Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kontroversi Denny JA, dari iklan SBY, Jokowi dan sastra

Kontroversi Denny JA, dari iklan SBY, Jokowi dan sastra

Merdeka.com - Nama Denny JA lagi-lagi menuai kontroversi. Kali ini namanya diributkan banyak kalangan karena masuk sebagai 33 tokoh sastra Indonesia paling berpengaruh.

Heboh, karena Denny lebih dikenal sebagai konsultan politik yang juga pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI). Bahkan label 'si tukang survei' sudah menempel padanya.

Jika dilihat ke belakang, bukan kali ini saja nama Denny JA memercik polemik. Berikut lima kontroversi yang pernah dibuatnya:

Mendirikan lembaga riset dan konsultan politik sekaligus

Denny JA barangkali orang pertama di Indonesia yang mendirikan lembaga penelitian dan konsultan (marketing) politik sekaligus. Didirikan pada 2005, Denny menamakan lembaganya Lingkaran Survei Indonesia (LSI), sempalan Lembaga Survei Indonesia, yang juga disingkat LSI.Saat itu, lembaga riset dan konsultan politik masih sangat jarang. Ambisinya meraup dunia ilmiah dan bisnis politik sekaligus, telah menimbulkan problem etis akademis: Bagaimana riset ilmiah yang obyektif bisa bergabung dengan bisnis konsultasi politik yang memihak?Konon perbedaan pandangan saat itu juga yang membuat kongsi Denny JA dengan Saiful Mujani - keduanya doktor jebolan Ohio State University - di Lembaga Survei Indonesia (LSI) terbelah, kendati Saiful juga kini membuat lembaga serupa bernama Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).

Iklan 'satu putaran' SBY

Kiprah Denny JA di dunia riset sekaligus konsultasi politik juga tidak sepi dari kontroversi. Saat menangani SBY-Boediono pada Pilpres 2009, Denny dikecam oleh lawan-lawan politik pasangan itu karena telah memasang iklan 'menang satu putaran'.Gempuran iklan Pilpres satu putaran saat itu sangat menyengat kubu lain, khususnya Mega-Prabowo, yang diusung PDIP, klien Denny JA sebelumnya di Pemilu Legislatif 2009. Menurut kubu banteng, iklan Denny itu telah mempengaruhi opini masyarakat luas sebelum pencoblosan dimulai.Jusuf Kalla (JK) dalam debat capres putaran terakhir 2 Juli 2009 juga sempat menanyakan langsung kepada SBY mengenai iklan-iklan kampanye pilpres satu putaran yang dianggapnya tidak demokratis. SBY menjawab iklan-iklan itu bukanlah iklan resmi tim kampanyenya. Alhasil, JK pun mempertanyakan legalitas dari iklan-iklan yang dibuat Denny tersebut.Kepada pers, doktor jebolan Ohio State University itu membenarkan iklan tersebut bukan iklan resmi tim kampanye SBY. Namun, ia menolak iklan itu disebut ilegal karena menurutnya hak setiap warga negara untuk menyatakan pendapatnya meskipun dilaksanakan pada saat masa kampanye pilpres.Panas iklan satu putaran itu pun menguap ketika SBY-Boediono dinyatakan menang oleh Komisi Pemilihan Umum dan kemudian gugatan pasangan lain dimentahkan Mahkamah Konstitusi.

