KontraS nilai Jokowi warisi potret buram pemerintahan SBY soal HAM
Merdeka.com - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menilai pemerintahan Presiden Joko Widodo mewarisi potret buram pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tidak berpihak pada isu Hak Asasi Manusia (HAM).
Janji Jokowi yang ingin galak di sektor penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM berat ternyata hanyalah sebuah janji manis belaka. Sepanjang tahun 2015, KontraS menerima 62 pengaduan publik atas kasus-kasus yang memiliki dimensi pelanggaran hak sipil dan politik.
"Utamanya isu seperti hak atas hidup, jaminan perlindungan kebebasan beragama, beribadah dan berkeyakinan, pembunuhan kilat tanpa proses hukum, penangkapan dan penahanan sewenang-wenang," kata Koordinator KontraS, Haris Azhar saat jumpa pers di Kantor Kontras, Jl Kramat II, Jakarta, Sabtu (26/12).
Sepanjang tahun 2015, KontraS juga mencatat setidaknya terdapat 238 peristiwa pembatasan kebebasan secara sewenang-wenang. Sementara, 24 pembela HAM, pekerja lingkungan dan masyarakat adat yang dikriminalkan. Jumlah tersebut di luar 49 aktivis anti korupsi yang juga mendapatkan perlakuan yang sama.
Kebebasan beragama dan beribadah di era kepemimpinan Jokowi juga sama dengan era kepemimpinan SBY. Kontras mencatat 96 peristiwa intoleransi terjadi sepanjang tahun ini.
Untuk kasus kabut asap yang paling geger sepanjang tahun 2015, pemerintahan Jokowi juga tak mampu mengatasinya. Bahkan, tercatat 12 orang menjadi korban dari kabut asap.
"Malah hujan lah yang menangani kabut asap," kata Haris.
Banyaknya kasus pelanggaran HAM yang terjadi di tahun 2015 justru tak membuat pemerintahan Jokowi tanggap. Malahan, kebijakan-kebijakan pemerintahan dewasa ini justru menunjukkan sikap anti HAM.
"Sampai saat ini tidak jelas Jokowi arahannya seperti apa? Siapa yang harus mengawal?" ujarnya.
"Bisa dilihat pidato Jokowi di peringatan Hari HAM Sedunia yang menyiratkan bahwa pemerintah terkesan membuat aturan untuk membatasi hak-hak azasi dengan sudut pandangnya sendiri," katanya menambahkan.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Potret Lawas Presiden SBY Berbaju Pramuka, Ada Sosok Jokowi Tertawa Lebar Disalami
Potret lawas Presiden SBY saat hadir di Hari Pramuka beberapa tahun lalu sempat mencuri perhatian, terlebih ada sosok Presiden Jokowi yang menerima penghargaan.
Baca SelengkapnyaTernyata Ini Alasan Jokowi Bagi-Bagi Bansos Beras Jelang Pilpres 2024
Presiden akhirnya buka suara terkait polemik pemberian bansos beras kemasan 10 kg di tahun politik.
Baca SelengkapnyaJokowi Harap Debat Pamungkas Pilpres Bahas Visi Misi: Tak Terjebak Masalah Personal
Menurut Jokowi, akan lebih baik apabila debat terakhir Pilpres 2024 saling menyampaikan visi yang substansial dan berguna bagi masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jamuan Minggu Malam: NasDem Bilang Jokowi yang Undang, Istana Sebut Surya Paloh yang Minta
Belum diketahui apa pembicaraan antara Surya dengan Jokowi dalam pertemuan itu.
Baca SelengkapnyaNasDem: Pertemuan Surya Paloh dengan Jokowi Puluhan Kali, Tidak Terkait Sikap Politik
Surya Paloh dan Jokowi diketahui menggelar pertemuan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (18/2).
Baca SelengkapnyaRamai Kritik Prabowo Terima Penghargaan Jenderal Bintang 4, Ada Pelanggaran Aturan?
Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pangkat kehormatan kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menuai pro kontra.
Baca SelengkapnyaResmi Gabung Pemerintahan Jokowi, AHY: Oposisi Hanya bisa Kritisi, Tidak bisa Eksekusi
AHY menilai, banyak keterbatasan saat partainya berada di luar pemerintah atau oposisi.
Baca SelengkapnyaPemerintah Jokowi Setop Sementara Bagi-Bagi Bansos, Ini Alasannya
Penghentian sementara penyaluran bansos ini untuk menghormati tahapan pemilu dan mendukung kelancaran pesta demokrasi tersebut.
Baca SelengkapnyaJokowi Dikritik soal Pembagian Bansos, Bahlil: Jangan Batasi Presiden Dekat Dengan Rakyat
Bahlil menegaskan pihak-pihak yang mengkritisi penyaluran bansos, dapat diartikan pihak tersebut tidak senang masyarakat menerima bantuan.
Baca Selengkapnya