Kemendikbud Sebut Ada Ancaman Putus Sekolah di Papua Usai Pembelajaran Jarak Jauh
Merdeka.com - Dalam rapat dengan Komisi X DPR RI, Kepala Balitbang Kemendikbud Totok Suprayitno menyatakan, pihaknya mendapat laporan dari para guru di Papua yang khawatir angka putus sekolah meningkat pasca Belajar Dari Rumah (BDR).
"Kami terima informasi dari Papua ketakutan akan kemungkinan putus sekolah. Para guru khawatir setelah BDR (belajar dari rumah) anak tidak kembali lagi ke sekolah," katanya di Kompleks Parlemen Senayan, Kamis (9/7).
Kemendikbud, menurutnya, akan melakukan berbagai cara mencegah agar putus sekolah tidak terjadi.
"Ini salah satu isu kebijakan yang perlu kita tangani atau cegah sebelum ancaman putus sekolah ini betul-betul terjadi," terangnya.
Selain itu, Kemendikbud juga menyiapkan modul untuk memudahkan para siswa yang tidak terjangkau internet. Salah satunya dengan mendorong peningkatan interaksi orang tua-anak selama pembelajaran di rumah.
"Interaksi orang tua hal yang bagus, saya kira perlu didorong jadi kebiasaan baru nanti kalau selama ini barangkali interaksi hanya untuk hal-hal administratif, perlu ditingkatkan untuk hal-hal yang substantif terkait optimalisasi proses belajar dan kesejahteraan psikologis siswa," tandasnya.
Sebelumnya, Totok menyatakan pihaknya telah melakukan dua kali survei tentang pembelajaran dari rumah terhadap para guru dan siswa hasilnya siswa mengakui kesulitan belajar selama PJJ.
"Mayoritas mengalami kesulitan memahami pelajaran. Kurang konsentrasi, tidak dapat bertanya langsung kepada guru sehingga kebiasaan tatap muka bisa interaksi langsung, memahami mata pelajaran langsung dari guru," terangnya.
Kurangnya konsentrasi, interaksi hingga gangguan internet membuat pembelajaran di rumah dinilai peserta didik lebih sulit.
"Ketika belajar dari rumah itu membutuhkan perjuangan yang cukup tinggi," ucap Totok.
Reporter: Delvira HutabaratSumber: Liputan6.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemendikbudristek Tegaskan Pramuka Tidak Dihapus dari Kurikulum Merdeka
Dia menjelaskan, setiap sekolah telah memandatkan agar memiliki gugus depan pramuka.
Baca SelengkapnyaSempat Putus Sekolah hingga Berjualan Rokok dan Koran, Mantan Panglima ABRI Ini Terkenal Jujur Bersahaja
Sosoknya bukan orang ambisius yang menghalalkan segala cara demi mendapat jabatan
Baca SelengkapnyaJokowi Janjikan Tunjangan Kinerja Petugas KPU Selesai Januari: Urusan Sensitif Jangan Ganggu Pemilu
Jokowi menyebut Pemilu 2024 sangatlah kompleks karena melibatkan 204.807.222 orang, di 38 provinsi, 514 kabupaten/kota, 7.277 kecamatan, 83.771 desa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Layaknya Sekolah Betulan, Begini Situasi Sekolah Khusus Burung Murai di Cilacap yang Muridnya Datang dari Berbagai Daerah
Para pemilik burung rela jauh-jauh mengirim hewan peliharaannya demi bisa sekolah di sini
Baca SelengkapnyaKemendikbud Turun Tangan Usut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Rektor Universitas Pancasila
Korban dugaan pelecehan seksual dilakukan rektor Universitas Pancasila sebelumnya menyurati Kemendikbud.
Baca Selengkapnya514 TPS di Papua Belum Lakukan Pencoblosan Pemilu 2024, Ini Penyebabnya
"Per hari ini tersisa 514 TPS yang belum mencoblos,” kata Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius
Baca SelengkapnyaPemakzulan Jokowi Dianggap Pengalihan Isu Pihak yang Takut Kalah, Begini Kata Sekjen PDIP
Hasto menyampaikan, hal serupa juga telah disampaikan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Hari Ulang Tahun PDIP beberapa waktu yang lalu.
Baca SelengkapnyaJokowi Peringatkan KPU: Keteledoran Berbahaya, Berdampak Besar pada Politik!
Jokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca Selengkapnya5 Petugas KPPS di Kabupaten Tangerang Meninggal, Diduga Kelelahan
Lima petugas KPPS di Kabupaten Tangerang, Banten, meninggal dunia seusai mengawal pelaksanaan Pemilu 2024. Mereka diduga kelelahan.
Baca Selengkapnya