Survei meleset Denny di Pilgub DKI 2012

Sukses membawa SBY-Boediono 'menang satu putaran' di Pilpres 2009, bukan berarti Denny bisa melakukannya di tempat lain. Kemenangan itu tidak bisa diulang pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) itu pada Pilgub DKI 2012.Hasil quick count yang dilakukan LSI sendiri pada hari pencoblosan 10 Juli 2012 menyatakan Joko Widodo-Basuki Tjahaja (Jokowi-Ahok) Purnama sebagai pemenang dengan 43,04 persen. Sementara Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (Foke-Nara), yang diakui Direktur Riset LSI Toto Izzul Fattah sebagai kliennya, berada di urutan kedua dengan 34,10 persen.Hasil hitung cepat yang dirilis oleh LSI memang tidak jauh berbeda dengan lembaga lain. Namun uniknya, LSI selama survei pra-pencoblosan tidak pernah melihat kans Jokowi-Ahok untuk memenangkan putaran pertama ini.Sebaliknya, survei LSI selalu menyatakan Foke-Nara punya kans besar memenangkan Pilgub dalam satu putaran. Slogan menang satu putaran dengan acungan jari telunjuk, tanda nomor urut satu, juga dimuat dalam iklan-iklan pasangan incumbent tersebut.Dalam dua survei LSI yang dirilis kepada pers, perolehan suara Jokowi-Ahok selalu jauh di bawah Foke-Nara. Pada rilis survei LSI Mei lalu, Foke-Nara berada di urutan teratas dengan 43,3 persen suara. Sementara Jokowi-Ahok berada terpaut jauh dengan 20,9 persen. Kemudian pada 1 Juli atau sepuluh hari sebelum pencoblosan, bahkan perolehan suara Jokowi-Ahok dinyatakan turun menjadi 14,4 persen. Sementara Foke-Nara terus menguat 43,7 persen.Dua hasil survei pra-pencoblosan dan quick count (pasca-pencoblosan) yang sama-sama dilakukan LSI memperlihatkan hasil yang jomplang. Setelah mengetahui hasil quick count, LSI tidak perlu lama-lama untuk menyampaikan kepada publik tentang penyebab kekalahan kliennya.Dalam jumpa pers di kantor LSI, Toto menyatakan, salah satu faktor merosotnya perolehan suara Foke karena calon incumbent itu tidak pernah muncul saat masa kampanye. Menurutnya, Foke terlalu percaya diri akan menang."Hingga detik terakhir jelang pemilihan pun, Foke tidak terlalu banyak melakukan manuver yang bisa membangun simpati publik," kata Toto sehari pascapencoblosan.Alasan tersebut bisa jadi benar. Tapi yang tidak habis pikir mengapa Jokowi-Ahok yang sepuluh hari jelang pencoblosan cuma 14,4 persen lantas bisa menyodok dengan 43,04 persen di quick count LSI. Jika hasil survei 1 Juli benar apa adanya, rasanya sulit untuk mendongkrak suara calon menjadi surplus 30 persen dalam sepuluh hari.

Membeli akun Twitter

Kehebohan Denny JA juga merambah ke dunia maya. Awal tahun 2012, Denny diduga telah membeli akun Twitter pseudonym @soalCINTA, yang saat itu sangat digandrungi oleh follower-nya yang kebanyakan anak muda.Dugaan itu muncul lantaran akun @soalCINTA yang sudah memiliki ratusan ribu follower tiba-tiba berubah menjadi @DennyJA_CINTA, yang kemudian @DennyJA_WORLD hingga sekarang. Dengan nama baru itu, kicauan yang sebelumnya selalu berkaitan dengan tema-tema cinta ala anak muda, beralih menjadi berita-berita aktual, terutama soal politik.Kepada media, Denny membantah kabar perihal jual-beli akun @soalCINTA. “Saya tidak membeli, namun berkolaborasi atau bekerjasama dengan @soalCINTA,” ujar Denny pada 2012 silam.Namun Denny tidak membantah duit Rp 500 juta sebagai nilai transaksi yang dikabarkan.

Masuk 33 tokoh sastra Indonesia paling berpengaruh

Menguasai Twitter dengan @DennyJA_WORLD, haluan Denny seolah-olah berubah. Dengan follower yang kini satu juta lebih, kicauan Denny lebih banyak berisi soal puisi ketimbang politik.Pada tahun yang sama dengan pengakuisisian akun Twitter itu, Denny juga menerbitkan buku puisi-esai berjudul 'Atas Nama Cinta'. Tak tanggung-tanggung, buku itu mendapat endorsment dari sejumlah sastrawan kawakan seperti Sapardi Djoko Damono dan Sutardji Calzoum Bachri.Atas karya semata wayangnya itu juga Denny dimasukkan ke dalam 33 tokoh sastra Indonesia paling berpengaruh, hasil kajian Tim 8 (juri) bekerja sama dengan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin. Hasil kajian itu pun telah dibukukan dengan judul yang sama.Ketua Tim 8, Jamal D Rahman, menjelaskan Denny JA terpilih karena ia melahirkan genre baru dalam puisi Indonesia yang disebut 'puisi-esai'."Genre puisi esai ini memancing perdebatan luas di kalangan sastrawan sendiri. Aneka perdebatan itu sudah pula dibukukan. Terlepas dari pro kontra pencapaian estetik dari puisi esai, pengaruh puisi esai dan penggagasnya Denny JA dalam dinamika sastra mutakhir tak mungkin diabaikan siapapun," kata Jamal.Sebagian kalangan sastrawan, utamanya dari kelompok Boemi Poetra, menilai buku tersebut sebagai sampah. Bahkan, dinilai sarat bayaran."Kok repot amat analisanya? Panitia atau kuratornya jelas dibayar (mahal). Soal teori atau himpunan itu dibuat-buat saja supaya di dalam pembaiatan tidak terlalu vulgar," kata Puthut Ea, sastrawan asal Yogyakarta.

