Komnas HAM Mengaku Alami Doxing Saat Usut Kasus Penembakan 6 Laskar FPI
Merdeka.com - Komnas HAM membentuk tim untuk menginvestigasi peristiwa bentrokan antara polisi dan anggota laskar FPI di Tol Cikampek, beberapa waktu lalu. Peristiwa itu menyebabkan enam orang anggota laskar tewas usai terkena tembakan. Hasil investigasi sudah disampaikan Komnas HAM.
Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, menceritakan bagaimana pihaknya mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan selama proses investigasi berlangsung. Salah satu bentuk perbuatan yang menyenangkan tersebut terkait tindakan doxing.
Choirul sangat menyayangkan hal itu apalagi sampai ke personal anggota Komnas HAM lewat penyebaran informasi pribadi untuk penggiringan opini.
"Belakangan muncul tindakan-tindakan doxing dan serangan terhadap personality anggota Komnas HAM. Komnas HAM berharap kepada publik untuk berpartisipasi aktif dalam menyebarkan narasi positif yang bisa dipertanggungjawabkan sumber dan faktanya," tutur Choirul dalam keterangannya, Selasa (29/12).
Menurut Choirul, hal lain yang menimpa Komnas HAM adalah banyaknya pemberitaan bohong alias hoaks terkait hasil investigasi kasus penembakan enam Laskar FPI. Keseluruhannya tersebar di berbagai platform media sosial.
"Adanya pemberitaan yang mencampuradukkan berita lain yang seolah-olah bagian dari berita dalam konteks peristiwa ini. Muncul juga informasi yang membandingkan tindakan Komnas HAM dengan kasus yang lain, padahal kasus yang lain juga ditangani oleh Komnas HAM secara transparan," jelas dia.
Salah satunya adalah hoaks bahwa Komnas HAM menemukan adanya rumah penyiksaan yang digunakan aparat kepolisian dalam kasus penembakan Laskar FPI.
"Saya pastikan Komnas HAM tidak pernah menemukan rumah tempat penyiksaan. Sampai saat ini kami masih berproses mendetailkan semua peristiwa," kata Choirul.
Menurutnya, pihaknya selalu mengeluarkan rilis resmi baik itu melalui konferensi pers atau pun keterangan tertulis terkait transparansi hasil investigasi kasus penembakan Laskar FPI.
"Statement itu tidak tepat, tidak pernah kamu sampaikan," ujarnya.
Ditambahkan Wakil Ketua Komnas HAM, Amiruddin, dalam proses penyelidikan kasus penembakan Laskar FPI ini tim menemukan sejumlah fakta. Salah satunya, sejumlah pihak yang sengaja menyebarkan hoaks atas investigasi kasus itu.
"Bahkan belakangan sampai menyerang personal Komnas HAM. Saya harapkan ini dihentikan," jelas Amiruddin.
Hasil Investigasi Komnas HAM
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mendapatkan barang bukti proyektil dan selongsong dari hasil investigasi. Ada 7 proyektil yang ditemukan.
"Pertama, proyektil jumlahnya 7. Nah tapi 1 kami tidak terlalu yakin, jadi 1 dari 7 itu kami tidak terlalu yakin, yang yakin cuma 6," kata Anam saat konferensi pers, terkait penyelidikan tewasnya 6 anggota FPI di kantor Komnas HAM, Senin (28/12)
"Kedua, selongsong jumlahnya 4. 3 Utuh, 1-nya kami duga bagian belakang. Satu lagi (no. 17) apakah ini bagian dari selongsong itu kami belum bisa menilai. Ini (selongsong no.17) tetap kita masukan ke sini tapi dengan catatan. Yang 1 proyektil tadi juga begitu," sambungnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komnas HAM Amiruddin menjelaskan barang bukti tersebut ditemukan di lokasi terjadinya penembakan.
"Didapatkan proyektil peluru, ini proyektilnya dan juga selongsong ini juga didapatkan Komnas HAM di jalanan itu, ini udah kami dapatkan," kata Amiruddin.
"Selongsong 4, tiga utuh. Kami duga bagian belakang, ini kayak bagian pelatuknya yang frem selongsongnya 3, kalau yang satunya apakah ini betulan kami belum bisa menilai, dengan catatan belum frem, yang proyektil juga berbeda-beda. Kami catat," sambungnya.
Selanjutnya, Komnas HAM akan meminta bantuan ahli untuk meneliti temuan selongsong tersebut.
"Terhadap ini semua, bukti-bukti ini alat-alat bukti ini tentu kami membutuhkan ahli lainnya, dalam kesempatan ini juga masih dalam proses," lanjut Amiruddin.
Reporter: Nanda Perdana Putra
Sumber: Liputan.com
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu yang disorot soal netralitas aparat selama mengawal jalannya Pemilu tahun ini.
Baca SelengkapnyaMencatat ada 8 orang meninggal dunia, terdiri atas lima anggota TNI/POLRI dan tiga warga sipil
Baca SelengkapnyaJenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kasubbagsumda Bagrenmin DivPropam Polri, AKBP Harto Agung Cahyono mengatakan, kegiatan sosial ini merupakan inisiasi Kadiv Propam Polri
Baca SelengkapnyaIsu hoaks di sektor kesehatan ternyata masih marak. Hal ini terbukti dari patroli Kominfo selama 2023.
Baca SelengkapnyaKomisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menilai situasi konflik dan kekerasan di Papua semakin mencederai HAM.
Baca SelengkapnyaBerawal dari pengakuan Kuasa Hukum Fahri Bachmid yang ternyata sudah tidak bisa berkomunikasi dengan Firli.
Baca SelengkapnyaAiman Witjaksono resmi melayangkan perlawanan terhadap penyidik Polda Metro Jaya buntut penyitaan handphone
Baca SelengkapnyaSisa berita hoaks lainnya tidak diturunkan, melainkan hanya diberikan stempel hoaks karena dianggap tidak terlalu berbahaya.
Baca Selengkapnya