Keluarga minta pelaku sodomi balita di Kediri dihukum berat
Merdeka.com - Keluarga Ahmad Habibi Adinata, balita yang menjadi korban asusila serta kekerasan, hingga meninggal dunia mendesak polisi agar menghukum pelaku yakni Sentot Yuniarto (30), warga Burengan Kota Kediri, yang tega menyodomi keponakannya itu dengan hukuman berat.
Pelaku yang kini sudah diamankan diduga mengalami gangguan orientasi seksual hingga tega melakukan kekerasan seksual pada keponakannya yang masih balita itu.
"Harus dihukum seberat-beratnya, anak saya meninggal dunia akibat perbuatannya," kata Adit, ayah korban di Kelurahan Burengan, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur, demikian dikutip dari Antara, Rabu (29) kemarin.
Adit terlihat sangat geram dengan kejadian yang menimpa anaknya. Bahkan, wajahnya terlihat sangat marah dan sedih, akibat ulah pelaku tega melakukan asusila serta melukai anaknya.
Dia juga enggan untuk dikonfirmasi lebih lanjut terkait dengan kejadian yang menimpa anaknya. Keluarga korban saat ini masih sedih dengan kejadian menimpa anaknya. Korban dimakamkan pada Rabu di Kelurahan Burengan, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri.
Yustianto, tetangga korban, mengatakan pelaku adalah sosok yang tidak tertutup pada tetangga. Bahkan, dia diketahui baru menikah belum lama ini.
Pelaku juga akrab dengan anak kecil, termasuk dengan korban Ahmad Habibi Adinata (3) dan kedua saudaranya. "Pelaku ini cukup dekat dengan anak-anak. Kami tidak menyangka jika hal ini terjadi," ucapnya.
Dia juga kaget dengan kejadian yang menimpa korban. Jarak rumah dengan korban tidak jauh, hanya terpaut satu rumah dan sempat mendengar, jika sebelum kejadian, korban dengan dua kakaknya bermain di rumah pelaku.
Namun, saat itu, dua orang kakaknya diberi sejumlah uang dan disuruh pergi membeli makanan, namun korban diminta tinggal. Korban masih di rumah itu hingga ada kejadian buruk menimpanya.
Orangtuanya, kata dia, tidak terlalu mengetahui dengan kejadian yang menimpa korban, namun Ahmad Habibi terlihat sering menangis. Orangtua Ahmad Habibi baru mengerti setelah tubuh korban diperiksa tim medis.
Yustianto juga berharap agar polisi menghukum pelaku dengan hukuman seberat-beratnya. Ia tidak tega dengan apa yang dialami oleh korban, hingga meninggal dunia.
Polisi saat ini sudah menahan pelaku asusila serta kekerasan pada Ahmad Habibi. Dia ditangkap petugas tidak lama, setelah tim medis mengeluarkan hasil otopsi menunjukkan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
Kepada polisi, pelaku mengaku iri lantaran belum dikaruniai anak. Namun, polisi tidak percaya sepenuhnya dengan keterangan pelaku tersebut, dan akan terus mendalami kasus ini.
Hingga kini, korban yang terdata masih satu, dan polisi juga terus akan mengusutnya, mencari jika ada korban lain yang mengalami kejadian serup, jadi korban asusila pelaku.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polres Malang langsung menggelar olah TKP di lokasi kejadian untuk mengetahui penyebab kematian korban.
Baca SelengkapnyaSetelah ibunya meninggal, Iky dan ketiga adik balitanya dan sang nenek mengontrak rumah. Ayahnya pergi meninggalkan mereka tanpa kabar.
Baca SelengkapnyaApi dapat dijinakkan oleh petugas sekitar empat jam lebih setelah berkobar sejak pukul 19.30 Wib.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berkat aksinya, Putri menuai apresiasi dari warganet hingga kalangan pejabat.
Baca SelengkapnyaKelima pelaku berinisial RS (23), BFH (18), AM (17), OYB (21) dan AH (25)
Baca SelengkapnyaSempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.
Baca SelengkapnyaPenetapan tersangka setelah kelompok kerja penindakan DJKI Kemenkum HAM bersama dengan Korwas dan pihak ahli hak cipta melakukan gelar perkara.
Baca SelengkapnyaM, pelaku dan ibu korban merupakan pasangan baru. Mereka baru menjalin biduk rumah tangga sekira 5 bulan.
Baca SelengkapnyaPria di Palembang Gantung Diri Karena Ditinggal Anak Istri, Tulis Wasiat Menyentuh Hati
Baca Selengkapnya