak dengan status gizi buruk, anak pada usia balita, dan anak belum divaksin BCG, serta anak yang menderita HIV.
Ia berharap dengan mengetahui kondisi TBC pada anak-anak di Indonesia, seluruh pihak dapat benar-benar memperhatikan setiap kasus tuberkulosis yang tidak hanya berfokus pada penderita saja, tetapi juga kontak erat dengan orang lain.
“Dengan melihat kenyataan itu, kita harus betul-betul memperhatikan setiap kasus TBC ini tidak hanya berfokus kepada penderita, juga kontak erat atau pergaulan erat dengan si penderita juga harus segera diamankan, kalau tidak, bahaya TBC ini jauh lebih buruk dibanding COVID-19,” kata dia.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenali Kelompok Rentan TBC dan Cara Mencegah Penularannya
Kelompok rentan TBC, yaitu orang-orang yang memiliki risiko tinggi untuk terinfeksi penyakit ini.
Baca SelengkapnyaBisa Sebabkan Masalah dan Penyakit, Ketahui 8 Bagian Tubuh yang Tak Boleh Disentuh Sembarangan
Sejumlah bagian tubuh ternyata tidak boleh kita sentuh sembarangan, terutama dengan kondisi tangan yang belum steril.
Baca SelengkapnyaBegini Cara Agar Anak Tak Gampang Sakit di Musim Hujan, Orangtua Wajib Tahu
Di musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tampang Kakak-Adik Pembunuh Pasutri di Ruko Kebayoran Lama
Kedua tersangka diduga sudah lama merencanakan aksinya.
Baca SelengkapnyaPBB: 2023 Jadi Tahun Penderitaan, Banyak Orang Tertindas Kemiskinan dan Kelaparan
Kata Gueters, orang-orang semakin tertindas akibat meningkatnya kemiskinan dan kelaparan.
Baca SelengkapnyaGeger Puluhan Ekor Ternak Babi di Sikka Mati Mendadak, Ternyata Ini Penyebabnya
situasi penyakit hewan terkini mengindikasikan peningkatan jumlah ternak babi yang sakit dan mati di Kecamatan tersebut.
Baca SelengkapnyaPenyakit Menular yang Umum Menyerang Anak, Ketahui Cara Mencegahnya
Penyakit menular disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang dapat menyebar dari satu orang ke lainnya, termasuk anak-anak.
Baca SelengkapnyaPenyakit Musim Hujan pada Bayi, Perlu Diwaspadai Orang Tua
Pada masa ini, risiko penyakit pada bayi meningkat, memerlukan perhatian khusus dalam hal pencegahan dan perawatan.
Baca SelengkapnyaIbu Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Benturkan Kepala ke Tembok Rutan, Mengaku Nabi & Bicara Kiamat
Atas rekomendasi dokter, ibu muda rekomendasi dokter, ibu muda itu membutuhkan perawatan sekitar dua minggu.
Baca Selengkapnya