Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kronologi Bayi di Jombang Meninggal secara Tragis saat Proses Lahiran

Kronologi Bayi di Jombang Meninggal secara Tragis saat Proses Lahiran Pertemuan Pihak RSUD Jombang dan Orangtua Bayi Meninggal saat Persalinan. Erwin Yohanes

Merdeka.com - Duka menyelimuti keluarga Yopi Widianto (26) dan Rohma Roudotul Jannah (29). Keduanya yang tinggal di Jombang, Jawa Timur, harus kehilangan bayi saat proses persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat.

Sang jabang bayi meninggal secara tidak normal. Kejadian memilukan ini bermula ketika pasutri tersebut melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Sumobito. Saat itu umur janin memasuki sembilan bulan.

Ketika diperiksa, kandungan Rohma ternyata sudah dalam kondisi bukaan ketiga. Dia akhirnya dirujuk ke RSUD Jombang untuk proses persalinan caesar, mengingat Rohma memiliki penyakit gula darah, darah tinggi. Sedangkan berat badan bayi dalam kandungan dalam kondisi gemuk.

Tanggal 13 Juli

Romha sempat periksa ke dokter di RSUD Jombang. Hasilnya, oleh dokter pun dia diminta untuk melakukan persalinan dengan cara operasi caesar.

"Tanggal 13 itu sempat dirawat di sini (RSUD Jombang) disarankan caesar," kata Yopi.

Kamis 28 Juli

Di hari melahirkan, Rohma pun dilarikan ke RSUD Jombang.

Pukul 09.00 WIB pintu rahim Rohma sudah mengalami bukaan 5.

Pukul 17.00 WIB dan hingga Rohma pun akhirnya mengalami bukaan 8.

Pukul 18.30 WIB persalinan Rohma pun dimulai. Namun perawat berpendapat bahwa Rohma tak perlu di-caesar, melainkan cukup melahirkan secara normal.

"Istri saya nanya kok enggak operasi? Dijawab (RS) kami usahakan normal," ucapnya.

Pukul 19.00 WIB si jabang bayi tidak bisa keluar dari rahim dan hanya kepala saja yang muncul. Dia dan istrinya pun panik.

Pukul 21.00 WIB kondisi itu tidak membaik. Bayi sudah divakum dan berusaha dikeluarkan dari rahim. Namun usaha itu sia-sia. Si bayi kemudian meninggal dunia di tengah proses tersebut.

"Divakum, disedot kepalanya, mulai disedot itu sudah enggak bernyawa, enggak bisa keluar," ujar dia.

Sementara Rohma sudah kelelahan empat orang dokter pun datang. Kepada Yopi mereka mengatakan bahwa jalan satu-satunya untuk menyelamatkan istrinya, tim dokter harus memisahkan anggota tubuh bayinya dan dilakukan caesar.

Pukul 23.30 WIB operasi caesar selesai.

"Kenapa tadi enggak di-caesar sejak awal. Ya sudah, saya lihat istri sudah kesakitan. Bayangin lah," kata Yopi mempertanyakan.

Jumat (29/7) Jenazah bayi dibawa pulang selepas Subuh.

"Kalau tadi di-caesar sejak awal, meski (anak saya) enggak selamat tapi setidaknya tidak ada proses pemisahan anggota tubuh," sesalnya.

Menanggapi hal itu, Kabid Pelayanan Medis dan Keperawatan RSUD Jombang dr M Vidya Buana membenarkan kejadian itu. Menurutnya segala upaya telah dilakukan pihaknya.

"Pertolongan dengan berbagai macam upaya, mulai manuver yang dimiliki tim ekspert kami. Dan ternyata diupayakan sedemikian rupa masih tetap macet proses kelahirannya. Kondisi bayi tidak bisa diselamatkan, sehingga prioritas kami kemudian fokusnya menyelamatkan ibu," kata Vidya.

Kasus ini akhirnya berujung damai, setelah orang tua bayi dengan pihak RSUD difasilitasi oleh DPRD Jombang.

Ketua Komisi D DPRD Jombang Erna Kuswati mengatakan, dalam proses dengar pendapat yang menghadirkan pihak rumah sakit dan keluarga bayi itu didapat keterangan terkait kejelasan perkara tersebut. Erna mengatakan, saat kehamilan ibu bayi secara medis diketahui menderita hipertensi atau tekanan darah tinggi dan mengidap diabetes.

Oleh karena itu kata Erna, pihak Puskesmas tidak berani melakukan tindakan medis saat awal menerima pasien. Untuk itu, ibu bayi dirujuk ke RSUD Jombang.

Erna menambahkan, namun rujukan dari Puskesmas tidak merujuk untuk dilakukan operasi caesar. Sebab, Puskesmas sudah mengetahui rekam jejak kesehatan sang ibu.

"Jadi Puskesmas tidak merujuk untuk dilakukan (operasi) caesar, karena riwayat medis si ibu bayi," kata Erna saat dikonfirmasi merdeka.com, Selasa (2/8).

