Ketua DPRD Surabaya duga karyawan penyebab kematian satwa di KBS
Merdeka.com - Ketua DPRD Surabaya M Machmud menduga kematian satwa di Kebun Binatang Surabaya (KBS) yang terjadi secara beruntun dalam beberapa pekan terakhir akibat ulah dari oknum karyawan sendiri. Sejak awal tahun 2014, sudah lima satwa yang mati.
"Diketahui dalam satu bulan (awal Januari-awal Februari) lebih dari lima satwa yang mati, ini indikasi di dalam KBS ada yang tidak beres," kata Machmud di Surabaya seperti dilansir Antara, Minggu (2/2).
Setelah singa bernama Micheal dan gnu (binatang khas Afrika) mati awal Januari 2014, selanjutnya kijang betina barking deer (muntiacus muntjak), komodo jantan, dan rusa Bawean mati di awal Februari 2014.
Untuk itu, Machmud meminta jajaran Direksi PD Taman Satwa KBS melakukan tindakan tegas terhadap oknum karyawan yang menjadi biang masalah itu. Para direksi diharapkan bisa memilah karyawan yang loyal dan tidak.
Dia menduga akar persoalan KBS, karena sebagian karyawan masih berpihak pada manajemen lama. "Direktur PDTS KBS harus mengamputasi karyawan yang nakal dan tidak loyal," tegasnya.
Mantan Ketua Pansus Pembentukan PDTS KBS itu, menambahkan jika pelaku pembunuhan satwa dari dalam, antisipasi terhadap kematian satwa sulit dilakukan meskipun di dalam KBS dipasang 53 unit CCTV guna memantau situasi di sekitar kandang satwa.
"Keberadaan CCTV tersebut telah diketahui oleh para karyawan KBS. Mereka kan tahu posisi CCTV, sehingga ada kelemahannya," ujarnya.
Dia memperkirakan bahwa untuk mengaburkan pengawasan, oknum karyawan menyamar sebagai pengunjung KBS, kemudian melemparkan makanan yang sudah dicampur dengan racun ke arah satwa.
Menurut Machmud, berlarut-larutnya persoalan kematian satwa, karena dirut PD Taman Satwa KBS tidak tegas dalam menyelesaikan masalah SDM. Ketidaktegasan tersebut ditunjukkan dengan turun tangannya wali kota dalam masalah yang membelit KBS.
"Saya minta dirut lebih tegas, sehingga wali kota tidak terus-terusan ikut campur. Sekarang wali kota seperti jadi direktur utama (KBS)," katanya.
Ia mengatakan dalam program pengembangan KBS tidak ada persoalan dan yakin manajemen bisa membenahi pengelolaan satwa. Namun, untuk persoalan SDM, ia menganggap hingga kini masih lemah.
"Hal yang diperlukan KBS sekarang ini pakar SDM, yang bisa membina karyawan karena sumbernya (masalah) dari itu," katanya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi meminta penegak hukum menyelidiki kasus dugaan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota membeli lahan sendiri di Kalideres.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Jakarta mencatat 80 persen sudah kembali ke ibu kota.
Baca SelengkapnyaAir yang menggenang di bagian selatan Kudus akan diarahkan ke kolam retensi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kendaraan didominasi para pemudik hendak balik ke kota asalnya. Tingginya volume kendaraan juga dipicu banyaknya wisatawan.
Baca SelengkapnyaBPBD melaporkan sejumlah wilayah terdampak banjir akibat hujan lebat yang mengguyur Ibu Kota semalam.
Baca SelengkapnyaKetua KPUD tidak menjabarkan soal penyebab penundaan proses rekapitulasi suara di kecamatan.
Baca SelengkapnyaKedua tangannya diikat dengan sabuk dan mulutnya disumpal kain.
Baca SelengkapnyaPemilih adalah penentu terhadap siapa yang akan menduduki jabatan.
Baca SelengkapnyaDia juga menyoroti keberanian Gibran sebagai sosok pemuda yang ingin menghadirkan perubahan di Indonesia.
Baca Selengkapnya