Baca juga:Denny JA dan 'kemenangan satu putaran' jadi sastrawan besarBuku '33 Tokoh Sastra' kado ulang tahun ke-51 Denny JA?'Apa beda Sitok Srengenge dan Denny JA?'5 Sastrawan ternama ini dikalahkan Denny JAGM merasa tak layak masuk 33 tokoh sastra paling berpengaruh

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Denny JA Ungkap Data Seberapa Pengaruh Debat Ketiga Terhadap Elektabilitas Capres
Denny JA Ungkap Data Seberapa Pengaruh Debat Ketiga Terhadap Elektabilitas Capres

Debat capres ketiga tersebut mengusung tema Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional dan Geopolitik.

Baca Selengkapnya
Denny JA Ungkap Angka yang Dibutuhkan Ganjar atau Anies Untuk Lolos Putaran 2
Denny JA Ungkap Angka yang Dibutuhkan Ganjar atau Anies Untuk Lolos Putaran 2

Data itu berdasarkan hasil debat ketiga calon presiden digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1) malam.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jokowi Jawab Anies soal Kritikan Debat: Saya Bicara untuk 3 Capres
Jokowi Jawab Anies soal Kritikan Debat: Saya Bicara untuk 3 Capres

Kritikam itu disampaikan agar debat Pilpres 2024 berikutnya berjalan lebih baik.

Baca Selengkapnya
Pesan SBY untuk AHY: Kesempatan Demokrat Sukseskan Pemerintahan Jokowi
Pesan SBY untuk AHY: Kesempatan Demokrat Sukseskan Pemerintahan Jokowi

SBY meminta AHY untuk bisa menjalin komunikasi dengan baik dengan pemimpin lintas sektor.

Baca Selengkapnya
Jokowi Kritik Debat Ketiga, Pengamat: Capres Harusnya Mandiri Pertahankan Ide dan Argumentasinya
Jokowi Kritik Debat Ketiga, Pengamat: Capres Harusnya Mandiri Pertahankan Ide dan Argumentasinya

Jokowi nilai debat capres ketiga justru serang pribadi tak bahas substansi

Baca Selengkapnya
LSI Denny JA: Tingkat Kepuasan ke Presiden Jokowi Capai 80,8 Persen, Prabowo-Gibran Kecipratan Suara
LSI Denny JA: Tingkat Kepuasan ke Presiden Jokowi Capai 80,8 Persen, Prabowo-Gibran Kecipratan Suara

Survei LSI Denny JA yang mengusung tema "Di Ambang Pilpres Satu Putaran Saja" ini dilakukan pada periode 16-26 Januari 2024.

Baca Selengkapnya
Jokowi Sebut Sering Dikritik Tajam: Gambar Wajah Saya Aneh-Aneh di Sampul Media, Cucu Komplain
Jokowi Sebut Sering Dikritik Tajam: Gambar Wajah Saya Aneh-Aneh di Sampul Media, Cucu Komplain

Jokowi tetap menganggap sebuah kritikan sebagai kebebasan berekspresi.

Baca Selengkapnya
Jokowi Cerita Masa Kelam BPJS: Antrenya Lama, Banyak Komplain
Jokowi Cerita Masa Kelam BPJS: Antrenya Lama, Banyak Komplain

Jokowi mengapresiasi kini sudah ada 95,7 persen warga Indonesia yang terdaftar di BPJS Kesehatan

Baca Selengkapnya