Kemenkes: Ada 24 Kasus Dugaan Hepatitis Akut di RI, 7 Meninggal Dunia
Merdeka.com - Kementerian Kesehatan mengungkapkan ada 24 kasus dugaan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya di Indonesia. Data ini tercatat per 1 Juni 2022 pukul 16.00 WIB.
"Jumlah kasus total 24 pasien," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril kepada merdeka.com, Kamis (2/6).
Syahril merinci, dari total 24 kasus, 7 di antaranya merupakan probable, 17 pending classification, dan tidak ada epi-linked.
Sementara itu, 7 pasien meninggal dunia. Tercatat 3 pasien meninggal dengan status probable dan 4 pending classification.
"13 Masih dirawat (3 probable, 10 pending classification)," imbuhnya.
Syahril mengatakan ada 4 pasien diduga terpapar hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya sudah sembuh atau dipulangkan. Rinciannya, 1 probable dan 3 pending classification.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah dan dunia masih terus meneliti penyebab hepatitis akut. Data sementara, lebih dari 75 persen hepatitis akut menyerang anak kurang dari 5 tahun.
"Hepatitis akut ini lebih dari 75 persen menyerang anak di bawah 5 tahun," katanya, Rabu (18/05).
Menurut Budi, hepatitis akut masuk ke tubuh manusia melalui makanan. Karena itu, dia mengingatkan masyarakat untuk memastikan makanan yang akan dikonsumsi anak bersih dan sudah dimasak.
Selain itu, dia mengimbau para orang tua untuk selalu mengawasi anaknya. Pastikan anak selalu rajin mencuci tangan.
"Jadi pastikan ibu-ibu, ini tugas ibu-ibu, memastikan anak-anak mau main itu selalu jangan masukin makanan sebelum cuci tangan. Dan harus selalu minum air yang sudah dimasak," ujarnya.
Lulusan Fisika Nuklir dari Institut Teknologi Bandung (ITB) ini meminta masyarakat tidak perlu terlalu khawatir dengan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya. Bila anak menunjukkan gejala hepatitis, maka segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
Gejala yang terjadi pada kasus hepatitis akut di Indonesia ialah demam, hilang nafsu makan, muntah, mual, jundice, dan perubahan warna urin. Lalu nyeri bagian perut, diare akut, lethargy, myalgia, sesak napas, perubahan warna feses, dan gatal.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jenis Penyakit yang Sering Muncul Pasca Lebaran, Radang Tenggorokan Paling Banyak Terjadi
Meskipun memikat untuk dinikmati, menu-menu lebaran sebaiknya dinikmati dengan porsi yang terkendali demi mencegah timbulnya sejumlah masalah kesehatan.
Baca SelengkapnyaKemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca Selengkapnya3 Cara Antisipasi Terjadinya Aritmia dan Henti Jantung saat Mudik Lebaran
Mudik Lebaran identik dengan perjalanan panjang yang bisa memicu aritmia hingga henti jantung.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaApa Perbedaan dari Istilah Akut dan Kronis pada Penyakit?
Istilah akut dan kronis pada penyakit merujuk pada dua kondisi yang berbeda dan perlu kita pahami.
Baca SelengkapnyaSejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaJenis Semut Ini Mampu Menyembuhkan Diri dari Kematian dengan Liurnya
Penelitian terbaru mengungkapkan kehebatan alamiah semut ini dalam menangani risiko kematian yang diakibatkan oleh infeksi luka. Simak selengkapnya disini!.
Baca SelengkapnyaSatu Keluarga Diduga Alami Keracunan AC Mobil saat Mudik, Ketahui Langkah Antisipasinya Sebelum Perjalanan Jauh
Viral satu keluarga pemudik diduga alami keracunan AC mobil hingga sebabkan kematian.
Baca SelengkapnyaPengamat Soal Rencana Hak Angket Pemilu: Keliatannya Layu Sebelum Berkembang, akan Diblok Koalisi Pemerintah
"Keliatannya bisa jadi usulan hak angket ini akan layu sebelum berkembang, akan diblok, ya akan di bendung oleh kubu koalisi pemerintahan Jokowi,"
Baca Selengkapnya