Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengapa rakyat puas lihat begal dibakar?

Mengapa rakyat puas lihat begal dibakar? Gelar barang bukti kasus kriminal di Polda Metro Jaya. ©2015 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Pencurian motor dengan kekerasan atau tren disebut begal, belakangan semakin menunjukkan eksistensinya. Khusus di Jabodetabek, aksi mereka sudah benar-benar membuat warga resah.

Komplotan begal tak segan melukai bahkan membunuh korbannya. Senjata tajam jadi andalan melumpuhkan korban.

Kasus terbaru, kelompok begal beraksi di Pondok Aren pada Selasa dini hari kemarin. Saat akan melukai targetnya, korban melakukan perlawanan.

Salah satu dari empat pelaku terjatuh bersama sebilah samurai yang dipakai untuk melumpuhkan korban. Korban kemudian berteriak dan didengar warga sekitar.

Warga bergegas menuju asal suara. Dengan penuh marah, warga menghakimi pelaku hingga babak belur. Tak cukup sampai di situ, warga menyiram minyak dan membakar pelaku hingga wajahnya sulit dikenali lagi.

Polisi menyayangkan tindakan main hakim sendiri yang dilakukan warga. Tapi warga sendiri merasa puas karena aksi mereka benar-benar meresahkan dan merasa tak nyaman.

Pengamat Psikologi Forensik, Reza Indragiri, menjelaskan begal itu hanya istilah yang baru tren sekarang untuk menggambarkan komplotan pencurian motor dengan kekerasan. "Tapi sesungguhnya modus pencurian dengan kekerasan, penganiayaan, dan pembunuhan sudah lama terjadi. Hanya saja, keberadaan begal saat ini membuat kita terpukul karena yang mereka incar justru warga biasa, anak sekolah, bukan orang berada. Jadi menurut saya begal itu sudah biasa, masyarakat sudah lama berhadapan dengan masalah ini," terangnya, Jumat (27/2).

Menanggapi kepuasan warga setelah melihat pelaku begal dibakar, menurutnya juga bukan satu spesial. Di Indonesia, lanjutnya, sikap main hakim sendiri juga bukan fenomena baru.

"Justru itu menjadi bukti kurang dirasakannya kerja cepat kepolisian padahal kegelisahan masyarakat sudah merayap ke mana-mana. Jadi saya lihat keberanian warga membakar itu karena melihat hukum tidak hadir, polisi diskriminatif, terlambat, hukuman di pengadilan tak seberapa," jelasnya.

"Dengan hukum yang vakum atau disfungsi hukum, akhirnya mereka menggunakan cara sendiri untuk menciptakan kenyamanan dan ketertiban," tambahnya.

Dalam ilmu yang dia tekuni, aksi warga ini termasuk vigilantisme. Artinya, serangkaian tindakan sengaja dilakukan untuk menciptakan kepastian hukum, ketertiban, tapi dengan cara yang justru melanggar hukum itu sendiri "Meski membakar itu sanksi sosial yang brutal, tapi kita lihat sendiri bagaimana lambannya polisi, ketidakhadiran hukum sehingga tidak tercipta lingkungan yang kondusif sehingga memaksa mereka melakukan ketertiban dengan tindak pidana," ungkap pria berkacamata ini.

Dia juga mempertanyakan kenapa polisi begitu lamban bergerak padahal sudah serentetan kasus terjadi. Kejadian justru menimbulkan kecurigaan bisa jadi kerja polisi tak tetap sasaran, tak terbangun sistem tangga darurat, situasi kontemporer di internal, sehingga yang terjadi demoralisasi dan demotivasi," ujarnya curiga.

Sebagai solusi, dia menyarankan polisi tidak segan melakukan tembak di tempat sebagai jawaban dari ketakutan masyarakat. Selain itu membangun sistem respons darurat, seperti perbanyak CCTV dan aktifkan lagi nomor telepon darurat yang lama gak dibangun," saran pria yang juga dosen di Universitas Binus.

Selain itu dia juga menyarankan agar operasional kepolisian yang realistis mengingat kondisi dan lalulintas di kawasan Jakarta. "Jadi jangan perbanyak mobil patroli, tapi sepeda kayu, sepeda motor, dan sepatu roda," papar Reza.

(mdk/has)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Harga Beras Mahal, Emak-Emak Berdaster Geruduk Bawaslu Tuntut Dugaan Politisasi Bansos Diusut Tuntas

FOTO: Harga Beras Mahal, Emak-Emak Berdaster Geruduk Bawaslu Tuntut Dugaan Politisasi Bansos Diusut Tuntas

Mereka mengkritisi kenaikan harga bahan pokok, terutama beras, setelah pelaksanaan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
FOTO: Beras Makin Mahal, Ribuan Karung Bantuan Pangan Disalurkan untuk Warga Tanjung Priok

FOTO: Beras Makin Mahal, Ribuan Karung Bantuan Pangan Disalurkan untuk Warga Tanjung Priok

Penyaluran bantuan Cadangan Beras Pemerintah ini dilakukan untuk meringankan beban masyarakat di tengah kenaikan harga beras.

Baca Selengkapnya
Benar-Benar Durhaka, Ini Tampang Anak Tega Bunuh Ibunya Sendiri di Medan Lalu Dikuburkan di Belakang Rumah

Benar-Benar Durhaka, Ini Tampang Anak Tega Bunuh Ibunya Sendiri di Medan Lalu Dikuburkan di Belakang Rumah

Wen Pratama (33), warga Kota Medan, Sumatera Utara ditangkap polisi usai tega membunuh ibu kandungnya sendiri.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Beras Bulog Ditempel Stiker Prabowo-Gibran, Cak Imin: Memalukan Tak Punya Etika

Beras Bulog Ditempel Stiker Prabowo-Gibran, Cak Imin: Memalukan Tak Punya Etika

Beras Bulog Ditempel Stiker Prabowo-Gibran, Cak Imin: Memalukan Tak Punya Etika

Baca Selengkapnya
FOTO: Aksi Massa Geruduk Kantor Bawaslu Tolak Hasil Pemilu 2024 yang Dianggap Curang

FOTO: Aksi Massa Geruduk Kantor Bawaslu Tolak Hasil Pemilu 2024 yang Dianggap Curang

Dalam aksinya massa menuntut untuk menolak hasil Pemilu 2024 yang dianggap penuh kecurangan.

Baca Selengkapnya
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,

Baca Selengkapnya
Gejala Tahi Lalat Berbahaya dan Cara Mengatasinya, Perlu Diketahui

Gejala Tahi Lalat Berbahaya dan Cara Mengatasinya, Perlu Diketahui

Tahi lalat umum terjadi, namun bisa berubah menjadi kondisi berbahaya.

Baca Selengkapnya
Asal Usul Pelabuhan Merak Banten, Dulu Dipakai Belanda untuk Redam Pemberontakan Rakyat

Asal Usul Pelabuhan Merak Banten, Dulu Dipakai Belanda untuk Redam Pemberontakan Rakyat

Begini cerita awal pelabuhan Merak yng dipakai Belanda untuk meredam pemberontakan rakyat.

Baca Selengkapnya
Heboh Gundukan bak Gunung Baru Muncul Usai Gempa Bawean Jatim, Ini Penjelasan Ahli

Heboh Gundukan bak Gunung Baru Muncul Usai Gempa Bawean Jatim, Ini Penjelasan Ahli

Gundukan yang diduga gunung berapi itu beberapa kali diunggah di media sosial dan diberi nama Bledug Kramesan.

Baca Selengkapnya