Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kemenhub Perketat Sejumlah Pintu Masuk Internasional karena Varian Omicron

Kemenhub Perketat Sejumlah Pintu Masuk Internasional karena Varian Omicron Suasana bandara pasca pelarangan mudik dicabut. ©2021 Liputan6.com/Angga Yuniar

Merdeka.com - Kementerian Perhubungan memperketat sejumlah bandara di Indonesia. Pengetatan pintu masuk dari luar negeri ini untuk mencegah masuknya varian Covid-19 Omicron di Tanah Air.

"Omicron dari Afrika Selatan ini relatif membahayakan, dari data WHO dia itu langsung mendapat perhatian yang luar biasa dari WHO, menjadi satu virus yang berbahaya. Indikasinya adalah omicron adalah satu varian yang gampang menularkan, bahayanya lagi diukur," ujar Budi saat rapat kerja dengan Komisi V DPR RI, Rabu (1/12).

"Oleh karenanya kita juga melakukan pengetatan kedatangan internasional," jelasnya.

Pintu masuk internasional yang diperketat di antaranya adalah Bandara Soekarno Hatta, Bandara Sam Ratulangi, Bandara Ngurah Rai, Batam, serta di Kalimantan Barat.

Pintu masuk ditutup bagi warga negara asing atau pelancong yang melakukan perjalanan dalam jangka waktu 14 hari dari Afrika Selatan, Lesoto, Ewatini, Namibia, Botswana, Zimbabwe, Mozambik, Malawi, Zambia, Angola, serta Hong Kong.

Budi mengatakan, jumlah negara asal yang ditutup bisa bertambah sesuai perkembangan berikutnya.

"Jumlah ini bisa meningkat dari hari ke hari kami memantau negara mana saja yang ada indikasi terpapar omicron, maka negara tersebut akan dimasukkan ke dalam kualifikasi dilarang," ujar Budi.

Sementara WNI yang berasal dari negara-negara tersebut masih diperkenankan untuk kembali ke tanah air. Tetapi harus menjalani karantina 14 hari.

"Sedangkan WNI yang berasal dari negara tersebut masih diperkenankan kembali ke tanah air dengan karantina sebanyak 14 hari. Hal ini dalam upaya mengurangi kedatangan internasional," ujar Budi.

Sementara, masa waktu karantina dari perjalanan internasional ditingkatkan dari 3 hari menjadi 7 hari.

"Sedangkan perjalanan internasional selain negara-negara tersebut, yang selama ini 3 hari kita naikkan menjadi 7 hari," jelas Budi.'

WHO telah mengeluarkan peringatan bahwasannya, varian baru Covid-19 Omicron memiliki risiko "sangat tinggi" secara global.

Dikutip dari AFP, Selasa (30/11), WHO juga menekankan bahwa masih banyak ketidakpastian terkait seberapa menular dan berbahayanya varian baru ini.

WHO menetapkan Omicron sebagai varian yang mengkhawatirkan (variant of concern) pada Jumat lalu, setelah varian ini pertama kali dideteksi ilmuwan Afrika Selatan.

Pada Minggu, WHO juga menyampaikan belum jelas apakah Omicron bisa menyebabkan penyakit yang lebih parah.

"Data awal memperkirakan ada peningkatan angka rawat inap di Afrika Selatan, tapi ini mungkin karena meningkatnya jumlah orang yang terinfeksi secara keseluruhan, daripada disebabkan infeksi Omicron secara spesifik," jelas badan PBB tersebut, dikutip dari Reuters, Senin (29/11).

Namun, dalam sebuah pernyataan, WHO kembali menyatakan bahwa bukti-bukti awal menunjukkan kemungkinan ada risiko infeksi ulang yang lebih besar dari varian Omicron.

WHO menyampaikan, pihaknya bekerja sama dengan ahli teknis untuk memahami potensi dampak varian ini terhadap berbagai tindakan untuk melawan penyakit Covid-19, termasuk vaksin.

"Saat ini tidak ada informasi yang menyatakan gejala yang dikaitkan dengan Omicron berbeda dari varian lainnya," jelasnya.

(mdk/lia)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI

Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya
Ini Bahaya Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di Indonesia
Ini Bahaya Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di Indonesia

Zubairi menyebut, EG.5 merupakan varian baru Covid-19 yang berkaitan erat dengan subvarian Omicron XBB.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.

Baca Selengkapnya
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya
Mengenal JN.1, Varian Baru Pemicu Lonjakan Covid-19 di Singapura
Mengenal JN.1, Varian Baru Pemicu Lonjakan Covid-19 di Singapura

Varian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.

Baca Selengkapnya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
10 Penyakit Keturunan yang Perlu Diwaspadai, Cari Tahu Sejak Dini
10 Penyakit Keturunan yang Perlu Diwaspadai, Cari Tahu Sejak Dini

Ada banyak jenis penyakit keturunan yang diwariskan secara genetik dan menjadi tantangan dalam dunia medis.

Baca Selengkapnya