Kepala Bakamla bantah ada kongkalikong kasus suap pengadaan satelit
Merdeka.com - Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) Laksamana Madya Arie Sudewo memenuhi panggilan Pengadilan Negeri Tipikor, Jakarta Pusat, Rabu (26/4). Kehadiran Arie guna memberikan kesaksian terkait kasus dugaan suap pengadaan satelit monitoring di Bakamla.
Dalam kesaksiannya, Arie berulang kali membantah atau mengaku tidak mengetahui adanya kongkalikong pembagian jatah dalam pengadaan proyek tersebut. Meski namanya sempat tertuang dalam terdakwa atas kasus yang sama, Hardy Stefanus.
"Proyek ini ada 15 persen, 7,5 persen untuk Bakamla 2 persen dari nilai proyek?" tanya Jaksa Penuntut Umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Kiki Ahmad Yani.
"Saya tidak tahu coretan itu tapi ketika saya dengar dari teman saya kebetulan saya sering kumpul di satgas. Di situ saya tanya, dia (Sembiring, Wakasal) bilang 'saya tidak tahu. Itu tempat udah becek, udah terkontaminasi terima-terima uang," jawab Arie.
JPU pun kembali bertanya soal alokasi fee dari perusahaan untuk pihak tertentu. "Tidak pernah," jawa Arie.
Meski membantah tidak pernah menerima apapun terkait pengadaan satelit monitoring dengan nilai kontrak Rp 220 miliar, Arie mengakui anak buahnya menerima uang jatah dari pihak perusahaan pengadaan barang tersebut. Hal itu diketahui pasca penangkapan oleh penyidik KPK dalam operasi tangkap tangan.
"Saksi tahu ada pihak Bakamla yang terima?" tanya jaksa.
"Setelah OTT saya tahu. Yang menerima Pak Eko, Pak Bambang Udoyono, Pak Nofel katanya juga menerima," kata Arie.
Pada sidang sebelumnya, Kamis (9/3) Jaksa Kiki membacakan surat dakwaan milik Hardy Stefanus. Dalam surat dakwaan tertuang Arie Sudewo telah menetapkan jatah 7,5 persen dari nilai proyek untuk Bakamla.
"Pada saat itu Arie Sudewo menyampaikan dari jatah 15 persen dari nilai pengadaan, untuk Bakamla mendapatkan 7,5 persen," kata Jaksa Kiki.
Lebih lanjut lagi, sekitar bulan Oktober 2016 Arie dan Kuasa Pengguna Anggaran Eko Susilo Hadi membahas jatah untuk Bakamla agar segera dibayarkan oleh PT Merial Esa selaku perusahaan yang mengadakan satelit monitoring. Setidaknya 2 persen dibayar di awal dari nilai kontrak awalnya Rp 400 miliar menjadi Rp 220 miliar setelah adanya perubahan anggaran.
(mdk/msh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bak Lautan, Potret 11 Kecamatan di Kabupaten Demak Terendam Banjir Karena 6 Tanggul Jeboh Usai Hujan Deras
Sebanyak 93.149 jiwa terdampak dan 22.725 jiwa di antaranya mengungsi.
Baca SelengkapnyaKapal Pembawa Kotak Suara Pemilu di Mentawai Kecelakaan Dihantam Ombak, KPU Tidak akan Gelar Pemilihan Suara Ulang
Kejadian itu pada saat pergeseran logistik pemilu dari Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Saliguma menuju Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Siberut Tengah
Baca SelengkapnyaIni Hasil Temuan Bawaslu Terkait Dugaan Pelanggaran Pemilu Gibran Kumpulkan Kades dan Raja Se-Maluku
Hal tersebut disampaikan Ketua Bawaslu Provinsi Maluku, Subair sesuai hasil putusan rapat pleno digelar di Kantor Bawaslu Maluku pada Selasa (6/2).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ada 5.500 Satelit Mengelilingi Bumi, Paling Banyak dari Negara Ini
Jumlah satelit yang mengorbit bumi terus bertambah seiring dengan perkembangan teknologi dan eksplorasi antariksa.
Baca SelengkapnyaPenyidik Sita Ponsel Aiman Witjaksono atas Kasus Dugaan Penyebaran Hoaks, Ini Kata Polisi
Menurut Ade Safri, tindakan penyitaan yang dilakukan oleh penyidik sudah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Baca SelengkapnyaBelasan Satpol PP Garut Dukung Gibran Langgar Aturan Pemilu Tak Bisa Disanksi, Begini Penjelasan Bawaslu
Keputusan itu diambil setelah dilakukan rapat pleno yang dilakukan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Garut.
Baca SelengkapnyaPolisi Ancam Jemput Paksa Siskaeee Jika Kembali Mangkir Pemeriksaan
Siskaeee sedianya dipanggil untuk dimintai keterangan sebagai tersangka pada Senin 15 Januari 2024 kemarin. Namun Siskaeee mangkir.
Baca SelengkapnyaNiat Bela Wanita, Anak Pejabat Pangkalpinang Malah Dikeroyok Diduga Intel TNI hingga Babak Belur
Akibat kejadian tersebut, MA mengalami luka di wajah bagian bawah, pelipis, bibir, dan kepala bagian belakang.
Baca Selengkapnya20 Nano Satelit Meluncur ke Angkasa di 2024, Terkoneksi Langsung ke Kapal Ikan RI
Nano Satelit ini bertujuan untuk memetakan kondisi dan aktivitas di laut.
Baca Selengkapnya