Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kritik keras Buya, tolak wantimpres sampai sebut Jokowi baru siuman

Kritik keras Buya, tolak wantimpres sampai sebut Jokowi baru siuman Jokowi dan Syafii Maarif. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Mantan ketua umum PP Muhammadiyah Syafi'i Ma'arif mengatakan perseteruan antara KPK dengan Polri sebagai akibat tidak tegasnya Presiden Jokowi dalam menentukan calon Kapolri. Menurutnya, seharusnya peristiwa ini tidak terjadi jika Jokowi sejak awal mau mencari calon Kapolri yang relatif bersih.

Menurut Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu, di tubuh Polri masih banyak jenderal bintang bintang tiga bersih yang layak dicalonkan untuk memimpin korps Bhayangkara. Terkait ketidaktegasan Jokowi , pria yang kerap disapa Buya itu menyadari posisi mantan Gubernur DKI Jakarta, yang tak memiliki posisi di partai sehingga tidak mudah baginya untuk mengambil keputusan.

Selain ketidaktegasan, Buya juga sempat menyindir Jokowi jika dirinya baru siuman. Sindiran tersebut ditujukan setelah Jokowi membentuk tim independen untuk menyelesaikan konflik KPK dengan Polri.

Meski dekat dengan Jokowi, Buya tidak segan melayangkan kritikan terhadap mantan Walikota Solo tersebut. Tercatat, lebih dari sekali tokoh Muhammadiyah tersebut mengkritik politikus PDIP itu.

Berikut Kritik keras Buya, tolak wantimpres sampai sebut Jokowi baru siuman

Tolak jadi Wantimpres

Penasihat PP Muhammadiyah sekaligus Guru Besar UNY Buya Syafii Maarif menolak posisi Dewan Pertimbangan Presiden yang ditawarkan Jokowi. Buya memilih berada di luar untuk mengawal pemerintahan Jokowi tetap sesuai komitmen awal."Saya serahkan kepada orang lain saja. Dulu saya pernah jadi anggota Dewan Pertimbangan Agung selama 5 tahun, hampir sama dengan posisi Wantimpres. Cukuplah, tak perlu lagi," kata Buya saat berbincang dengan merdeka.com, Minggu (17/1).Buya siap memberikan nasihat atau pertimbangan apapun pada Jokowi jika dibutuhkan. Namun menurutnya tak perlu duduk di posisi Wantimpres."Sebagian di dalam, sebagian di luar. Saya pilih di luar. Bisa saja kalau hanya minta nasihat kan," katanya.

Jokowi bukan tokoh partai, jadi sulit ambil keputusan

Mantan ketua umum PP Muhammadiyah Syafi'i Ma'arif mengatakan perseteruan antara KPK dengan Polri sebagai akibat tidak tegasnya Presiden Jokowi dalam menentukan calon Kapolri. Menurutnya, seharusnya peristiwa ini tidak terjadi jika Jokowi sejak awal mau mencari calon Kapolri yang relatif bersih."Masih banyak yang baik, jendral bintang tiga masih ada yang bersih, jadi masih banyak pilihan," katanya di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Senin (26/1).Dia pun menyadari jika Jokowi bukanlah tokoh partai sehingga tidak mudah bagi Jokowi untuk mengambil keputusan."Memang tidak mudah bagi dia, karena ada partai. Kalau tidak tegas maka wibawa akan melorot. Gagasan lainnya seperti tol ini dan tol itu tidak akan jalan," ujarnya.

Bentuk tim independent, Jokowi sudah siuman

Syafi'i Ma'arif  bersyukur dengan dibentuknya tim independen oleh Presiden Jokowi untuk menyelesaikan konflik KPK dengan Polri yang diisi oleh orang-orang yang dinilainya sudah tepat. Melihat komposisi tim, dia pun bersedia untuk bergabung."Saya bersyukur Jokowi akhirnya siuman, tim tujuh itu ada Oegroseno polisi yang berani, kemarin dia bilang penangkapan Bambang tidak sah, jarang ada polisi semacam itu, juga ada Prof Bambang Widodo Umar, Jimly, dan lainnya," ujarnya.Dengan dibentuknya tim tersebut dia berharap Jokowi bisa mendengarkan suara hati nurani yang benar. "Tadinya saya tidak suka, tapi sekarang sudah benar, mudah-mudahan Presiden benar-benar mendengar hati nuraninya," tandasnya.

(mdk/tts)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kritik Jokowi, Ketua BEM KM UGM Pastikan Tidak Ada Muatan Politik Praktis
Kritik Jokowi, Ketua BEM KM UGM Pastikan Tidak Ada Muatan Politik Praktis

BEM KM UGM telah membuat kajian setebal 300 halaman yang berisikan isu-isu komprehensif.

Baca Selengkapnya
Jokowi Jawab Anies soal Kritikan Debat: Saya Bicara untuk 3 Capres
Jokowi Jawab Anies soal Kritikan Debat: Saya Bicara untuk 3 Capres

Kritikam itu disampaikan agar debat Pilpres 2024 berikutnya berjalan lebih baik.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Tajam Menusuk Bivitri Kritik Keras Jokowi Berhasil 'Bunuh' Oposisi
VIDEO: Tajam Menusuk Bivitri Kritik Keras Jokowi Berhasil 'Bunuh' Oposisi

Bivitri dalam diskusi ini, menyebut kecurangan Pemilu dirasakan luar biasa.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jokowi: Pemilu Harus Menggembirakan, Bukan Meresahkan dan Menakutkan
Jokowi: Pemilu Harus Menggembirakan, Bukan Meresahkan dan Menakutkan

Jokowi menegaskan persatuan dan keutuhan bangsa Indonesia harus terus dijaga di tengah tahun politik 2024.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Tajam Menusuk Bivitri Kritik Keras Jokowi Berhasil 'Bunuh' Oposisi
VIDEO: Tajam Menusuk Bivitri Kritik Keras Jokowi Berhasil 'Bunuh' Oposisi

Bivitri dalam diskusi ini, menyebut kecurangan Pemilu dirasakan luar biasa.

Baca Selengkapnya
JK Kritik Jokowi: Kalau Bansos Dikasih di Pinggir Jalan dan di Pasar Langgar Aturan
JK Kritik Jokowi: Kalau Bansos Dikasih di Pinggir Jalan dan di Pasar Langgar Aturan

JK juga minta tidak dilakukan jelang masa pencoblosan yakni 14 Februari 2024.

Baca Selengkapnya
Pesan Jokowi ke Menteri: Bansos Harus Diteruskan
Pesan Jokowi ke Menteri: Bansos Harus Diteruskan

Jokowi juga mengingatkan agar penyaluran bansos dipantau ketat supaya tepat sasaran.

Baca Selengkapnya
Jokowi Sebut Sering Dikritik Tajam: Gambar Wajah Saya Aneh-Aneh di Sampul Media, Cucu Komplain
Jokowi Sebut Sering Dikritik Tajam: Gambar Wajah Saya Aneh-Aneh di Sampul Media, Cucu Komplain

Jokowi tetap menganggap sebuah kritikan sebagai kebebasan berekspresi.

Baca Selengkapnya