Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal pasukan Kostrad yang tembak mati teroris diduga Santoso

Mengenal pasukan Kostrad yang tembak mati teroris diduga Santoso Latihan bersama Kostrad dan US Army. ©handout/Penkostrad

Merdeka.com - Setelah melakukan perburuan bertahun-tahun, Satuan Tugas (Satgas) Tinombala berhasil menembak mati dua pelaku teroris, salah satunya diduga Santoso alias Abu Wardah. Terduga Santoso tewas setelah dihujani tembakan balasan dari aparat keamanan, satu peluru tepat mengenai kepalanya.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayor Jenderal Tatang Sulaiman memastikan penembak mati dua teroris dari kelompok Santoso adalah prajurit Komando Strategis TNI Angkatan Darat (Kostrad). Prajurit Kostrad tersebut berasal dari Batalyon Infantri 515/Para Raider.

"Kontak tembak dari satuan tembak Batalyon Infantri 515 Kostrad, tim penembak masih belum jelas. Yang jelas tim satgas penugasan pengejaran Santoso, penembakan terjadi pada 17.00-17.30 waktu Poso dengan lima orang, dua meninggal salah satu cirinya berjenggot dan mempunyai tahi lalat yang cirinya dicurigai mirip Santoso," kata Tatang kepada wartawan di Jakarta, Senin (18/7).

Klaim tersebut juga dibenarkan oleh Kapolda Sulawesi Tengah, Brigjen Rudy Sufahriadi. Di mana penembak dua teroris tersebut merupakan anggota Batalyon 515/Para Raider, salah satunya diduga pemimpin Majelis Indonesia Timur (MIT) Abu Wardah alias Santoso di pegunungan desa Tambarana, Pesisir Utara Poso, Sulawesi Tengah.

Siapa Batalyon Infantri (Yonif) 515/Para Raider Kostrad?

Batalyon ini merupakan salah satu kesatuan di bawah komando Brigif 9/Daraka Yudha dari Divisi Infanteri 2/Kostrad. Sebelum tergabung bersama Kostrad, Yonif 515 merupakan satuan organik di bawah Kodam VIII/Brawijaya sebelum dialihkan ke Kostrad sesuai surat perintah Pangdam Brawijaya Nomor Sprin/416/III/1978.

Batalyon ini bermarkas di Tanggul, Jember, Jawa Timur. Sebelum menempati posisi ini, Yonif 515 beberapa kali pindah-pindah markas, mulai dari Lawang, Malang; Rambipuji, Jember dan baru menempati markas terakhir di Tanggul pada 1978. Sejak dibentuk, sudah 138 prajurit yang gugur di medan pertempuran.

Batalyon ini dibentuk setelah Badan Keamanan Rakyat di wilayah Probolinggo berdiri. Para anggotanya semula berasal dari Peta, Keigun, Pemuda Pelajar dan Pemuda Pejuang, dan Letkol Soedarsono ditunjuk sebagai komandan pertamanya pada 29 Agustus 1945 lalu.

Selang dua bulan, tepatnya 5 Oktober 1945 BKR kesatuan ini berganti nama menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), dan kembali berganti jadi Yon 4/TKR Resimen II Divisi 8, dengan berkekuatan 4 Kompi. Batalyon ini dipimpin Mayor H Katamsi, sedangkan Letkol Soedarsono ditunjuk menjadi Komandan Resimen II. Tak lama, Komandan Batalyon digantikan oleh Mayor Sunaryo.

Setahun berikutnya, Batalyon 4 diubah namanya menjadi Batalyon 138/Macan Kumbang Divisi 8, dan Kapten Abdul Syarif ditunjuk sebagai Komandan Batalyon. Pasukan ini beberapa kali terlibat pertempuran dengan Belanda, salah satunya merebut kembali Kota Surabaya yang sempat dikuasai NICA.

Dengan taktik gerilya, Yon 138/Macan Kumbang berhasil menghambat langkah Belanda menguasai Probolinggo, meski akhirnya terpaksa melepaskan kota tersebut pada 12 Juli 1947. Selama perang, pasukan ini menciptakan semboyan 'Rawe Rawe Rantas Malang Malang Putung' dan 'Patah Tumbuh Hilang Berganti'.

