Megawati Ungkap Ada yang Kumpulkan Uang dengan Berbagai Cara: Hati-Hati Kena KPK
Merdeka.com - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyinggung calon kepala desa yang berlomba-lomba mengumpulkan uang dengan cara apapun. Dia pun mengingatkan ada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang mengawasi.
"Jadi guyub di desa masing-masing, kepalanya itu juga, kamu juga yang jadi rakyat euh cape deh bener, kenapa? Oh sekarang orang yang mau jadi itu banyak ngumpulin uang, waduh dengan jalan segala macem," kata Megawati dalam acara Desa Bersatu di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (19/3).
Presiden ke-5 RI ini mengaku sudah tahu mengenai hal itu. Dia mewanti-wanti ada institusi yang akrab disebut tiga huruf alias KPK.
"'Ibu tahu nggak?' 'Tahu' 'Kenapa kok ibu diam?' 'Saya pengin lihat akhiran orang ini apa', nanti paling tidak, bisa kena tiga huruf, tahu enggak?" kata Megawati.
"Tahu," jawab hadirin.
"Apa itu?" tanya Megawati.
"KPK," jawab hadirin.
"Ya iya KPK, apa itu panjangnya? Ayo," tanya Megawati.
Megawati mengatakan bahwa dirinya sudah blak-blakan tentang ini. Dia mengingatkan untuk hati-hati.
"Nah iya, hati-hati, lo. Saya sudah ngomong lho terbuka, lho, banyak orang nggak berani ngomong kayak saya gini, lho, karena saya tahu apa yang akan diperbuat, karena diam-diam saya banyak yang nyayangin saya, lho," ujarnya.
"Jadi mereka mau, lo, jadi mata saya, telinga saya, kalau lihatin orang itu, itu kayaknya enggak bener, diem aja ya, nah," kata Megawati.
(mdk/tin)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dewas KPK menyatakan 12 pegawai KPK bersalah terkait pungli di rutan KPK.
Baca SelengkapnyaKeterangan mereka dibutuhkan penyidik KPK untuk mengetahui aliran uang distribusi itu ke para tersangka.
Baca SelengkapnyaKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merilis tingkat kepatuhan pelaporan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Tahun 2023
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Nawawi menyebut, dari 5.079 laporan yang diterima, ada sebanyak 690 laporan yang tidak dapat ditindaklanjuti.
Baca SelengkapnyaKPK membeberkan ada tiga perusahaan terlibat terindikasi fraud atau kecurangan hingga mengakibatkan negara rugi Rp3,4 triliun.
Baca SelengkapnyaKPK mengakui praktik korupsi seperti memberikan gratifikasi dan menyuap saat berurusan dengan pemerintah atau penegak hukum masih berlangsung.
Baca SelengkapnyaDalam kasus timah, merugikan negara mencapai ratusan triliun rupiah.
Baca SelengkapnyaPrabowo berjanji di sisa hidupnya akan berjuang untuk bangsa dan negara.
Baca SelengkapnyaSebanyak 90 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diduga terlibat pungli di Rutan KPK bakal dipecat
Baca Selengkapnya