Maelo Pukek, Tradisi Nelayan Sumatera Barat di Pesisir Pantai Padang
Merdeka.com - Hembusan angin dan cuaca yang cukup terik di tepi Pantai Padang, Sumatera Barat (Sumbar) tidak menyurutkan niat sekelompok nelayan paruh baya untuk maelo pukek atau menarik pukek.
Maelo pukek merupakan tradisi turun-temurun nelayan di Pantai Padang untuk menangkap ikan dengan menggunakan jaring yang disebar ke tengah laut menggunakan perahu. Tepatnya di Kampung Tematik Elo Pukek, Kelurahan Purus, Kota Padang Sumatera Barat. Para nelayan di sini tergabung ke dalam Kolompok Nelayan Kasiak Anggek Purus (KNKAP).
Jaring yang disebar berjarak sekitar 500 meter dari bibir pantai. Kemudian tali pukek akan ditarik kembali ketepi pantai secara berkelompok yakni dengan dua sisi, kiri dan kanan yang masing-masingnya berjumlah 4 hingga 6 orang.
Pantauan merdeka.com di lokasi, untuk maelo pukek hingga sampai ke tepi pantai membutuhkan waktu kurang lebih satu setengah jam. Kemudian ikan-ikan akan tersangkut dijaring mulai dari ukuran kecil hingga sedang yang terkadang juga tersangkut bersama sampah plastik.
Salah satu nelayan yang tergabung ke dalam KNKAP yang akrab di sama Edi (50) mengatakan, dalam sehari jika cuaca cerah maelo pukek dilakukan lebih dari satu kali.
"Jika cuaca cerah dan hasil tangkapan banyak kami di sini bisa maelok pukek sampai 3 kali tarik," katanya kepada merdeka.com, Sabtu, (26/11).
"Ini tradisi turun temurun dari nenek moyang kami, ketika saya masih anak-anak maelok pukek juga sudah ada, maelo ini dimulai pukul 07.00 hingga 11.00 WIB," katanya yang mengantungkan hidup dengan hasil maelo pukek.
Jika akhir pekan tiba, wisatawan turut menikmati tradisi ini. Nelayan membatasi siapa yang mau ikut untuk menarik pukek ke tepi pantai. "Siapapun boleh ikut, baik wisatawan maupun masyarakat sekitar pantai. Ini tidak ada sekolahnya," ujar dia sembari tertawa.
Menurut Edi, hasil tangkapan maelo pukek dijual langsung di tepi pantai. Jika tidak habis, baru dijual ke Pasar Raya (salah satu pasar tradisional di Kota Padang) dengan hasil jual akan dibagi sama rata. Dijual mulai dari Rp15.000 hingga Rp30.000 dengan jenis ikannya berupa ikan bledang, majo, hingga udang.
Respons Wisatawan
Salah satu wisatawan asal Provinsi Jambi, Gufron mengaku takjub melihat pemandangan Pantai Padang yang dihiasi dengan maelo pukek.
"Sata tanya tadi ini juga tradisi turun-temurun, asik saja. Ini baru saya temukan di Sumatera Barat," tuturnya yang menyaksikan maelo pukek dari awal dimulai hingga akhir.
Menurutnya, tradisi ini unik karena tidak bisa dikerjakan sendiri, harus berkelompok. "Di sini kita juga melihat sikap gotong royong dari masyarakat minang," katanya.
"Asik saja melihatnya, masyarakat juga berebut untuk membeli langsung ikan di tepi pantai," imbuhnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Baca SelengkapnyaTradisi itu diadakan sebagai bentuk apresiasi terhadap hewan ternak sapi sebagai makhluk Tuhan
Baca SelengkapnyaKelezatan kue ka hadir berbarengan dengan dalamnya makna yang dipercaya oleh masyarakat sekitar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tradisi ini juga dibarengi dengan sajian kuliner khas Palembang, seperti tekwan hingga aneka macam kue yang disajikan oleh tuan rumah.
Baca SelengkapnyaSalah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.
Baca SelengkapnyaWilayah pesisir Kota Pariaman begitu kaya dengan sajian olahan kuliner berbagan dasar hasil laut.
Baca SelengkapnyaPantun palang pintu Betawi adalah salah satu bentuk seni tradisional masyarakat Betawi yang unik dan memiliki ciri khas tersendiri.
Baca SelengkapnyaTradisi tersebut telah diwariskan secara turun-temurun selama puluhan tahun.
Baca SelengkapnyaPulau yang terletak di Teluk Painan ini dulunya merupakan benteng pertahanan Portugis yang digunakan sebagai loji Belanda untuk perdagangan lada.
Baca Selengkapnya