Kementan Lepas Ekspor 28 Ton Obat Hewan ke Korea Selatan
Merdeka.com - Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) Nasrullah melepas ekspor produk obat hewan ke Korea Selatan, Senin (13/9). Pengiriman ini membuktikan produsen obat hewan dalam negeri mampu bersaing di kancah internasional.
Nasrullah mengaku selalu mendukung kemajuan industri produk peternakan di Tanah Air. Kementan RI, lanjutnya, juga akan memberikan banyak kemudahan pada pelaku usaha di sektor itu.
"Eksportir dalam negeri harus diberi karpet merah, itu artinya tidak ada kata dipersulit. Kita juga memberikan sejumlah relaksasi kepada pelaku ekspor produk peternakan, ada tax allowance dan ini mendapat tempat layak di Kementerian Pertanian," kata Nasrullah di kawasan Pergudangan Taman Tekno, Serpong, Tangerang Selatan, Senin (13/9/2021.
Sementara itu, CEO Nutricell Suaedi Sunanto mengatakan, sebagai perusahaan obat hewan nasional, Nutricell ingin bersaing dalam hal peternakan di dunia. "Nutricell telah mengembangkan produk ekspornya ke beberapa negara, diawali dengan peluncuran produk ekspor perdana pada tahun 2019 ke Vietnam dan peluncuran produk ekspor ke Eropa pada Tahun 2020," jelas Suaedi.
Suaedi menerangkan, minatnya negara-negara besar membuktikan jika produk dalam negeri asal Tangerang Selatan ini memiliki kualitas terbaik dan mampu bersaing di pasar global.
"Ini menunjukkan bahwa kualitas produk Nutricell setara dengan produk-produk global lainnya. Karena produk yang dijual untuk pasar dalam negeri, maupun pasar ekspor berasal dari gugus kendali mutu yang sama" terang dia.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memaparkan, proses importasi beras ini masih berasal dari negara-negara langganan Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaHal tersebut dilakukan dalam rangka mencegah penyakit hewan, pengawasan lalu lintas media pembawa HPHK harus diperketat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Impor beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H.
Baca SelengkapnyaNamun demikian, Bulog belum mendapatkan dokumen penugasan secara resmi dari pemerintah.
Baca SelengkapnyaKhusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca SelengkapnyaLuhut meminta BPKP untuk melakukan audit dan tidak segan untuk melaporkan temuan kepada Kepala Negara.
Baca SelengkapnyaDari 10 Kg beras yang diberikan oleh pemerintah, telah memenuhi sepertiga dari kebutuhan bulanan.
Baca SelengkapnyaPemerintah juga mengingatkan soal sertifikasi yang diperlukan sehingga produk bisa dipercaya dan memenuhi syarat masuk ke negara tujuan ekspor.
Baca Selengkapnya