Agresi militer yang dilakukan Belanda sempat membuat batalyon ini dibubarkan. Setelah setahun menghilang, Batalyon ini kembali di organisasikan ulang dan melebur seluruh pasukan bersenjata di Probolinggu dengan berkekuatan empat kompi. Pada 12 Desember 1949 batalyon ini kembali diresmikan dan menyandang nama baru menjadi Batalyon 105/Macan Kumbang dengan Komandan Batalyon Kapten Abdul Syarif.

Setelah penyerahan kedaulatan, Batalyon ini kembali berubah nama menjadi Batalyon 134, dan akhirnya menjadi Batalyon Infanteri 515/Ugra Tapa Yudha. Seiring dengan peningkatan kemampuan para prajurit, nama batalyon ini kembali diubah menjadi Yonif 515/Raider

Sama dengan satuan TNI lainnya, pasukan ini telah makan asam garam medan pertempuran, mulai dari perang kemerdekaan, penumpasan pemberontakan, perang di Timor Portugis hingga Aceh.

(mdk/tyo)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kerap Jadi Kambing Hitam, Benarkah Kacang Mete Bisa Jadi Pemicu Naiknya Asam Urat?

Kerap Jadi Kambing Hitam, Benarkah Kacang Mete Bisa Jadi Pemicu Naiknya Asam Urat?

Orang yang menderita penyakit asam urat biasanya perlu mengurangi asupan makanan yang mengandung tinggi purin agar dapat mencegah kambuhnya asam urat.

Baca Selengkapnya
Kenali Apa Itu Sindrom Nasi Goreng dan Dampaknya pada Kesehatan Tubuh Kita

Kenali Apa Itu Sindrom Nasi Goreng dan Dampaknya pada Kesehatan Tubuh Kita

Sindrom nasi goreng merupakan salah satu istilah yang digunakan untuk menyebut masalah keracunan makanan. Kenali penyebab dan cara menagtasinya.

Baca Selengkapnya
Mencicipi Nikmatnya Toge Goreng, Kuliner Khas Bogor yang Ternyata Masaknya Direbus Bukan Digoreng

Mencicipi Nikmatnya Toge Goreng, Kuliner Khas Bogor yang Ternyata Masaknya Direbus Bukan Digoreng

Akhirnya terpecahkan, begini asal usul nama toge goreng padahal masaknya direbus.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
7 Penyebab Asam Lambung Naik Setelah Makan dan Cara Mengatasinya

7 Penyebab Asam Lambung Naik Setelah Makan dan Cara Mengatasinya

Lambung yang dibiarkan kosong dalam waktu yang lama akan terisi oleh cairan asam lambung, hal ini memicu peradangan dan iritasi pada lambung dan usus.

Baca Selengkapnya
Penjahat Tak Berkutik Usai 'Didor', Tiba di Kantor Polisi Malah Disuapi Makan Anggota jadi Sorotan

Penjahat Tak Berkutik Usai 'Didor', Tiba di Kantor Polisi Malah Disuapi Makan Anggota jadi Sorotan

Begini jadinya seorang penjahat kasus kejahatan serius disuapi polisi usai ditembak kakinya.

Baca Selengkapnya
Diremehkan Mantan Suami & Diganggu Preman, Janda Cantik 2 Anak Nekat Jualan Bakso Gerobak Kini Omzetnya Rp100 Juta

Diremehkan Mantan Suami & Diganggu Preman, Janda Cantik 2 Anak Nekat Jualan Bakso Gerobak Kini Omzetnya Rp100 Juta

Sempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.

Baca Selengkapnya
Makan Terlalu Cepat dan Tergesa-gesa saat Sahur Bisa Timbulkan 7 Dampak Buruk Ini

Makan Terlalu Cepat dan Tergesa-gesa saat Sahur Bisa Timbulkan 7 Dampak Buruk Ini

Banyak orang makan secara tergesa-gesa baik saat sahur maupun berbuka. Hal ini ternyata bisa timbulkan dampak pada tubuh.

Baca Selengkapnya
4 Tanda Adanya Masalah Asam Lambung di Tubuh Kita yang Kerap Terabaikan

4 Tanda Adanya Masalah Asam Lambung di Tubuh Kita yang Kerap Terabaikan

Penting bagi kita untuk mengenali sejumlah gejala masalah asam lambung yang kerap terlewat dan tidak kita sadari.

Baca Selengkapnya
Tak Asal Dikupas, Begini Cara Makan Buah Salak yang Benar

Tak Asal Dikupas, Begini Cara Makan Buah Salak yang Benar

Salak adalah buah yang biasanya ditemukan di negara-negara tropis seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand

Baca Selengkapnya