Mengintip bencana Aceh 2004 di Museum Tsunami

Merdeka.com - Museum Tsunami Aceh adalah museum yang didirikan di Banda Aceh,untuk mengenang gempa dan tsunami 2004. Museum itu sengaja dibangun untuk mengenang bencana besar yang menewaskan lebih dari 160 ribu jiwa.

Museum rancangan Ridwan Kamil ini didirikan pada tahun 2007 dan diresmikan pada tahun 2008 silam.

Pantauan merdeka.com, Sabtu (14/4) museum tiga lantai ini, di tembok pintu masuknya terdapat ukiran Provinsi Nangroe Aceh Darussalam dengan warna emas.

Menuju lantai 2 yang merupakan tempat paling memilukan karena menggambarkan suasana betapa tragisnya peristiwa 2004 silam yaitu terdapat ruangan dengan nama lorong tsunami. Lorong ini memiliki lebar jalan sekitar 1,5 meter dan tinggi 10 meter. Pengunjung akan berjalan menurun seperti gua dengan sebelah kiri dan kanan air turun deras dari atas. Selain itu, akan terdengar suara orang shalawat dan mengaji yang menambah pilu suasana.

Setelah melewati lorong Tsunami, ada sebuah ruangan yang berbentuk lingkaran dan menjulang ke atas setinggi 100 meter dengan sekeliling tembok tercantum nama-nama korban tsunami dari bawah hingga bagian paling atas ruangan.

Selain itu di lantai dua ada galeri foto yang menggambarkan suasana saat pra tsunami, tsunami dan pasca tsunami. Di foto-foto tersebut tampak jelas betapa dahsyatnya tsunami saat 2004 silam.

Di lantai tiga sendiri terdapat ruang pendidikan yang isinya terdapat kotak ukuran 3x3 untuk simulasi gempa, rumah model tata ruang pantai rawan tsunami, endapan paleo tsunami, alat peraga tsunami dan ruang audio visual.