LPSK kawal kasus penganiayaan PRT di Medan
Merdeka.com - Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mengawal kasus penyiksaan terhadap pembantu rumah tangga (PRT) di Medan. Mereka juga memberikan perlindungan kepada para korban.
"Kasus ini akan kita kawal penuh hingga tuntas dan para pelaku dihukum atas perbuatannya. Kita juga memberikan perlindungan kepada para PRT ini kasusnya dapat berjalan," kata Wakil Ketua LPSK Lili Pintauli Siregar seusai meninjau rumah keluarga Syamsul Anwar (54), tersangka penganiayaan PRT di Jalan Beo, Medan, Jumat (12/12).
Selain berkoordinasi dengan polisi, LPSK juga telah berkoordinasi dengan pihak rumah sakit untuk memantau kesehatan para pembantu yang menjadi korban. "Dari koordinasi yang dilakukan, pihak rumah sakit menyatakan tidak akan memungut uang perobatan kepada korban," jelas Lili.
Sementara hingga Jumat (12/12), tidak ada aktivitas penggalian di rumah Syamsul. Namun, polisi tetap berjaga di sana untuk mengantisipasi aksi penjarahan.
Penjagaan dilakukan personel kepolisian dari Polresta Medan dan Polsek Medan Timur yang mengenakan pakaian preman. "Kita jaga di sini untuk mengantisipasi penjarahan, karena warga masih ramai datang ke sini," kata Bripka Syafii, salah seorang personel yang berjaga di lokasi.
Penjarahan memang sempat hampir terjadi di rumah Syamsul beberapa waktu lalu. Namun, polisi berhasil menggagalkannya.
Saat ini kawasan di sekitar rumah Syamsul masih diramaikan warga. Pedagang pun banyak menjajakan dagangannya di sana. "Kami mau tahu kejadiannya, kan di berita katanya ada dapat tulang," kata Ida (38), warga Tembung.
Keingintahuan Ida dan warga lainnya tak luput dari pemberitaan mengenai adanya temuan baru di lokasi penggalian di rumah Syamsul. Setelah tiga hari menggali lantai rumah itu, petugas menemukan gigi manusia, pecahan tulang, rambut, dan sejumlah celana dalam.
Temuan itu masih diteliti tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumut. "Kita masih menunggu hasil pemeriksaan dari DVI Polda Sumut," ujar Kapolresta Medan Kombes Pol Nico Afinta Karokaro.
Seperti diberitakan, polisi mulai membongkar bagian lantai rumah Syamsul Anwar Senin (8/10) sore. Tindakan itu dilakukan untuk memastikan informasi mengenai adanya PRT yang dikuburkan di lokasi itu.
Dalam kasus penganiayaan ini, 1 orang PRT bernama Hermin tewas dan dibuang ke kawasn Karo. Tiga lainnya berhasil diselamatkan. Belakangan diperoleh informasi yang memunculkan dugaan adanya korban baru.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang lagi anggota Kelompok Petugas Pemungutan Suara (KPPS) meninggal dunia, Sabtu (17/2).
Baca SelengkapnyaHengki mengatakan, pelaku sempat menjauh kala ditegur petugas. Tetapi, tiba-tiba, pelaku kembali mendekati petugas dan melakukan penyerangan.
Baca SelengkapnyaAiptu Zakaria terjun langsung mengamankan pelaku perampokan rumah di kawasan Tonjong, Desa Sukaragam, Serang Baru.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kejadian itu ditindaklanjuti oleh aparat kepolisian.
Baca SelengkapnyaHasil pengamatan sementara, fasilitas di lantai tujuh rumah sakit tersebut terdampak cukup parah akibat ledakan.
Baca SelengkapnyaWarga mengevakuasi mereka ke rumah sakit terdekat. Namun karena keterbatasan peralatan, keduanya dirujuk ke Palembang.
Baca SelengkapnyaTersangka SN ditangkap petugas Subdit Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya di kediaman pribadi kawasan Cilangkap, Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaKorban ditarik ke depan pintu, lalu dicaci maki, dianiaya di depan anak dan istrinya
Baca SelengkapnyaPolisi menyita barang bukti berupa tiga batang kayu bekas terbakar dan satu mancis.
Baca Selengkapnya