Merdeka.com - Di mata keluarga, tetangga, sahabatnya, sosok Mayor Pnb Heri Setiawan, pilot pesawat Fokker 27, yang jatuh di sekitar Halim Perdanakusuma, Jakarta, merupakan anak yang berbakti kepada orangtua.

Walaupun sudah sukses menjadi seorang perwira pilot, Heri merupakan sosok yang tidak lupa terhadap jasa orangtua dan keluarganya. Di sela kesibukannya menjalankan tugas kedinasan, Heri selalu menyempatkan untuk pulang ke kampung halamannya.

“Kakak saya itu orangnya baik, dan sangat menyayangi keluarganya di sini. Jarang emosi dan bawaannya ramah dan tabah,” ujar adik kandung korban, Fitri Indah Setianingsih.

Fitri terakhir menghubungi Heri sepekan lalu. Kepada sang kakak, Fitri menyampaikan keinginannya untuk melanjutkan kuliah di STPDN selepas lulus SMA. Dalam percakapan ini, beliau sanggup membiayai kuliahnya.

“Itu terakhir kali saya menghubungi dan menyanggupi membayar kuliah,” tegasnya Jumat(22/6) kepada merdeka.com.

Bagi Samidi, ayah kandung Heri, mengatakan Heri tidak pernah melupakan orangtuanya. Dia tidak pernah membedakan antara keluarganya dengan keluarga istrinya di Kota Sampit, Kalimantan.

Saban lebaran, Heri selalu menyempatkan diri untuk pulang ke kampung. Jika tahun ini ke Kulonprogo, Dareah Istimewa Yogyakarta(DIY) maka tahun depan secara bergantian pulang ke Sampit, Kalimantan Barat.

”Dua tahun sekali, pas lebaran dia pasti  pulang soalnya bergantian. Tahun ini ke Sampit tempat istrinya tahun besoknya ke sini bergantian,”ucapnya.

Di sela-sela pulang ke kampung halaman, Heri juga tidak pernah sombong. Setiap pulang, dia selalu meluangkan waktunya untuk menjaga tali silaturahmi dengan keluarga serta teman-teman masa kecilnya. Sikap sederhana dan tegas inilah senantiasa dijaganya dengan baik sampai almarhum tiada.

”Dia tidak pernah lupa untuk memberikan uang kepada orangtuanya,” jelas Lestari keponakan korban.