Kultur militerisme masih kuat di era reformasi
Merdeka.com - Kasus 'Koboi Palmerah', ketika aparat TNI AD mengacungkan senjata ke pengendara motor menunjukkan masih kuatnya kultur militerisme di Indonesia. Bahkan, ada pula masyarakat sipil yang menggunakan simbol militer untuk kepentingan tertentu.
"Kalau kita lihat, kecenderungan praktik militerisme di Indonesia masih belum hilang," ujar Sosiolog UGM, Arie Sudjito kepada merdeka.com, Kamis (3/5).
Padahal di era Gus Dur, sempat berusaha mereduksi kultur militeristik tersebut ketika Indonesia memasuki Era Reformasi. Ketika itu, Gus Dur memerintahkan aparat keamanan agar bertindak humanis terhadap demonstran.
"Tapi dalam praktiknya kultur itu masih cukup kuat," lanjut Arie.
Perlu ada usaha mendisiplinkan aparat TNI yang terjun di masyarakat, selain itu harus ditingkatkan ketika aparat berada di masyarakat. Sehingga, sikap arogan terhadap warga sipil dapat direduksi.
Diantaranya, tambah Arie, pejabat TNI harus menerapkan aturan soal kepemilikan senjata. Tidak hanya aparat, tapi juga peredaran senjata api di masyarakat.
"Tentara juga harus memberi contoh aturan main, seperti tidak menggunakan simbol-simbol negara. Tapi perlu ditekankan juga, agar masyarakat sipil tidak mereproduksi kekerasan," tandasnya.
Tak hanya itu, Arie melihat masih ada warga sipil yang justru mengadopsi praktik militeristik atau kekerasan. Banyak kejadian kekerasan yang justru dilakukan oleh warga sipil hanya akibat berbagai macam persoalan.
"Kultur kekerasan sipil sering terjadi, seperti serempetan motor lalu pukul-pukulan, ini banyak terjadi," ungkap Arie.
Peristiwa 'Koboi Palmerah' dapat menjadi pelajaran bagi TNI untuk memperbaiki diri. Diantaranya mengedepankan jalur dialog dan humanisme dengan masyarakat sipil.
"Kalau perlu, baik aparat dan masyarakat harus konsisten," tandasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jenderal Agus Subiyanto Sebar 446.219 Prajurit TNI untuk Amankan Pemilu
446.219 prajurit TNI secara serentak di seluruh Indonesia dikerahkan untuk mendukung kelancaran pesta demokrasi jelang hari pencoblosan 14 Februari.
Baca SelengkapnyaMedia Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaSepanjang 2023, Kepala BNPT: 148 Teroris Ditangkap
Penangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi: ASN, TNI dan Polri Harus Netral dan Tidak Memihak di Pemilu 2024
Jokowi mengajak para pihak menjaga pesta demokrasi lima tahunan agar jujur dan adil.
Baca SelengkapnyaTNI AD Tindak Tegas Prajurit yang Bentrok dengan Pengiring Jenazah Pakai Knalpot Brong di Manado
Kristomei memastikan pihaknya akan mengambil langkah tegas kepada prajurit yang terbukti bersalah terlibat pengeroyokan.
Baca SelengkapnyaMasa Tenang Pemilu 2024, Jangan Ada Saling Serang dan Fitnah
Dua hari lagi, rakyat Indonesia akan memilih pemimpin baru
Baca SelengkapnyaTNI Beberkan Kronologi 1 Prajurit Gugur Diserang KKB Papua
Serangan KKB menyebabkan dua prajurit TNI menjadi korban.
Baca SelengkapnyaSudirman Said Nilai Indonesia Dalam Masa Mencemaskan: Berbahaya, Hukum dan Etik Diabaikan
Dia menyebut, seorang pemimpin yang berpikir sangat legalistik bakal mementingkan kemauan diri sendiri.
Baca SelengkapnyaPengeroyok Aktivis KAMMI Anggota TNI AU, Kasus Ditangani Polisi Militer Lanud Halim Perdanakusuma
Peristiwa itu bermula saat korban mengaku diklakson berulang kali oleh orang tidak dikenal dan berseragam lengkap TNI di kawasan Fly Over, Pondok Kopi Jaktim.
Baca Selengkapnya