Dia menyebut, SOP (standar operasi prosedur) medis dilakukan pihak Puskesmas maupun rumah sakit sudah dianggap benar. Sebab dengan kondisi medis sang ibu yang memiliki hipertensi dan diabetes, maka tidak memungkinkan untuk dilakukan tindakan operasi.

Sebab, jika hal itu dilakukan maka sangat memungkinkan akan terjadi pendarahan hebat pada sang ibu. Selain itu, pada saat persalinan, kondisi bayi disebutnya sudah meninggal karena terlalu lama tercekik akibat 'nyangkut' di jalan bayi.

"Karena ada indikasi hipertensi dan diabet RSUD tidak berani serta merta operasi. Nanti bisa terjadi pendarahan yang tidak bisa berhenti. Sedangkan saat itu sudah bukaan 8, bayinya sudah di bawah. Posisi bayinya sudah keluar," ujar Erna.

Dia melanjutkan, soal dekapitasi (pemutusan leher bayi) diakuinya sudah sesuai dengan SOP. Sebab, hal itu bertujuan untuk menyelamatkan sang ibu. Secara medis, prosedur itu memang dapat dibenarkan.

"Dari RSUD Jombang dekapitasi itu supaya ibunya bisa terselamatkan. Apalagi, bayinya meninggal karena terjepit," tutur dia.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bekuk 3 Tersangka, Begini Kronologi Penembakan di Colomadu Karanganyar
Bekuk 3 Tersangka, Begini Kronologi Penembakan di Colomadu Karanganyar

Seorang warga Boyolali, Jawa Tengah, bernama Yudha Bagus Setiawan (32), dilaporkan meninggal dunia diduga akibat ditembak orang tak dikenal.

Baca Selengkapnya
Bocah di Jakarta Utara 'Disunat Jin' Usai Kencing di Kali, Ternyata Ini yang Terjadi
Bocah di Jakarta Utara 'Disunat Jin' Usai Kencing di Kali, Ternyata Ini yang Terjadi

Dilansir dari Liputan6, ocah 6 tahun, AJ disunat jin yang memicu perhatian warga Mereka berbondong-bondong ke rumah AJ, . Simak kronologi selengkapnya!

Baca Selengkapnya
Kronologi Ibu di Sumbawa Bunuh lalu Buang Bayinya karena Cibiran Tetangga Belum Bisa Merangkak
Kronologi Ibu di Sumbawa Bunuh lalu Buang Bayinya karena Cibiran Tetangga Belum Bisa Merangkak

Di hari kejadian, ibu tersebut juga sempat terlibat pertengkaran dengan mertuanya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
4 Pembakar Ruko dan Faskes Korem Jayapura saat Iringan Jenazah Lukas Enembe Ditangkap
4 Pembakar Ruko dan Faskes Korem Jayapura saat Iringan Jenazah Lukas Enembe Ditangkap

Ia mengatakan para pelaku berinisial HH (23), EW (18), GD (20), dan CW (43) ditangkap di sejumlah lokasi.

Baca Selengkapnya
Kasus Ibu Lahiran di Pinggir Jalan Karena Ditolak Bidan, Faskes di Jember jadi Sorotan
Kasus Ibu Lahiran di Pinggir Jalan Karena Ditolak Bidan, Faskes di Jember jadi Sorotan

Buntut kejadian itu, Apdesi Jember hari ini akan melakukan aksi ke Dinas Kesehatan dan DPRD Jember untuk mencari solusi konkret.

Baca Selengkapnya
Kronologi Santri di Jambi Tewas Penuh Luka: Telepon Ibu Mau Kasih Kejutan, 2 Jam Kemudian Meninggal
Kronologi Santri di Jambi Tewas Penuh Luka: Telepon Ibu Mau Kasih Kejutan, 2 Jam Kemudian Meninggal

Saat dilakukan autopsi yang dilakukan oleh dokter ahli forensik Bhayangkara Jambi, Dokter Erni Situmorang, ternyata ditemukan sejumlah luka di tubuh AH.

Baca Selengkapnya
Kisah Pilu Anak Difabel Terbaring di Samping Jasad Ibu Sudah Meninggal Beberapa Hari
Kisah Pilu Anak Difabel Terbaring di Samping Jasad Ibu Sudah Meninggal Beberapa Hari

Peristiwa ini memilukan ini terjadi di sebuah rumah yang ada di Jalan Raung RT 4, RW 3, Kelurahan Singotrunan, Banyuwangi.

Baca Selengkapnya
Kronologi Gathan Saleh Halibi, Mantan Suami Cut Keke dan Dina Lorenza Terlibat Penembakan
Kronologi Gathan Saleh Halibi, Mantan Suami Cut Keke dan Dina Lorenza Terlibat Penembakan

Gathan terlibat aksi percobaan pembunuhan dengan cara menembak terhadap seorang pria di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya
Kronologi Terungkapnya Kasus Ibu Bunuh Anak Kandung di Bekasi, Tusuk hingga 20 Kali
Kronologi Terungkapnya Kasus Ibu Bunuh Anak Kandung di Bekasi, Tusuk hingga 20 Kali

"Begitu di sana kita olah TKP, barbuk hanya pisau saja, pisau sempat dicuci, pisau dapur."

Baca Selengkapnya