Lucu, orang Indonesia rela beli gelar doktor daripada sekolah
Merdeka.com - Beredarnya Ijazah palsu mulai menjamah tanah air, tak sedikit orang Indonesia memakai jasa ini untuk mendapatkan gelar pendidikan dengan singkat. Dengan merogoh kocek puluhan juta rupiah, dalam hitungan jam seseorang bisa menjadi sarjana bahkan profesor sekalipun.
Namun, maraknya peredaran ijazah palsu ternyata bukan baru kali ini saja. Ijazah palsu sudah diperjualbelikan sejak dulu.
Hal itu diungkapkan pengamat pendidikan, Darmaningtyas menanggapi ijazah palsu yang saat ini menjadi sorotan publik. Kepada merdeka.com, Tyas menyebut keberadaan ijazah palsu sudah menjadi lahan bisnis bagi para pihak-pihak yang tak bertanggung jawab.
"Sudah dari dulu (Ijazah palsu), cuma sekarang aja baru ramai," kata Tyas saat berbincang dengan merdeka.com, Jumat (29/5).
Beberapa hari terakhir bisnis ilegal ini pun mulai terendus pihak kepolisian. Tertangkapnya seorang oknum yang mengaku seorang Rektor pun seolah membuka pintu untuk menuntaskan persoalan tersebut.
Menurut Tyas, jika polisi bisa membongkar sindikat pembuat ijazah palsu maka peredaran surat tanda gelar pendidikan itu akan berakhir dengan sendirinya.
"Nanti akan tutup dengan sendirinya, kalau udah diketahui siapa oknum-oknumnya itu," imbuhnya.
Tyas menuturkan, ketegasan dari Menteri Pendidikan, Anies Baswedan menjadi alasan kenapa kasus ijazah palsu mulai terbongkar. Dia menilai, Menteri Pendidikan terdahulu yakni Mohammad Nuh dinilai tidak mampu menekan peredaran ijazah palsu.
"Tergantung pada menterinya, Menteri kemarin engga peduli," ungkapnya.
Sama halnya dengan kabar salah satu anggota DPR dari Fraksi Hanura yang diduga mendapat gelar Doktor dari ijazah palsu. Tyas menganggap hal itu sudah lazim dilakukan oleh seorang anggota dewan kehormatan.
"Bagian dari hal yang biasa dan sudah lama terjadi cuma baru sekarang terungkap. dengan itu kan jadi terlihat yang sebenarnya," tuturnya.
Untuk itu, Tyas berpendapat pemerintah mau menindaklanjut kasus ijazah palsu ini dengan serius. Sebab, dia menilai persoalan ini harus segera dituntaskan.
"Ditegakan aja aturannya kan sudah ada undang-undangnya," pungkasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat
Namanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda
Baca SelengkapnyaMengenang Sosok Lo Siauw Ging, Dokter Dermawan Asal Solo yang Tak Pernah Pasang Tarif Berobat
Dokter Lo tutup usia pada Selasa (9/1) di RS Kasih Ibu, Solo.
Baca SelengkapnyaSempat Putus Sekolah hingga Berjualan Rokok dan Koran, Mantan Panglima ABRI Ini Terkenal Jujur Bersahaja
Sosoknya bukan orang ambisius yang menghalalkan segala cara demi mendapat jabatan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Prabowo Janji Bangun 300 Fakultas Kedokteran, IDAI: Jangan Hanya Kejar Kuantitas Dokter tapi Kualitas Acak Kadut
Jangan sampai nanti kita ingin mengejar kuantitas, tapi kualitasnya acak kadut gitu," kata Piprim.
Baca SelengkapnyaMengenal Sosok Low Siaw Ging, Dokter Dermawan dari Kota Solo yang Meninggal di Usia 89 Tahun
Selama menjadi dokter, ia sering menyisihkan uang pribadinya untuk biaya berobat pasien yang tidak mampu.
Baca SelengkapnyaTiga Negara Ini Cocok untuk Mencari Kekayaan
Dari penelitian yang dilakukan, melibatkan beragam keluarga dari berbagai negara, salah satunya Indonesia.
Baca SelengkapnyaCerita Anak Pedalaman Sumatra dari Keluarga Tak Mampu, Lettu Jeki Kini Penyandang Gelar Doktor
Walau berasal dari keluarga tak mampu, seorang prajurit TNI kini berhasil menyandang gelar doktor.
Baca SelengkapnyaNamanya Sama dengan Presiden, Begini Sosok Joko Widodo Profesor Baru UMM
Dulu ia ingin jadi dokter demi mengobati ibunya yang sakit-sakitan, kini ia menjadi profesor.
Baca SelengkapnyaLetjen TNI Eks Wamenhan Lulus S3 Raih Summa Cumlaude di Usia 71 Tahun, Kini Bergelar Doktor
Ternyata usia kepala 7 tak menghalangi pria kelahiran 30 Oktober 1952 ini untuk terus menambah ilmu.
Baca Selengkapnya