Marak begal, kiai gadungan ini tawarkan ritual agar motor tak dicuri

Merdeka.com - Maraknya aksi pencurian kendaraan bermotor (curanmor) termasuk begal membuat sebagian orang mencari langkah prefentif demi keamanan. Mereka melengkapi kendaraan dengan system security yang bisa memberi alarm saat ada yang berniat jahat.

Namun tujuh orang pemilik motor di Malang, Jawa Timur salah memilih jalan. Ingin kendaraannya tidak dicuri, mereka datang ke paranormal. Mereka meminta jampi-jampi dan doa, agar motor barunya tidak bisa dicuri. Mata para pencuri agar kabur, tidak tertarik dengan motor barunya itu.

Ketujuh orang tersebut mendatangi Tri Sugeng Budidoyo (42), warga Dusun Kedok Kidul, Desa Kedok, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang yang selama ini dikenal sebagai seorang paranormal dan kiai.

Motor jenis Honda Beat yang baru dikredit lantas diserahkan kepada Sugeng untuk sebuah prosesi ritual. Motor itu akan didoa-doa dan nantinya akan dikembalikan pada pemiliknya.

Namun oleh Sugeng, motor itu ternyata tidak juga dikembalikan. Setiap diminta oleh sang pemilik, seribu alasan diucapkan. Tapi usut punya usut motor tersebut ternyata digadaikan dengan nilai Rp 3,5 juta per unit.

Ketujuh korban penipuan berinisial S, M, MS, N, MR, N dan MY akhirnya melaporkan ke polisi dan sadar kalau Sugeng ternyata hanya kiai gadungan.

Tidak hanya mereka, korban lain pun bermunculan di antaranya T, SP dan AA. Bahkan korban berasal dari Blitar dan Pasuruan. Korban mengaku disuruh mengirim uang melalui rekening. Mereka mengirimkan uang antara Rp 300 ribu hingga Rp 2,5 juta setelah dijanjikan kelancaran rezeki oleh Sugeng.

Tidak hanya itu, Sugeng juga mengajarkan wirid kepada korban. Setelah membaca wirid, Sugeng menjanjikan korban akan mendapat rezeki besar dalam waktu seminggu hingga sepuluh hari.

Sugeng mengatakan kepada korbannya kalau melakukan ritual di lepas pantai laut selatan dan Paiton, Probolinggo. Padahal, dirinya hanya diam di dalam kamar. "Wiridannya membaca surat Alfatihah dan Al Ikhlas. Membacanya di rumah masing-masing," kata Sugeng.

Pria lulusan SMA itu telah melancarkan aksinya selama enam tahun ini. Dari hasil aksi tipu-tipu ini, Sugeng dia meraup untung ratusan juta rupiah.

Kanit Reskrim Polsek Turen Ipda Purnomo menerangkan awalnya keluarga korban melapor ke Polsek Turen karena merasa ditipu oleh Sugeng. Polisi bergerak cepat dan langsung menangkap Sugeng di rumahnya. "Pelaporan kami terima 27 Februari. Hari itu juga tersangka kami tangkap," katanya, Rabu (4/13).

Sugeng sendiri adalah residivis. Tahun 2014 pernah ditahan selama enam bulan karena melakukan penipuan mobil dan baru keluar Desember 2014. Atas perbuatannya, diancam pasal 378 tentang penipuan dengan ancaman penjara selama lima tahun.