Merdeka.com - Indonesia disebut termasuk salah satu hotspot munculnya penyakit infeksi baru di Asia. Karena itu, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menekankan pentingnya kerjasama lintas sektoral untuk antisipasi pandemi atau wabah global terjangkitnya penyakit menular dalam geografis yang luas.

Deputi Peningkatan Kesehatan Kemenko PMK, Sigit Priohutomo mengatakan di Indonesia sendiri, penyakit infeksi baru maupun yang sudah ada maupun muncul kembali 70 persen di antaranya bersumber atau ditularkan satwa liar dan hewan ternak. Salah satunya flu burung.

"Wabah lebih terjadi ada di binatang, di manusia tidak, karena kita tadi kita punya cara untuk mencegahnya. Di binatang pun sudah sangat menurun sekali termasuk di 2017 dan 2018 ini," ucap Sigit.

Di Indonesia sendiri, selama 11 tahun terakhir tercatat sebanyak 168 orang meninggal dunia akibat flu burung, serta kerugian ekonomi yang tidak sedikit nilainya.

Kemudian berkaca dari hal tersebut, menurut Sigit Indonesia membuat suatu kelompok koordinasi. Kelompok tersebut, mengedepankan fungsi informasi terutama sistem alert atau pencegahan.

Dengan begitu, menurut Sigit, apabila ada masalah di lapangan, atau ada masalah di daerah, baik itu pada binatang, maupun penyakit pada manusia, pemerintah melalui kementerian dan lembaga terkait langsung gerak cepat ke lapangan.

"Kita mau sistem informasi lebih ditingkatkan lagi," ujar dia.

Dengan informasi yang sudah tinggi tadi, kata dia, apabila terjadi sesuatu wabah atau penyakit di daerah, pemerintah pusat tak perlu ke daerah, karena secara kemampuan di lapangan akan langsung bisa memberikan laporan analisis dan sebagainya.

"Jadi kita secara individual, secara sektoral itu sudah kuat laboratorium juga kua, di daerah-daerah juga kuat," jelas Sigit.