Kisah Anak Gadis Penjual Pentol di Samarinda Rawat Ayah yang Sakit Stroke
Merdeka.com - Kondisi Sutardi (64) cukup memilukan. Pria yang sehari-hari berjualan pentol bakso keliling di Samarinda, Kalimantan Timur itu hanya bisa duduk usai serangan stroke pada Januari 2020 lalu.
Merdeka.com datang menyambangi kediaman Sutardi, Selasa (4/10). Lokasinya di bangunan indekos dua lantai di Jalan Lambung Mangkurat RT 27 Gang Syahdan Thoyib, Kelurahan Pelita di Samarinda.
Sutardi tinggal di lantai dua. Saat ditemui dia mencoba bangkit dari pembaringannya. Kamarnya tidaklah luas. Hanya berukuran sekitar 5x5 meter berkeliling plywood.
Di dalamnya terlihat berantakan. Hanya ada satu jendela kecil sekaligus sebagai ventilasi udara. Selain tilam tempatnya tidur, juga ada tumpukan pakaian kotor, botol bekas air mineral ukuran 1,5 liter hingga plastik bekas.
Kondisi Sutardi sendiri sudah nyaris sulit berbicara. Sesekali dia terlihat tidak berdaya ketika berusaha menggerakkan tangan kanannya, apalagi kakinya. Serangan stroke itu melumpuhkan anggota tubuh. Dia pun terkadang harus ngesot di lantai untuk pergi ke kamar mandi di lantai dua itu.
Dalam kamar hanya seluas itu, Sutardi dirawat putrinya, Eren Kristiana Dinar Betti. Gadis berusia 16 tahun itu duduk di bangku kelas 1 salah satu SMA swasta di Samarinda.
Eren adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Dua kakaknya berada di Palangkaraya Kalimantan Tengah, dan satu lagi di luar negeri sebagai tenaga kerja Indonesia.
Mencari nafkah dengan berjualan pentol seketika terhenti saat Sutardi terkena stroke itu. Hingga akhirnya istri Sutardi dikabarkan sudah pindah tempat tinggal di Balikpapan.
"Ibu ada di Balikpapan. Kadang ke sini (menjenguk) kalau lagi di Samarinda," kata Eren saat berbincang bersama merdeka.com, Selasa (4/10).
Eren menerangkan situasinya memang dihadapkan pada pilihan yang tidak mudah. Menurut dia, tidak ada uang bisa didapat apabila ibunya tidak bekerja. "Kalau ikut jaga bapak sakit, tidak ada yang cari uang," ujar Eren.
Sutardi adalah perantau asal Jawa. Dari Jawa Timur dia pindah ke Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Pekerjaan Sutardi sebelumnya adalah pekerja bangunan, hingga akhirnya berdagang pentol rebus.
"Bapak aslinya lahir di Mojokerto. Karena keluarga Bapak semua di sana," ungkap Eren.
Situasinya memang menjadi semakin sulit sejak stroke itu. Belum lagi bicara urusan makan sehari-hari yang kini lebih sering sekadar bisa memakan roti. Apalagi dihadapkan pada tenggat waktu pembayaran indekos. Dari kabar, per 10 Oktober 2022 ini Sutardi sudah menunggak indekos dua bulan.
Meski hidup prihatin, Eren harus tetap bersekolah demi masa depannya. Tetangga yang iba dan peduli sesekali membantu, meski hanya bisa sesuai kemampuan. "Ibu juga kirim uang ke saya buat makan saya dan Bapak," ucap Eren.
"Saya bersyukur Bapak bisa ditinggal kalau saya sekolah, atau kerjain tugas sekolah dengan teman. Bapak ini tidak mau juga merepotkan orang. Yang bisa dia lakukan, dia lakuin sendiri," Eren menerangkan lagi.
Kini Eren dan ayahnya hanya bisa berharap pulang ke Mojokerto, Jawa Timur. Di mana keluarga ayahnya pernah mengungkapkan akan merawat Sutardi apabila bisa pulang kembali ke Mojokerto.
"Kalau tidak bisa pulang, paling tidak bisa pindah ke tempat yang lebih layak. Supaya saya juga bisa belajar dengan nyaman," demikian Eren mengakhiri perbincangan siang ini.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aryuni mengungkap, Bripka Herman yang tengah menderita stroke begitu merasa bersalah.
Baca SelengkapnyaSimak cerita haru seorang kakek 70 tahun yang menderita stroke rela tetap bekerja demi keluarga.
Baca SelengkapnyaSeorang ibu di Tiongkok terkena serangan jantung dan stroke saat menemani putranya belajar. Yuk, simak fakta lengkapnya!
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Stroke terjadi apabila pembuluh darah otak mengalami penyumbatan atau pecah.
Baca SelengkapnyaTerduga pemerkosa gadis keterbelakangan mental hingga hamil enam bulan asal Banyuasin, Sumatera Selatan, IN (23), bertambah menjadi 10 orang.
Baca SelengkapnyaStroke pada anak adalah kejadian yang relatif jarang terjadi, tetapi dapat memiliki dampak serius pada kesehatan dan perkembangan anak.
Baca SelengkapnyaSeorang pria berbaju merah tampak hendak diseruduk kambing putih berkali-kali.
Baca SelengkapnyaSempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.
Baca SelengkapnyaStroke pada wanita bisa muncul dari sejumlah gejala kecil yang kerap tak disadari.
Baca SelengkapnyaJokowi meyakini suasana di Ibu Kota Nusantara yang hijau bisa membuat orang senang.
Baca Selengkapnya