KPI akan Copot Pelaku Pelecehan Seksual Sesama Pegawai Jika Terbukti Bersalah
Merdeka.com - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) akan memanggil terduga pelaku dugaan pelecehan seksual terhadap sesama pegawai berinisial MS. Staf pimpinan di mana posisi MS bekerja juga akan dipanggil dalam kasus ini. Isu pelecehan seksual antarpegawai KPI itu diketahui dari pesan berantai di aplikasi percakapan Whatsapp.
"Langkah-langkah di internal itu berupa kami tentunya yang pertama akan memanggil seluruh pihak dalam hal ini yang diduga pelaku maupun diduga korban untuk kita mintai klarifikasi secara internal," kata Komisioner KPI Nuning Rodiyah saat dihubungi, Rabu (1/9).
Pihaknya akan mendalami keterangan korban yang mengaku mengalami kejadian tersebut pada 2019 silam. Nuning menegaskan pimpinan KPI akan melakukan evaluasi atasan dari MS jika kabar tersebut benar terjadi.
"Nah ini juga bagian dari proses yang kemudian langkah-langkah internal kami, kalau emang benar. Kami akan melakukan evaluasi atasan langsungnya, karena kan ini ada bagian-bagian yang kemudian bertanggungjawab atas kejadian tersebut," jelasnya.
Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan polisi, YLBHI, LBH Jakarta serta Komnas HAM. KPI berjanji bakal mendampingi MS jika akan kembali melaporkan kejadian itu ke polisi.
"Terus kalau nanti saya sudah ketemu, yang bersangkutan akan melaporkan kembali ke polisi sebagaimana yang disampaikan rilis tersebut bahwa ditolak dan sebagainya, kami akan memberikan pendampingan dan mengantarkan ke kantor polisi untuk melakukan pelaporan kembali," tegasnya.
"Agar kenapa, karena ketika sudah ada kepastian hukum. Kami di KPI ketika mengambil tindakan tegas itu juga berbasis kepada putusan yang kemudian sudah bisa dipetanggungjawabkan," sambungnya.
Nuning menambahkan, pendampingan seperti pendampingan hukum, keamanan dan psikologi akan diberikan kepada MS. Dia menegaskan akan menindak tegas para pelaku jika terbukti bersalah.
"Kita tidak toleransi itu sama sekali, kalau memang itu terbukti dan terjadi. Tentu kita akan gunakan aturan-aturan kepegawaian yang ada di KPI, bisa paling tegas mereka dicopot dari pekerjaannya kan begitu," paparnya.
Aduan dari Korban
Korban berinisial MS, dalam pesan berantai yang beredar, mengaku apa yang dialaminya itu telah ia adukan ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) pada 11 Agustus 2017 silam melalui surat elektronik (email).
Dikonfirmasi, Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara membenarkan jika MS telah mengirimkan surat elektronik (email) yang berisi aduan kepada pihaknya.
"Benar yang bersangkutan mengadu ke Komnas HAM via email sekira Agustus-September 2017. Dari analisis aduan, korban disarankan untuk melapor ke polisi karena ada indikasi perbuatan pidana," kata Ulung dalam keterangannya, Rabu (1/9).
Dalam pengakuan yang ditulisnya, korban MS menuturkan mengalami pelecehan sepanjang 2012-2014. "Selama 2 tahun saya dibully dan dipaksa untuk membelikan makan bagi rekan kerja senior. Mereka bersama sama mengintimidasi yang membuat saya tak berdaya. Padahal kedudukan kami setara dan bukan tugas saya untuk melayani rekan kerja. Tapi mereka secara bersama sama merendahkan dan menindas saya layaknya budak pesuruh."
MS yang bekerja di kantor KPI Pusat sejak 2011 juga mengaku dipukul, dimaki dan direndahkan terus menerus dan berulang-ulang sehingga merasa tertekan, stres dan sakit.
"Puncaknya pada tahun 2015, mereka beramai ramai memegangi kepala, tangan, kaki, menelanjangi, memiting, melecehkan saya dengan mencorat-coret buah zakar saya memakai spidol. Kejadian itu membuat saya trauma dan kehilangan kestabilan emosi. Kok bisa pelecehan jahat macam begini terjadi di KPI Pusat? Sindikat macam apa pelakunya? Bahkan mereka mendokumentasikan kelamin saya dan membuat saya tak berdaya melawan mereka setelah tragedi itu. Semoga foto telanjang saya tidak disebar dan diperjualbelikan di situs online," tuturnya.
"Pelecehan seksual dan perundungan tersebut mengubah pola mental, menjadikan saya stres dan merasa hina, saya trauma berat, tapi mau tak mau harus bertahan demi mencari nafkah. Harus begini bangetkah dunia kerja di KPI? Di Jakarta?" imbuhnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban dugaan pelecehan seorang perempuan yang bertugas sebagai Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN).
Baca SelengkapnyaHasyim kali ini dilaporkan atas dugaan pelanggaran etik pelecehan seksual.
Baca SelengkapnyaPertemuan itu pun diatur oleh ajudan Firli Kevin Egananta Yoshua yang telah diambil keterangan oleh Dewas KPK.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemilih adalah penentu terhadap siapa yang akan menduduki jabatan.
Baca SelengkapnyaTersandung kasus dugaan pelecehan seksual, kedua kader PSI tersebut dipecat dari jabatannya
Baca SelengkapnyaKPU diminta tidak mempublikasikan hasil yang justru berbeda karena banyaknya temuan kesalahan.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan bukti yang ditemukan dari ponsel pelaku, banyak ditemukan video porno.
Baca SelengkapnyaPerselingkuhan itu terungkap setelah terlapor mengirim video syurnya dan istri pelapor melalui WhatsApp.
Baca SelengkapnyaLayanan pengaduan itu dibuka Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI).
Baca Selengkapnya