Komnas PA dorong polisi perberat hukuman pembunuh Putri Saridevi
Merdeka.com - Kasus pembantaian Putri Saridevi (16) oleh Abdullah (50), ayahnya sendiri turut mengundang keprihatinan Komnas Perlinduangan Anak (Komnas PA). Kematian siswi SMA 1 Tumpang secara sadis itu menambah daftar panjang korban kekerasan anak Indonesia yang dilakukan para orangtua.
Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait mendorong polisi untuk melanjutkan proses kasus tersebut. Hal ini agar bisa menjadi pelajaran bagi siapapun khususnya orangtua. Menurutnya, apa yang dilakukan oleh pelaku sudah di luar akal kewajaran, sehingga patut diungkap.
"Sudah pasti perbuatan pelaku sebagai tindak pidana kriminal yang harus terus diproses. Alasan apapun tentu tidak bisa menghilangkan nyawa orang lain, apalagi dilakukan oleh orangtua yang seharusnya melindungi korban," kata Arist di arena Kongres Anak Indonesia di Batu, Jumat (7/8).
Polisi bisa menjerat dengan Undang-Undang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan Perlindungan Anak. Karena dilakukan oleh orangtuanya sendiri, sesuai aturan harus ditambahkan sepertiga tuntutan.
"Sesuai aturan karena dilakukan orangtuanya sendiri, harus ditambahkan sepertiga. Kalau 15 tahun harus ditambahkan lagi sepertiganya," katanya.
Seperti diketahui, Putri Saridevi yang baru memasuki bangku SMA tewas mengenaskan di tangan ayahnya, Selasa (4/8) pukul 02.45 WIB. Dia tewas dengan sabetan parang bersama ibunya Wiwik Halimah yang ditemukan tewas dengan luka gorok. Sementara ayahnya, Abdullah ditemukan tergeletak dalam usaha mengakhiri hidupnya.
Arist yang tengah hadir dalam Kongres Anak Ke-13 di Batu mengungkapkan bahwa Indonesia tengah dalam situasi darurat kekerasan terhadap anak. Ada 21,6 Juta anak yang mengalami kekerasan.
"Dari jumlah itu 56 persen merupakan kejahatan seksual. Jawa Timur sendiri berada di urutan keenam setelah DKI Jakarta, NTT, NTB, Lampung," katanya.
Lewat Kongres Anak Indonesia (KAI) yang mengangkat tema Memutus Mata Rantai Kekerasan, anak-anak akan menyusun rekomendasi yang akan disampaikan kepada Presiden Joko Widodo.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Detik-Detik Penyelamatan Dramatis Pemuda Terperosok ke Sumur 19 Meter
Pihak keluarga dan rekan-rekannya berusaha menolong, namun sia-sia sehingga dilaporkan ke Basarnas Kupang.
Baca SelengkapnyaDi Hari Ulang Tahun, Ibu Ini Mendapatkan Kado Terindah Berbarengan dengan Pelantikan Sang Anak Jadi Polisi
Di hari pertambahan usia ia justru mendapatkan kado terindah atas keberhasilan anaknya yang menjadi seorang polisi.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Sindir Kapolri: Suara-Suara Rakyat Harapkan Polri Netral Tak Dukung Paslon Tertentu
Sekjen PDIP mengingatkan Kapolri banyak suara dari rakyat yang juga berharap agar Polri tetap netral di Pemilu 2024 ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Detik-Detik Menegangkan Pelaku Tega Bunuh Anak Tamara Tyasmara di Kolam Renang Terekam CCTV
Polisi menjerat pelaku dengan Pasal 340 tentang pembunuhan berencana
Baca SelengkapnyaKasus 2 Polisi Lecehkan Wanita Muda Lalu Korbannya Dikeroyok, Kapolda Curiga Ada Motif Lain di Balik Pelaporan
Perkara ini awalnya telah dilakukan upaya perdamaian antara kedua belah pihak. Hanya saja tidak menemui titik terang
Baca SelengkapnyaJenderal Polisi Pecat Anggota Polwan, Kapolres Langsung Coret 'Wajahnya' di Depan Anak Buah
Kapolda memutuskan terhitung mulai 31 Januari 2024, Bripka NA diberhentikan tidak dengan hormat dari Dinas Bintara Polri.
Baca SelengkapnyaPolisi Terima 322 Laporan Pelanggaran Pidana Pemilu 2024, Turun Drastis dari 2019
Sebanyak 65 kasus di antaranya tengah ditangani kepolisian.
Baca SelengkapnyaMedia Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaTak Disangka Polisi, Pria Berambut Gondrong Berkumis Tebal Beruban ini Ternyata Seniornya Reserse
Rambut gondrong dan kumis tebal. Sekilas, mungkin tak ada yang percaya profesi dari pria ini adalah polisi.
Baca Selengkapnya