Masih ada 300 kaum eksil Indonesia, punya ikatan kebangsaan kuat

Merdeka.com - Kaum eksil Indonesia yang hidup di luar negeri dan tidak mempunyai kartu identitas penduduk (KTP) dan paspor Indonesia diyakini memiliki ikatan kebangsaan yang kuat. Meski dinistakan negara, mereka mampu mempertahankan komitmen politik terhadap bangsanya.

Saat ini, kaum eksil diperkirakan masih berjumlah sekitar 300-an orang. Mereka tersebar di Eropa, kebanyakan di Belanda, Prancis dan Swedia.

"Ikatan kebangsaan lebih kuat daripada ikatan kenegaraan. Ikatan kebangsaan tersimpan dalam ingatan dan kesadaran yang mendalam," ujar Kepala Pusat Penelitian Sumberdaya Regional Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dundin Zaenuddin, Selasa (3/12).

Dundin menegaskan, kaum eksil ini bukan saja anggota atau simpatisan PKI yang dimusuhi Orde Baru. "Politik anti komunisme Orde Baru tidak hanya menyasar mereka yang diidentifikasi sebagai anggota atau simpatisan PKI di dalam maupun di luar negeri," tegasnya.

Selain itu, menurutnya klaim yang mengikat nasionalisme hanya pada satu negara tertentu saat ini tidak bisa dipertahankan lagi.

"Dalam banyak kasus, terbukti bahwa kewarganegaraan formal hanya bersifat legal dan sering kali gagal dalam mengakui secara utuh keberadaan warga negaranya sendiri, bahkan bagi mereka yang tinggal di luar negeri," tegasnya.