Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah para mahasiswi tidak mampu tapi berprestasi

Kisah para mahasiswi tidak mampu tapi berprestasi sarjana. shutterstock

Merdeka.com - Ketidakmampuan bukan menjadi masalah besar untuk meraih prestasi setinggi langit. Latar belakang keluarga yang tidak mampu sepertinya bukan alasan kuat untuk tidak berpikir positif dan mewujudkan apa yang dicita-citakan.

Tekat serta kemampuan dari dalam diri yang tinggi akan mengalahkan segalanya dan membawa kehidupan jauh lebih baik di kemudian hari. Hal tersebut telah dibuktikan oleh beberapa mahasiswa dan mahasiswi dari berbagai wilayah di Indonesia yang membuktikan bahwa ketidakmampuan baik secara fisik atau materi bukan halangan bagi mereka justru malah bisa selangkah lebih baik, bahkan membanggakan negara sendiri di hadapan negara asing.

Lalu siapa sajakah mahasiswa/mahasiswi tidak mampu yang berprestasi? Berikut kisahnya.

Anak pencari ikan jadi wisudawan terbaik di IAIN Walisongo

Zumrotul Choiriyah (23) berhasil menjadi wisuda Sarjana ke-LXV Diploma XV Magister (S2) XXXII Doktor (S3) VIII IAIN Walisongo. Zumrotul diwisuda bersama 1.114 mahasiswa program Sarjana, Magister dan Doktor di universitas tersebut, pada Rabu (6/8) pagi kemarin.Dia merupakan anak buruh tambak ikan di Bojonegoro yang tidak terlalu menonjol di kampus. "Jadi dia anak buruh tani yang terkadang juga membantu mencari ikan di tambak milik warga desanya. Ekonominya memang pas-pasan sekali. Saking miskinnya dia tidak pernah punya handphone," ujar dia, kepada merdeka.com, Kamis (7/8)Keterbatasan materi yang dihadapi tidak meruntuhkan tekatnya untuk tetap berprestasi. Hasilnya, Zumrotul mendapat predikat wisudawan terbaik karena mampu meraih nilai indeks prestasi 3,93. Atas raihan prestasi tersebut, gadis kelahiran 11 November 1991 silam itu bisa melanjutkan kuliah S2 di IAIN Walisongo.

Anak buruh tani lulus dari UNS dengan IPK 3,98

Angga Dwituti Lestari, anak kedua pasangan Supriyanto dan Sugiyarto, warga desa Cibuk Lor I, Margoluwih, Sayegan, Sleman, Yogyakarta ini bisa menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah, dengan mencetak Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,98.Meskipun berasal dari keluarga buruh tani yang bergelut dengan kemiskinan, Angga tetap bisa membuktikan bahwa dirinya mampu menjadi lulusan terbaik meskipun dibawah Ketidakmampuan dari segi materi.Selain berasal dari keluarga miskin yang terbelit utang, kedua orangtuanya juga hanya bekerja sebagai buruh tani, yang hanya cukup untuk makan seadanya."Sejak kecil saya makan nasi dengan lauk kerupuk saja. Atau sayuran yang dipetik di sekitar rumah. Makan mie ayam bagi kami sudah sangat istimewa. Sampai sekarang orangtua saya masih seperti itu. Setiap makan enak ya mie ayam. Mereka tidak mau, saya ajak makan di rumah makan, meskipun saya lagi ada rezeki sedikit," kenangnya.

Raeni, anak tukang becak wisudawan terbaik Unnes ber-IPK 3,96

Gadis berkerudung bernama Raeni ini lulus dari jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) Unnes. Sejak semester pertama, peraih Bidikmisi ini membuktikan, keterbatasan ekonomi bukan halangan meraih prestasi. Dalam perjalanannya menempuh gelar sarjana, wanita yang lahir dari anak seorang tukan becak ini beberapa kali meraih nilai indeks prestasi (IP) sempurna, 4,00. Hingga akhir masa studinya, Raeni mempertahankan prestasi tersebut dan mengantongi nilai indeks prestasi kumulatif (IPK) akhir 3,96.Menurut Rektor Unnes, Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., pencapaian Raeni membuktikan, anak dari keluarga kurang mampu tidak memiliki halangan untuk bisa berkuliah dan berprestasi. Salah satu contohnya adalah Raeni. "Kami sangat bangga dengan apa yang diraih Raeni. Anak-anak dari keluarga miskin akan segera tampil menjadi kaum terpelajar baru. Mereka akan tampil sebagai eksekutif, intelektual, pengusaha, bahkan pemimpin republik ini," kata Fathur.

