Marak kekerasan berkedok agama, citra polisi makin buruk
Merdeka.com - Ketua Setara Institute Hendardi menyatakan polisi sejauh ini masih belum bisa bekerja secara maksimal. Meskipun sering digadang-gadang terus memperbaiki kinerja dan melakukan pembenahan internal.
"Kita bisa lihat dari kasus kekerasan. Termasuk penanganan dalam kekerasan beragama," kata Hendardi dalam acara diskusi dengan tema 'Masa Depan Profesionalisme Polisi di Tengah Perubahan Politik, Antara Politisasi Dan Independensi' di kantor Imparsial, Jakarta, Kamis (27/6).
Menurutnya, kasus kekerasan berkedok agama semakin membuat citra polisi menjadi buruk. Ditambah lagi masyarakat kerap memberi 'cap' kepada polisi kerap melakukan pembiaran.
"Masyarakat bisa melihat bagaimana perlakuan polisi terhadap mahasiswa yang berdemo, bagaimana melakukan pembiaran terhadap masyarakat yang menjadi korban hanya karena perbedaan cara pandang agama," ujarnya.
Dia menilai polisi minim prestasi menyelesaikan konflik dengan baik. Jika tidak menyelesaikannya dengan kekerasan, polisi hanya membiarkan kekerasan itu terjadi.
"Ini menyedihkan, kunci utama sebenarnya penegakan hukum. Membiarkan orang melakukan kejahatan itu tidak benar. Polisi terlalu biasa membiarkan kekerasan di masyarakat," imbuhnya.
Hendardi memberikan contoh pada 2008 ketika massa FPI menyerang warga Ahmadiyah yang sedang berkumpul. Polisi ketika itu tegas dengan melakukan penahanan.
"Sejak itu kasus kekerasan menurun, tapi sekarang ini muncul lagi karena dilakukan pembiaran," ucapnya.
Dia mengatakan gejala yang timbul di masyarakat menimbulkan potensi bahaya yang luar biasa. Ketika masyarakat tidak percaya lagi dengan polisi maka masyarakat frustasi dan akhirnya memilih cara pintas untuk menyelesaikan masalahnya.
"Ya salah satunya dengan kekerasan terhadap masyarakat lainnya," tutupnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebanyak ribuan personel dikerahkan termasuk tim K-9 dari Ditpolsatwa Korsabhara Baharkam Polri.
Baca SelengkapnyaPolri melihat sejauh ini keamanan dan ketertiban masyarakat kondusif lantaran kolaborasi dan koordinasi dengan seluruh elemen masyarakat berjalan baik.
Baca SelengkapnyaKapolda memutuskan terhitung mulai 31 Januari 2024, Bripka NA diberhentikan tidak dengan hormat dari Dinas Bintara Polri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Polri Tetapkan 7 Tersangka Pidana Pemilu di Kuala Lumpur, Bawaslu: Kita Tunggu Prosesnya
Baca SelengkapnyaPencoblosan dilaksanakan pada 14 Februari 2024 besok.
Baca SelengkapnyaDua orang bintara dihukum push up oleh Kapolres karena tak bawa istri saat upacara pelantikan kenaikan pangkat.
Baca SelengkapnyaKepala Korlantas Polri, Irjen Pol. Aan Suhanan mengatakan, tim pengurai akan ada di setiap polda bertugas menyelesaikan permasalahan arus lalu lintas.
Baca SelengkapnyaPolri Perpanjang Pengawalan Prabowo-Gibran Hingga Jelang Pelantikan
Baca SelengkapnyaRambut gondrong dan kumis tebal. Sekilas, mungkin tak ada yang percaya profesi dari pria ini adalah polisi.
Baca Selengkapnya