Kisah bayi prematur Evan, meninggal setelah disuntik perawat
Merdeka.com - Kisah pilu diceritakan oleh Hendri (25), ayah dari bayi bernama Evan. Bayinya yang baru lahir satu malam di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan, mengalami bercak kemerahan, kemudian panas tinggi, akhirnya meninggal dunia setelah disuntik perawat.
Cerita bermula pada hari Selasa (19/3) lalu, perut Fitri (23), istri Evan, mengalami kontraksi. Dia ingin melahirkan. Padahal saat itu usia kandungannya baru menjalani delapan bulan lebih beberapa hari.
Untuk pertolongan pertama, Hendri kemudian memanggil bidan di dekat tempat tinggal mereka di Jl Prof Dr Hamka Gg Sadeli, Kampung Gaga Masjid, RT 05/01 Larangan Selatan, Tangerang. Bidan itu memprediksi bayi laki-laki di perut Fitri akan lahir prematur. Merasa tidak punya alat merawat bayi yang lahir prematur, bidan itu meminta Hendri membawa Fitri ke rumah sakit terdekat.
Sekitar pukul 15.00 WIB, atas saran bidan Hendri membawa istrinya ke rumah sakit Kartini di kawasan Cipulir. Di rumah sakit itu pun dokter lepas tangan.
"Mereka bilang nggak sanggup, takut kenapa-kenapa. Mereka juga nggak punya alat untuk nanganin bayi prematur. Lalu disarankan ke rumah sakit yang punya alat, mereka sarankan ke RS Fatmawati," cerita Hendri saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis (21/3).
Sebenarnya Hendri tak tega mengangkut istrinya yang tengah kesakitan. Tapi demi si buah hati dia terus berjuang.
Sampai di rumah sakit, rupanya bekal surat rujukan dari rumah sakit sebelumnya tak membuat proses penanganan menjadi lebih baik. Banyak hal yang harus diisi, banyak pertanyaan yang ditanyakan. Total waktu yang dia habiskan hampir 30 menit, sementara istri menunggu di parkiran.
"Saya sampai marah-marah ke dokter. Saat ini mereka bilang harus tanda tangan surat yang isinya kalau ada apa-apa pihak rumah sakit tak tanggung jawab. Saya tanda tangani, namanya saya bingung, yang ada di pikiran saya anak lahir, dan keduanya selamat dan sehat," tambahnya.
Pada hari yang sama, sekitar pukul 21.45 WIB, akhirnya putra pertama Hendri dan Fitri lahir dengan berat 2,2 kg. Bayi itu menangis dengan suara kencang dan nyaring. Bayi itu diberi nama Evan. Meski beratnya kurang, tim dokter dan perawat yang membantu proses kelahiran menyatakan Evan sehat.
"Saya lihat anak saya sehat, walaupun beratnya kurang dan prematur. Dia juga nggak ditaruh di incubator," ungkap Hendri.
Karena Evan sehat, Fitri dan bayinya diperbolehkan pulang Rabu keesokan harinya. Singkat cerita, saat akan pulang pada Rabu (20/3) sore sekitar pukul 15.00 WIB, datang seorang perawat menemui Fitri. Perawat itu meminta Fitri untuk keluar sebentar, sedangkan Hendri sibuk mengurus administrasi.
Setelah semua urusan selesai, Hendri, Fitri dan bidan kampung yang mereka ajak hendak membawa Evan pulang. Saat itu perawat mengatakan baru saja memberikan Evan suntikan imunisasi. Mendengar ucapan perawat itu, Fitri, Hendri dan bidan kaget.
"Si bidan sampai marah, kok anak prematur disuntik, ini kan juga bayi baru lahir. Saya sendiri dan istri juga nggak dimintai persetujuan akan disuntik. Setelah debat itu kami langsung pulang," jelas pria yang bekerja sebagai pedagang musiman ini.
Sampai di rumah, Evan masih baik-baik saja. Masih minum susu dan tak ada hal yang aneh. Kamis dini hari tadi, bayi itu tiba-tiba saja terus merengek dan badannya panas. Di bagian pahanya hingga ke bokong tiba-tiba merah. Hendri menduga merah itu berasal dari bekas suntikan.
"Akhirnya pagi tadi kami bawa ke RS Sari Asih Ciledug. Saat diperiksa dokter jantungnya masih gerak, setelah beberapa saat diperiksa tak lama anak kami dinyatakan meninggal," kisahnya lirih.
Atas kejadian itu, Hendri merasa kecewa. Dia akan kembali mendatangi RS Fatmawati untuk memastikan soal suntikan yang diberikan seorang perawat ke anaknya.
"Saya sedih, istri protes, tapi saya masih bingung," katanya.
Saat dikonfirmasi soal meninggalnya Evan, Humas RS Fatmawati, Wini mengaku belum mendengar soal meninggalnya bayi Evan.
"Saya belum tahu, biasanya di report morning pada saat selesai jaga malam. Kalau nggak ada masalah tidak dilaporkan dalam morning report. Tapi jangan bilang kasus itu tidak ada, karena belum dilacak karena saya nggak tahu," kata Wini saat ditemui di RS Fatmawati.
Dia meminta hal itu dikonfirmasi pada kepala rumah sakit. Dia merasa tak punya wewenang menjelaskan soal kasus ini.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saksi melihat ada darah di depan teras musala. Ketika ditelusuri, saksi melihat bayi yang masih dalam kondisi hidup.
Baca SelengkapnyaMenggendong bayi baru lahir membutuhkan perhatian ekstra agar bayi tetap aman dan nyaman di dalam pelukan.
Baca SelengkapnyaKarena bayi masih belum bisa berbicara, maka penting untuk mengetahui apakah mereka kelelahan atau hanya mengantuk.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sejak nama putrinya, Wanda Tri Agustini dipanggil, ayahnya tampak berjalan mewakili putrinya wisuda dengan langkah yang berat.
Baca SelengkapnyaTangisan yang dikeluarkan oleh bayi memiliki berbagai tanda yang berbeda. Kenali enam penyebab tangisan dari bayi yang biasanya ditunjukkan.
Baca SelengkapnyaPemberian ASI merupakan hal penting pada bayi. Dalam pemberiannya, dokter anak menyebut cukup dilakukan selama 15-30 menit.
Baca SelengkapnyaMengenali gejala tersedak pada bayi sangat penting untuk memberikan tindakan cepat dan tepat guna.
Baca SelengkapnyaUsai melihat isi bingkisan yang diberikan kekasih putrinya, ia langsung berdiri dan memeluk calon menantunya.
Baca SelengkapnyaSebelum bayi bisa bepergian menggunakan pesawat, ada usia minimal yang harus dipahami.
Baca Selengkapnya