Anak buruh tani kebanjiran undangan isi acara seminar motivasi

Jalur beasiswa yang disediakan perguruan tinggi selalu menjadi incaran bagi mereka mahasiswa/mahasiswi yang kurang mampu untuk tetap bisa meraih kesuksesan. Hal tersebut juga dilakukan oleh Birrul Qodriyyah, Mahasiswa Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran sekaligus penerima beasiswa Bidikmisi angkatan 2010 yang berhasil terpilih sebagai mahasiswa berpestasi UGM 2013.Setelah menjadi mahasiswa berprestasi UGM, Birrul dikirim universitasnya untuk mengikuti persiapan mahasiswa berprestasi tingkat nasional di Jakarta. Setelah melalui proses yang sulit dan persaingan antar universitas, akhirnya Birrul berhasil membuat nama kampusnya harum.Keberhasilannya dalam bidang pendidikan, sontak membuat Birrul mendapat kesempatan untuk menyampaikan testimoni pada presiden SBY mewakili teman-temannya. Birrul pun akhirnya menulis kisah perjuangannya untuk kuliah dan mendapat kesempatan berbincang-bincang langsung dengan SBY.

(mdk/hhw)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penuh Keseruan, Momen Dosen Latih Mahasiswanya Berpidato dengan Kaleng Biskuit Ini Curi Perhatian

Penuh Keseruan, Momen Dosen Latih Mahasiswanya Berpidato dengan Kaleng Biskuit Ini Curi Perhatian

Dosen memiliki caranya sendiri untuk melatih mahasiswanya agar bisa berpidato dengan lancar.

Baca Selengkapnya
Apresiasi Adalah Bentuk Pemberian Penghargaan, Berikut Penjelasannya

Apresiasi Adalah Bentuk Pemberian Penghargaan, Berikut Penjelasannya

Apresiasi adalah proses menghargai dan mengakui nilai suatu karya atau prestasi seseorang atau sesuatu.

Baca Selengkapnya
Berkas 6 Penyekap dan Pemerkosa Siswi SMP Segera Dilimpahkan ke Kejari, 3 Tersangka di Bawah Umur

Berkas 6 Penyekap dan Pemerkosa Siswi SMP Segera Dilimpahkan ke Kejari, 3 Tersangka di Bawah Umur

Berkas perkara tiga tersangka anak di bawah umur dipercepat prosesnya guna mempercepat persidangan di peradilan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Dua Terdakwa Pemutilasi Mahasiswa UMY Dijatuhi Hukuman Mati

Dua Terdakwa Pemutilasi Mahasiswa UMY Dijatuhi Hukuman Mati

Kedua terdakwa dinilai telah melakukan perbuatan tak berperikemanusiaan. Sehingga tak ada yang meringankan.

Baca Selengkapnya
Mahasiswa UI Pembunuh Juniornya Dituntut Hukuman Mati, Ini Hal yang Memberatkan

Mahasiswa UI Pembunuh Juniornya Dituntut Hukuman Mati, Ini Hal yang Memberatkan

Jaksa menilai terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana dengan sengaja dan rencana lebih dulu merampas nyawa orang lain.

Baca Selengkapnya
8 Kebiasaan Buruk Sehari-hari yang Bisa Picu Munculnya Stres

8 Kebiasaan Buruk Sehari-hari yang Bisa Picu Munculnya Stres

Tanpa kita sadari, sejumlah kebiasaan yang kita lakukan sehari-hari ternyata bisa menjadi penyebab terjadinya stres pada kehidupan kita.

Baca Selengkapnya
40 Kata-Kata Motivasi Mencintai Pekerjaan Penuh Makna, Patut Dipelajari

40 Kata-Kata Motivasi Mencintai Pekerjaan Penuh Makna, Patut Dipelajari

Dengan mencintai pekerjaan yang dimiliki, bukan tak mungkin akan muncul rasa puas dan apresiasi atas kerja keras diri sendiri.

Baca Selengkapnya
Cara Mengasah dan Memaksimalkan Potensi Kecerdasan Anak Remaja

Cara Mengasah dan Memaksimalkan Potensi Kecerdasan Anak Remaja

Dalam memaksimalkan perkembangan anak remaja, orangtua bisa membantu.

Baca Selengkapnya
Blak-blakan Mahasiswa UP soal Rektor ETH Usai Heboh Kasus Dugaan Pelecehan

Blak-blakan Mahasiswa UP soal Rektor ETH Usai Heboh Kasus Dugaan Pelecehan

Kendati sudah dinonaktifkan sebagai rektor, namun mahasiswa menolak ETH untuk tetap mengajar.

Baca Selengkapnya