Komnas HAM: Wamena Kondusif, Jangan Lagi Sebar Informasi Bernada Provokasi
Merdeka.com - Kondisi Wamena, Papua kini berangsur kondusif pasca-kerusuhan yang memakan 33 korban jiwa. Yang menjadi perhatian saat ini adalah upaya menangkal kabar negatif yang disebarkan ke masyarakat luas.
Kepala Komnas HAM perwakilan Papua, Frits Ramandey menyampaikan, informasi negatif atau bahkan bohong alias hoaks, justru bisa semakin memperkeruh keadaan.
"Jikalau ada di antara para pengungsi mengalami insiden langsung saat kejadian. Sebaiknya jangan menyebarkan informasi atau kabar yang bernada provokasi lagi, karena itu akan memunculkan sentimen baru dan dampak negatif lainnya," tutur Frits dalam keterangannya, Senin (7/10).
Frits menyebut, informasi yang diberikan para pengungsi seringkali malah dimanfaatkan hingga diputarbalikkan oleh kelompok tertentu. Hal itu tentu mengkhawatirkan, mengingat masyarakat saat ini mudah sekali tersulut berita-berita provokatif yang akhirnya memicu tindak kekerasan, kebencian, dendam dan sentimen baru lainnya.
"Oleh karena itu, pemerintah kabupaten dan kota mesti mencegah kelompok-kelompok atau aktor yang berpotensi meresahkan masyarakat. Buka komunikasi dengan baik supaya warga mendapat jaminan bahwa kerusuhan tidak akan terjadi lagi," jelas Frits.
Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw sendiri telah berkeliling ke sejumlah wilayah d Kota Wamena. Termasuk ke Ilagma dan pengungsian di Nduga. Untuk aktivitas sekolah, dipastikan perlahan telah kembali dijalankan.
"Sekolah sudah beberapa yang melayani namun belum maksimal muridnya, survei, bersih-bersih lingkungan. Tadi saya jumpa dengan SMA Negeri 1, SMA PGRI tempat yang dulu masalah, kemudian juga guru-guru," terang Paulus.
Menurut Paulus, para guru sudah kembali mengajar tanpa perasaan takut dan khawatir berlebihan. "Beberapa anak-anak yang sudah masuk juga terlihat gembira, ada yang bermain basket, duduk-duduk, cerita-cerita, baik sekali suasana kebatinannya. Sebelumnya kita juga ke Taman Kanak-Kanak Setia Hati, saya lihat anak-anak sudah masuk dan ibu yang mengantar juga senang," ujarnya.
Selain pendidikan, geliat perekonomian juga kembali terbangun. "Mampir di Pasar Sinakma, Wamena, bertemu dengan pedagang, mama yang jual barang. Semuanya dalam kondisi sudah baik," kata Paulus.
Reporter: Nanda Perdana Putra
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komnas HAM Kecam Pembunuhan Danramil Aradide di Paniai Papua Tengah
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menilai situasi konflik dan kekerasan di Papua semakin mencederai HAM.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM Soroti 12 Peristiwa Kekerasan di Papua dalam Sebulan Terakhir
Mencatat ada 8 orang meninggal dunia, terdiri atas lima anggota TNI/POLRI dan tiga warga sipil
Baca SelengkapnyaMenkominfo Take Down 1.971 Berita Hoaks di Media Sosial Terkait Pemilu
Sisa berita hoaks lainnya tidak diturunkan, melainkan hanya diberikan stempel hoaks karena dianggap tidak terlalu berbahaya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
14 Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Papua di AS Terancam Dipulangkan, Orang Tua Lapor Komnas HAM
14 Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Papua di AS Terancam Dipulangkan, Orang Tua Lapor Komnas HAM
Baca SelengkapnyaKominfo: Sektor Kesehatan Paling Banyak Diterpa Isu Hoaks
Isu hoaks di sektor kesehatan ternyata masih marak. Hal ini terbukti dari patroli Kominfo selama 2023.
Baca SelengkapnyaJelang Kedatangan Jenazah Lukas Enembe, PJ Wali Kota Jayapura Minta Warga Tak Mudah Percaya Hoaks
Pj Wali kota Jayapura Frans Pekey mengajak seluruh warga menjaga kamtibmas jelang kedatangan jenazah Lukas Enembe
Baca SelengkapnyaCEK FAKTA: Hoaks Marsdya TNI M Tonny Harjono Adik Ipar Iriana Jokowi
beredar di media sosial yang mengeklaim bahwa Marsdya TNI Tonny Harjono adalah adik ipar dari Iriana Jokowi
Baca SelengkapnyaCatatan Komnas HAM untuk KPU Selama Pelaksanaan Pemilu 2024
Salah satu yang disorot soal netralitas aparat selama mengawal jalannya Pemilu tahun ini.
Baca SelengkapnyaEks Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan Dijatuhi Hukuman Mati karena Loloskan Sabu Jaringan Fredy Pratama
Majelis hakim PN Tanjungkarang, Lampung menjatuhkan hukuman mati terhadap terdakwa Andri Gustami terkait perkara peredaran narkotika jaringan Fredy Pratama.
Baca Selengkapnya