Makam Roro Mendut tak dibangun, takut dipakai ritual seks lagi
Merdeka.com - Kondisi tak terawat makam Roro Mendut di Dusun Gandu, Sendangtirto, Berbah, Sleman, sempat membuat pemerintah ingin melakukan pemugaran. Namun gagasan tersebut ditolak mentah-mentah oleh warga dan sejumlah tokoh agama di Gandu.
Tidak hanya pemerintah saja, namun beberapa orang secara pribadi ada yang sudah menawarkan diri untuk melakukan perbaikan dengan dana sendiri. Namun niat tersebut tetap ditolak.
Menurut Kepala Dukuh Gandu, Sudiyana, penolakan tersebut karena warga takut makam tersebut akan kembali menjadi tempat ritual-ritual yang bertentangan dengan agama seperti di tahun 70-an hingga 90-an.
"Dulu para tokoh di sini menolak, tapi kalau sekarang saya juga tidak bisa memutuskan, karena kalau warga tidak mau gimana? Khawatirnya seperti dulu," ujarnya saat ditemui di rumahnya, Senin (8/12).
Menurut dia makam Roro Mendut tersebut sempat direnovasi oleh juru kunci dengan mengganti kijing dan lantainya. Namun setelah ditinggal juru kunci tempat tersebut jadi tidak terawat.
"Dulunya itukan cuma tumpukan kayu, terus sama juru kunci diganti kijing seperti sekarang ini, lantai pakai keramik itu ya pas ganti kijing," terangnya.
Pasca-ditinggal juru kunci, lanjutnya, sempat ada seseorang dari Solo yang ingin memugar makam tersebut dengan biaya sendiri. Namun niatan tersebut juga ditolak warga.
"Mungkin itu yang dulu pernah ritual di situ dan berhasil, terus mau memperbaiki," tambahnya.
Sampai saat ini belum ada rencana untuk pemugaran makam Roro Mendut. Jika pun ada kemungkinan besar akan ada penolakan lagi dari warga.
"Kita dulu juga pernah mau bongkar dinding makam supaya tidak tertutup seperti sekarang dan diberikan penerangan supaya bisa terpantau, tapi juga tidak disetujui," ujarnya.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat Jawa masih rutin melaksanakan tradisi tersebut sebagai bentuk penyucian diri.
Baca SelengkapnyaKelezatan kue ka hadir berbarengan dengan dalamnya makna yang dipercaya oleh masyarakat sekitar.
Baca SelengkapnyaTradisi itu digelar dengan harapan menyambut tahun baru Imlek dengan jiwa raga yang bersih.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sadar lawannya memiliki ilmu kebal, pelaku IM akhirnya menancapkan pedangnya di tanah.
Baca SelengkapnyaKabupaten Serang memiliki kearifan lokal yang hampir punah bernama Adang.
Baca SelengkapnyaTengkorak Zaman Romawi Dikubur Bersama Perhiasan Emas dan Sepatu Kulit Mahal, Sosoknya Bukan Orang Sembarangan
Baca SelengkapnyaRitual jemaah penganut Tarekat Naqsyabandiah di Ranah Minang ini menghabiskan waktu di Bulan Ramadan dengan berzikir dan berdoa kepada Allah.
Baca SelengkapnyaDalam menyambut bulan Ramadan, setiap daerah memiliki tradisinya masing-masing yang unik dan penuh makna.
Baca SelengkapnyaIni merupakan bentuk ikhtiar warga Sumedang setelah terjadi bencana gempa beberapa waktu lalu.
Baca Selengkapnya