Mario sang penyusup pesawat Garuda Indonesia segera disidang
Merdeka.com - Mario Steven Ambarita, lelaki yang menyusup dalam ruang roda pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 177 rute Pekanbaru-Jakarta pada April 2015, akan menjalani proses persidangan di Pengadilan Negeri Pekanbaru, Riau. Berkas perkara dan barang bukti pemuda warga Bagan Sinembah, Kabupaten Rokan Hilir, itu dilimpahkan dari Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, ke Kejaksaan Negeri Pekanbaru.
"Hari ini proses tahap II-nya. Dia (Mario) diserahkan oleh Tim PPNS Dirjen Perhubungan Udara yang diketuai oleh Kasubdit PPNS dan Personel Keamanan Penerbangan, Rudi Ricardo," ujar Kepala Seksi Pidana Umum Kejari Pekanbaru, Adi Kadir, Selasa (15/12).
Selanjutnya, kata Adi Kadir, pihaknya akan menyusun surat dakwaan terhadap Mario, sebelum berkas perkaranya dilimpahkan ke pengadilan buat menjalani proses penuntutan.
"Untuk persidangannya akan ditangani Tim Jaksa Penuntut Umum (JPU). Ada tiga orang dari Kejaksaan Agung dan satu orang dari Kejari Pekanbaru," lanjut Adi Kadir.
Adi mengatakan, mereka tidak akan menahan pria berusia 21 tahun itu. Sebab, ancaman pidana diterapkan di bawah lima tahun penjara.
"Dia dijerat dengan Pasal 421 ayat (1), Pasal 433 dan Pasal 35 Undang-Undang Penerbangan Nomor 1 Tahun 2009 dengan ancaman hukuman satu tahun penjara dan denda Rp 500 juta," ucap Adi Kadir.
Mario pada Selasa (7/4) cukup menyita perhatian publik. Sebab, dia terbang ke Jakarta dengan cara menyusup ke ruang roda pendaratan belakang pesawat terbang Garuda Indonesia.
Mario sempat berada di zona hampa udara selama 90 menit rute penerbangan Pekanbaru-Jakarta. Saat ditemukan petugas darat Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Mario dalam kondisi menggigil hebat dan telinganya berdarah.
Sebab, mulai ketinggian 16 ribu kaki dari permukaan laut, suhu udara kurang dari minus 10 derajat Celcius, dan tekanan udara sangat rendah, plus lapisan oksigennya sangat minim.
Hal ini sangat berbahaya bagi keselamatan manusia. Sebab, perbedaan tekanan tubuh dan lingkungan bisa memicu pendarahan berat melalui lubang-lubang tubuh, membuat paru-paru dan jantung bengkak, ditambah temperatur dingin ekstrem seketika mencegah tubuh beraklimatisasi, dan dapat berakibat pada kematian.
Mario mengaku melakukan aksi nekatnya karena ingin bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Mario selama ini mengaku sebagai penggemar berat Presiden yang kerap disapa Jokowi itu.
Setelah melakukan aksi nekatnya, Mario selanjutnya ditetapkan sebagai tersangka oleh PPNS Dirjen Perhubungan Udara. Namun PPNS tidak melakukan penahanan dan mengembalikan yang bersangkutan ke orangtuanya di Rokan Hilir.
Setelah dikembalikan ke keluarganya, Mario lagi-lagi kembali membuat ulah dengan cara melarikan diri sebelum akhirnya ditemukan di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Garuda Indonesia juga akan menampilkan tokoh kartu tersebut di fasilitas lainnya.
Baca SelengkapnyaAldioanto (67) terlahir normal sebagai laki-laki, akibat dirumahkan dari suatu perusahaan tempatnya bekerja sebagai pramugara di Garuda Indonesia.
Baca SelengkapnyaKerja sama ini diwujudkan melalui desain livery dua pesawat Boeing 737 800 NG pada tanggal 18 Desember lalu yang telah mendapat animo positif masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Potret langit ibu kota yang terlihat abu-abu karena dipenuhi polusi udara.
Baca SelengkapnyaAkibat penembakan tersebut, satu orang penumpang yang mengalami luka ringan.
Baca SelengkapnyaAnak-Anak Gaza Main Perosotan di Kawah Bekas Bom Israel
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini heboh pilot-kopilot Batik Air tertidur saat terbangkan pesawat dari Kendari ke Jakarta.
Baca SelengkapnyaPenerbangan tersebut dioperasikan oleh dua pilot dan empat kru pramugari.
Baca SelengkapnyaPesawat ini membawa 367 penumpang dan 12 kru dan semuanya selamat tanpa luka parah.
Baca SelengkapnyaMana lebih besar antara gaji PNS dan gaji PPPK atau biasa disebut PNS 'part time'
Baca Selengkapnya