Korban tewas awan panas Gunung Sinabung jadi 7 orang, 2 masih kritis
Merdeka.com - Jumlah korban tewas akibat awan panas Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumut, bertambah menjadi 7 orang. Selain itu, 2 korban juga masih kritis.
"Perkembangan terakhir yang diberikan Kapolres Karo AKBP Pangasian Sitio, jumlah korban 9 orang, dengan rincian 7 meninggal dunia, 2 luka-luka," kata Kabid Humas Polda Sumut AKBP Rina Sari Ginting, Minggu (22/5).
Tujuh korban tewas yaitu 6 pria masing-masing Karman Meliala (60), Irwansyah Sembiring, Leo Perangin-angin (25), Mulip Ginting (45) Ersada Ginting (55), dan Ibrahim Sembiring (51), serta seorang perempuan Nanin Br Sitepu (50). Ersada Ginting meninggal setelah beberapa saat dirawat di RSUP H Adam Malik. Sementara Ibrahim mengembuskan napas terakhir, Minggu (22/5) pagi.
Sementara dua korban luka masih mendapatkan perawatan intensif di RSUP H Adam Malik Medan. Keduanya yaitu Cahaya Sembiring (57) dan Cahaya Br Tarigan (45). Mereka masih dirawat di ruang ICU.
Sebelumnya Cahaya Sembiring dan Cahaya br Tarigan, bersama Ersada Ginting dan Ibrahim Sembiring, dirawat di RS Efarina Etaham, Berastagi, kemudian dirujuk ke Medan untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif. "Korban dirujuk karena kondisinya mengalami luma bakar di atas 60 persen," kata Sekda Kabupaten Karo Sabrina Tarigan.
Seluruh korban merupakan penduduk Desa Gamber, Kecamatan Simpang Empar Karo. Mereka ditengarai tengah bertani di ladangnya saat awan panas guguran Gunung Sinabung tiba di desa yang masuk dalam zona merah itu, Sabtu (21/5) sekitar pkl 17.00 WIB.
Sebagian masyarakat tetap memilih berladang di desa itu meskipun mereka telah diungsikan dan jalan masuk ke sana telah dipagari portal. Berdasarkan keterangan warga Desa Gamber, terdapat sekitar 25 KK yang nekat masuk kembali ke desa itu untuk bertani.
"Para korban sebelumnya telah mendapat kompensasi berupa uang jaminan hidup, sewa rumah dan sewa lahan pertanian dari pemerintah agar tidak tinggal di desa Gamber atau Relokasi Mandiri, namun masyarakat membandel dan tetap melaksanakan aktivitas di desanya," jelas Rina.
Polres Karo, TNI bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo terus mengimbau seluruh masyarakat yang tinggal di sekitar zona merah atau zona larangan untuk tidak melakukan aktivitas di sana. Warga pun tidak boleh masuk ke kawasan berbahaya itu.
(mdk/hrs)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anas menjelaskan bahwa saat itu korban diketahui melakukan pendakian bersama beberapa orang rekannya
Baca SelengkapnyaKorban HR merupakan pedagang ponsel keliling. Dia tinggal bersama tiga korban lain, yakni ibunya dan dua anaknya sejak bercerai dengan istrinya dua tahun lalu.
Baca SelengkapnyaMereka memotong teralis itu setelah mengetahui kondisi teralis besi ventilasi di kamar mandi yang sedikit terbuka.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gunung Merapi kembali mengeluarkan rentetan awan panas guguran pada Senin (4/2) sore.
Baca SelengkapnyaDua kali awan panas guguran ini terjadi pada pukul 19.56 WIB dan 20.03 WIB.
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaan sementara, empat orang korban meninggal dunia diduga akibat bunuh diri lompat dari Lantai 22.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi Dua Kali Luncurkan Awan Panas Guguran
Baca SelengkapnyaMelihat kondisi korban, diyakini keempatnya sudah tewas lebih dari tiga hari.
Baca SelengkapnyaPembunuhan terhadap Iwan Sutrisman Telaumbanua (21) memberi luka mendalam kepada keluarga korban.
Baca Selengkapnya