Masjid di Cipanas ludes terbakar
Merdeka.com - Sebuah masjid di kampung Pasekon, desa Cipanas, kecamatan Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, terbakar. Masjid itu bersama delapan rumah nyaris rata dengan tanah karena amukan si jago merah, Minggu (17/6).
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Api diduga berasal dari arus pendek listrik dari salah satu rumah milik warga sekitar.
Api berhasil dipadamkan setelah tiga unit pemadam kebakaran dari Cipanas, Cianjur dan Ciranjang, diturunkan ke lokasi kejadian, selang beberapa jam api berkecamuk.
Informasi dihimpun, peristiwa kebakaran pertamakali diketahui warga setelah sempat terlihat asap hitam, membumbung tinggi ke langit, disertai kilatan api dari rumah salah seorang warga yang berdekatan dengan masjid.
"Saya pulang rajaban dari kecamatan lain, ketika hendak masuk ke dalam rumah saya melihat asap hitam tebal disertai kilatan api yang mulai membesar," kata Denda (38) saksi mata yang pertama kali melihat kebakaran, seperti dikutip Antara.
Melihat hal tersebut, dia langsung berteriak membangunkan warga sekitar, guna memadamkan api dan menyelamatkan pemilik rumah. Warga yang terbangun berhamburan ke lokasi kejadian dan berusaha memadamkan api dengan alat seadanya.
Angin yang bertiup kencang ketika itu, membuat api menjalar dengan cepat dari rumah satu rumah ke rumah lainnya yang terletak berdekatan. Akibat peristiwa tersebut, delapan keluarga, terpaksa menumpang dirumah warga sekitar.
Sementara itu, Kapolsek Pacet, Kompol Setiawan, mengatakan, kebakaran diperkirakan dari arus pendek listrik. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun untuk kerugian diperkirakan Rp 500 juta.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di balik kemegahannya, ternyata masjid tersebut merupakan gagasan dari ayah seorang pensiunan jenderal TNI Angkatan Udara.
Baca SelengkapnyaMasjid itu menjadi saksi bisu pembebasan Irian Barat pada tahun 1960.
Baca SelengkapnyaMasjid Jami Assuruur memiliki daya tampung yang besar. Saat penuh, 1.500 sampai 2.000 jemaah bisa melaksanakan salat di sini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Masjid unik ini gunakan nama bahasa Sunda bukan Arab. Ini fakta di baliknya.
Baca SelengkapnyaSaat itu keberadaan dua masjid agung di satu kota dianggap tak wajar.
Baca SelengkapnyaSosoknya langsung diberi apresiasi hingga diganjar pelukan erat.
Baca SelengkapnyaAda anggapan bahwa masjid ini tiba-tiba ada dan pembangunannya dibantu jin
Baca SelengkapnyaMuhaimin atau Cak Imin pada siang harinya juga mencuitkan soal slepet.
Baca SelengkapnyaJalur Puncak macet total imbas libur Natal dan Tahun Baru
Baca Selengkapnya