Keluarga Setuju Jenazah Pendeta Yeremia Diautopsi oleh Tim Medis Independen
Merdeka.com - Keluarga Pendeta Yeremia Zanambani telah menyetujui autopsi terhadap jenazah Yeremia Zanambani yang saat itu tewas ditembak pada 19 September 2020 beberapa waktu lalu. Tim kuasa hukum keluarga Pendeta Yeremia, Yohanis Mambrasar menjelaskan jika persetujuan autopsi tersebut harus dilengkapi dengan beberapa persyaratan sebagaimana permintaan dari keluarga
"Autopsi dilakukan oleh Tim Medis yang independen, yang disetujui oleh pihak keluarga korban," kata Yohanis dalam keterangannya, Senin (15/2).
Yohanis menambahkan jika proses autopsi harus dilakukan secara adil dan transparan, dengan melibatkan pengamatan langsung dari pihak keluarga korban, lembaga-lembaga independen, seperti Komnas HAM, Kuasa Hukum Keluarga korban dan Saksi, Koalisi Penegakan Hukum dan HAM Papua, Amnesti Internasional Indonesia, DPRD Kabupaten Intan Jaya, dan Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia/PGI.
"Proses autopsi dilakukan di Hitadipa, Intan Jaya," jelasnya.
Selain itu, Yohanes menjelaskan terkait pernyataan persetujuan autopsi ini telah disampaikan dalam bentuk surat pernyataan persetujuan yang ditandatangani oleh istri korban Mariam Zoani dan dua anaknya yaitu Yedida Zanambani da Rode Zanambani. Yang telah diberikan secara langsung oleh keluarga kepada penyidik, yang diterima oleh Kasat Reskrim Polres Intan Jaya, pada 12 Februari 2020, di Kota Nabire.
"Dengan disepakatinya autopsi terhadap jenazah Pendeta Yeremia Zanambani oleh pihak keluarga, maka kami mendorong penyidik agar dapat melakukan autopsi secara benar, adil dan transparan," tuturnya.
"Penyidik juga harus memenuhi permintaan keluarga dengan menggunakan tim medis autopsi yang dipilih oleh keluarga korban, serta proses autopsi harus dilakukan di Hitadipa Intan Jaya, dengan melibatkan pengamatan langsung oleh lembaga-lembaga HAM," tambahnya.
Sebelumnya, pendeta Yeremia Zanambani telah ditemukan meninggal di Kampung Bomba, Distrik Hipadipa, ketika sedang memberi makan ternak babinya, tanggal 19 September lalu. Sampai saat ini kematian pendeta Yeremia belum diketahui siapa pelakunya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasilnya, semua korban tewas akibat benda tumpul, bukan senjata tajam. Luka bekas pukulan itu utamanya paling dominan berada di kepala.
Baca SelengkapnyaSaat dilakukan autopsi yang dilakukan oleh dokter ahli forensik Bhayangkara Jambi, Dokter Erni Situmorang, ternyata ditemukan sejumlah luka di tubuh AH.
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaan tim identifikasi terhadap keempat jenazah ditemukan adanya tali yang mengikat antar satu korban dengan korban lain.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ayah korban terancam hukuman penjara selama 15 tahun.
Baca SelengkapnyaHasil autopsi memastikan penyebab tewasnya Dante bukan karena mengkonsumsi zat-zat berbahaya.
Baca SelengkapnyaPelaku sendiri meninggalkan istrinya dalam kondisi keracunan dengan mulut penuh busa.
Baca SelengkapnyaNida bersama suaminya kemudian membuat laporan Polisi.
Baca SelengkapnyaPembunuhan terhadap Iwan Sutrisman Telaumbanua (21) memberi luka mendalam kepada keluarga korban.
Baca SelengkapnyaPembuktian penyebab kematian bocah tersebut melalui pelbagai pendekatan penyidikan atau Crime Scientific Investigation (CSI).
Baca Selengkapnya