Kemarahan rakyat Indonesia saat Basri Masse digantung Malaysia
Merdeka.com - Sejumlah negara marah besar saat warga negara mereka ditembak mati sebagai terpidana kasus narkoba. Belanda, Nigeria dan Brasil memanggil pulang duta besar mereka sebagai bentuk protes. Namun pemerintah Indonesia menegaskan tak akan tebang pilih. Terpidana mati kasus narkoba akan segera dihukum mati.
"Ya silakan saja mereka mau menanggapi apa. Tapi kan hukum kita dihormati dan kita tegakkan dengan benar. Apabila tidak kita tegakkan mulai sekarang, kita akan selalu dipermainkan oleh negara yang lain," kata Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno di Istana, Senin (19/1).
Tahun 1990, Indonesia juga mengalami rasa yang sama. Basri Masse, seorang pelaut asal Parepare, Sulawesi Selatan, digantung pemerintah Malaysia.
Saat itu Basrie menjadi TKI ilegal di Kota Kinabalu, Malaysia. Dalam sebuah razia tanggal 16 Februari 1983, dia ditangkap Polisi Diraja Malaysia karena kedapatan membawa 935 gram ganja kering. Saat itu Basri berada dalam taksi, ganja kering itu dimasukan tas dan ditutupi koran Utusan Malaysia.
Tahun 1986 Basri diadili di Mahkamah Tinggi Kota Kinabalu. Dia dijatuhi hukuman gantung sesuai dengan UU Peredaran narkoba di Malaysia.
"Dia dihukum di bawah Seksyen 39B Akta Dadah Berbahaya 1952, pindaan 1980, dan berkuatkuasa 15 April 1983. Seseorang terbukti membawa lebih 200 gram ganja atau 15 gram heroin atau 1.000 gram opium, hukumannya cuma satu: mati di tiang gantung."
Dalam tahanan, Basri sempat mencoba melarikan diri, tetapi segera tertangkap. Hal ini memperkuat pemerintah Malaysia untuk segera menggantung Basri.
Pihak Indonesia protes atas hukuman itu. Apalagi Basri tak diberi akses menemui pejabat konsuler Indonesia selama ditahan. Pemerintah Indonesia pun mengaku tak pernah diberitahu Malaysia ada warga negaranya akan dihukum mati.
Menlu Ali Alatas mengirimkan surat resmi pemerintah Indonesia pada Yang di-Pertuan Negeri Sabah Tun Haji Mohamed Said Bin Keruak. Begitu juga pada Perdana Menteri Mahatir Mohammad. Namun Malaysia tak menggubris surat itu. Mereka bersikeras pengedar narkoba harus mati digantung sesuai undang-undang Malaysia.
Sikap Malaysia ini menyulut kemarahan rakyat Indonesia. Nyaris setiap hari kantor Dubes Malaysia didemo mahasiswa dan masyarakat. Harga diri bangsa Indonesia terusik dalam kasus Basri Masse.
Hal ini pun tak diperdulikan pemerintah Malaysia. Basri Masse menemui ajalnya di tiang gantungan negeri jiran.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peristiwa memilukan itu terjadi minggu petang sekitar pukul 18.30 WIB.
Baca SelengkapnyaHari Buruh Internasional rutin diperingati setiap 1 Mei sebagai bentuk solidaritas atas perjuangan kaum buruh.
Baca SelengkapnyaLebaran menjadi momen hadirnya hidangan-hidangan khas daerah yang mungkin jarang ditemukan serta menambah suasana Idul Fitri semakin terasa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Api dapat dijinakkan oleh petugas sekitar empat jam lebih setelah berkobar sejak pukul 19.30 Wib.
Baca SelengkapnyaIndia Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
Baca SelengkapnyaAnies memandang gerakan salam empat jari itu mencuat sebagai sebuah pesan yang ingin disampaikan masyarakat.
Baca SelengkapnyaRitual jemaah penganut Tarekat Naqsyabandiah di Ranah Minang ini menghabiskan waktu di Bulan Ramadan dengan berzikir dan berdoa kepada Allah.
Baca SelengkapnyaBayu menyebut keputusan untuk mendatangkan impor beras pada 2024 nanti demi memenuhi kebutuhan saat bulan suci Ramadan maupun Lebaran.
Baca SelengkapnyaPerempuan ini membagikan kisah pahit asmaranya di masa lalu yang diremehkan ibu dari kekasihnya.
Baca Selengkapnya