Labkesda Jabar Prioritaskan Pengecekan Klaster Penyebaran Virus Covid-19
Merdeka.com - Balai Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat memiliki kemampuan mengetes sekitar 96 sampel virus corona (Covid-19). Di tengah pandemi ini, setiap hari ada sekitar 300 hingga 400 sampel yang mengantre untuk diperiksa.
Labkesda tersebut merupakan unit laboratorium yang menjadi rujukan dalam pemeriksaan sampel Covid-19 yang dilakukan melalui metode rapid diagnosis test (RDT) maupun polymarese chain reaction (PCR). Ada sekitar 40 sampai 50 sumber daya manusia terdiri dari dua dokter spesialis, dua dokter umum, perawat, serta 40 analis senior bertaraf internasional.
"Saat ini Balai Laboratorium memiliki kemampuan memeriksa 96 sampel per hari. Namun dalam dua minggu terakhir sampel terus berdatangan secara cepat sehingga kini Balai Lab sudah punya antrean hingga 300 sampel," kata Penanggungjawab Laboratorium dr. Ryan B Ristandi, Kamis (9/4).
"Satu kali swab test idealnya hasil sudah keluar lima jam. Tapi karena sudah ada 300- 400 sampel yang mengantre, kami harus memprioritaskan sampel mana yang harus duluan keluar hasilnya."
Untuk mengatasi keterbatasan pemeriksaan, Labkesda memprioritaskan memeriksa sampel dari empat klaster penyebaran Covid-19 di Jawa Barat, yakni klaster Seminar Anti Riba Bogor, GPIB Bogor, GBI Lembang, dan Musda Hipmi. Tujuannya, mengetahui epidemologi atau peta persebaran virus positif di Jabar.
Semua prosesnya dilakukan sesuai dengan standar World Health Organization (WHO). Mereka sudah mendapatkan sertifikat Bio Safety Laboratory 2 Plus. Sertifikat ini dikeluarkan bagi laboratorium yang telah memiliki sistem keamanan tes virus terutama untuk petugas sesuai standar WHO.
Balai Laboratorium Jabar juga sedang mempersiapkan laboratorium satelit bersama Institut Pertanian Bogor untuk penanganan Covid-19 di wilayah Bogor Depok Bekasi. Dengan dengan tes swab dapat dilakukan secara mandiri agar deteksi serta penanganan lebih responsif tanpa harus menunggu Pemerintah Pusat.
Saat ini Balai Laboratorium Jabar telah memiliki tiga alat PCR dengan proses ekstraksi dilakukan secara manual. Namun dalam waktu dekat, Balai akan mendapat tambahan alat PCR dua unit dan ekstraksi dua mesin.
"Selama ini bottleneck-nya saat ekstraksi karena masih manual. Tapi dengan ada bantuan mesin, proses akan lebih cepat," kata Ryan.
Di sisi lain, mereka mengaku kekurangan dalam kuantitas sumber daya manusia. Karena, di samping mengecek sampel covid, mereka masih membuka layanan umum laboratorium. Di antaranya, pemeriksaan kimia klinik seperti gula darah, kolesterol, triglisterida, asam urat, kreatinin, SGOT- SPGT; pemeriksaan hematologi seperti trombosit, leukosit, hematokrit; pemeriksaan imunologi seperti hepatitis, HIV, TORCH, dengue; pemeriksaan mikrobiologi seperti TBC, kolera, tipus; serta pemeriksaan USG.
Untuk mengatasinya, Labkesda bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung serta Pusat Nanosains & Nanoteknologi Institut Teknologi Bandung.
"Selama wabah ini kami bekerja sudah seperti di rumah sakit. Kami bekerja dalam beberapa sif. Sebetulnya Pak Gubernur telah mengizinkan kami untuk WFH (work from home), tapi untuk saat ini belum bisa," jelas dia.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus Covid-19 Ditemukan pada 11 Daerah di Jateng
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaKemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaCovid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Naik Lagi, Penumpang Pesawat di Bandara Diimbau untuk Pakai Masker
Bandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.
Baca SelengkapnyaPasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen
Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaDinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaSejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca Selengkapnya