LSI Denny JA Ungkap Penyebab Suara PSI Masih Nol Koma
Merdeka.com - Beberapa hasil survei kembali menunjukkan partai baru seperti Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tidak lolos Parlemen karena suaranya masih berada di bawah ambang batas 4 persen. Terbaru, Survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyebut elektabilitas partai yang dipimpin Grace Natalie tersebut hanya berkisar 0,2 persen.
Peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar memaparkan sejumlah penyebab elektabilitas PSI yang tidak juga naik, meski gencar melakukan kampanye di media. Menurutnya, hal tersebut dikarenakan program kerja PSI tidak menuai simpati masyarakat, bahkan memunculkan resistensi, khususnya pada kalangan pemilih Muslim.
"Mereka mengambil visi dan misi yang belum tentu disukai khalayak ramai. Mereka memainkan (isu penghapusan) Perda Syariah, kemudian memainkan (isu penghapusan) poligami. Kita tahu, pemilih Indonesia 90 persen Muslim," kata Rully di Jakarta, Jumat (5/4).
"PSI masuk di isu yang sangat sensitif yang mempengaruhi (suara) mayoritas," imbuh Rully.
Rully memahami, isu penghapusan Perda Syariah dan Poligami merupakan strategi PSI untuk meraup ceruk pemilih minoritas. Namun melihat elektabilitas PSI yang masih nol koma, upaya tersebut pun gagal.
"Pemilih non-Muslim ini kan belum tentu semuanya memilih PSI. Pemilih minoritas ini kan sudah merapat ke partai lama, seperti salah satunya PDIP," kata Rully.
Lebih jauh dia menjelaskan, PSI sebagai partai baru sebenarnya memiliki diferensiasi dengan parpol-parpol lain. Namun faktanya, diferensiasi ini belum bisa mengangkat elektabilitas PSI sampai saat ini.
"PSI belum bisa meyakinkan publik bahwa PSI bisa menjadi (alat) perubahan. Ini butuh proses," ujarnya.
Selain PSI, menurut survei LSI Denny JA, partai yang terancam tidak lolos ke parlemen yakni PBB 0,2 persen, PKPI 0,1 persen, Partai Garuda 0,1 persen, dan Berkarya 0,7 persen. Sementara, PAN 3,1 persen, PKS 3,9 persen, PPP 2,9 persen, NasDem 2,5 persen, dan Perindo 3,9 persen. Semuanya juga belum aman untuk lolos ke Senayan.
Survei ini digelar pada periode 18 sampai 26 Maret 2019 dengan melibatkan 1.200 responden di 34 provinsi Indonesia. Dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan Margin of error 2.8 persen.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
LSI Denny JA mengungkapkan dua alasan utama elektabilitas Gerindra naik mengalahkan PDIP.
Baca SelengkapnyaPDI Perjuangan memiliki elektabilitas mencapai 16,4 persen. Partai Gerindra di urutan kedua dengan elektabilitas 14,6 persen.
Baca SelengkapnyaDalam hasil survei terbaru ini, elektabilitas Gerindra mencapai 19,5 persen. Sedangkan, PDIP meraih angka 19,3 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan menyampaikan, suara para pemilih sesuai basis partai politik nyatanya terpecah.
Baca SelengkapnyaHasil hitung cepat atau quick count menunjukkan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tidak mencapai ambang batas parlemen 4%.
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA mengungkapkan kehadiran Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum PSI belum membuat elektabilitas partai naik.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie mengusulkan, Presiden Jokowi memimpin Parpol koalisi pengusung Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaAdapun syarat suara partai politik untuk lolos ke DPR harus mencapai 4 persen.
Baca SelengkapnyaElektabilitas pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul di seluruh wilayah Indonesia.
Baca Selengkapnya