Keceriaan anak-anak Karo di tengah meletusnya Gunung Sinabung
Merdeka.com - Seakan tidak ada rasa sedih, gelisah dan duka, namun sebaliknya warga Kabupaten Karo nyatanya tetap ceria melepaskan senyum di tengah suasana duka di tempat pengungsian yang mereka tempati di gedung Kursus Wanita katholik (KWK) yang dipenuhi 564 warga. Mereka bernyanyi, menari dan tersenyum lepas mulai dari usia dewasa, remaja bahkan anak-anak.
Bukan hanya sekadar bernyanyi, menari dan tersenyum mereka juga kompak tetap memamerkan gaya khas warga Karo menyambut kedatangan rombongan Dewan Perwakilan Rakyat (DPD) yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPD Republik Indonesia Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas. GKR Hemas didampingi anggota DPD Sumatera Utara Rudolf M. Pardede, Parlindungan Purba, Darmayanti Lubis. Rombongan yang tiba sekitar pukul 14.20 WIB, Rabu (27/11) kemarin memberikan dorongan semangat serta sumbangan kepada warga Kabupaten Karo yang menghuni pengungsian KWK.
Para pengungsi tersebut memperagakan gaya khas penyambutan warga Karo dengan menyanyikan lagu lagu 'Menjua-jua kita ke rina' yang artinya selamat-selamat lah kita semua secara serentak. Bukan cuma itu, ibu-ibu juga mengunyah man bello (makan daun sirih).
Hal tersebut jelas mengundang perhatian tersendiri bagi rombongan DPD yang dipimpin oleh GKR Hemas yang terkejut dengan pemandangan tersebut.
Dari pantauan merdeka.com, terlihat pula GKR Hemas yang merupakan Istri Sri Sultan Hamengkubuwono X tersebut membalasnya dengan senyuman lebar serta ikut larut suasana itu dan memberikan tepuk tangan.
Jelas ini sangat menunjukkan, bahwa walaupun dalam keadaan sedih dan duka, warga Karo tetap bersemangat menatap hari esok.
Salah seorang anak bernama Egi Sembiring (14) yang mengungsi di tempat tersebut mengatakan, dirinya berusaha tegar dengan keadaan ini, namun dirinya juga sangat berhadap kepedulian dari orang nomor satu negara ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Sekolah sih tetap sekolah bang, tapi pakai baju bebas dan perlengkapan sekolah seadanya, namun saya berusaha tegar aja. Walaupun sebenarnya bukan hanya pejabat DPD tapi presiden juga harus mempedulikan kami, saya masih sekolah dan harus di perhatikan," tutur Egi, remaja kelas 2 SMP Maria Goretti, Kabupaten Karo, Sumatra Utara kepada merdeka.com dengan suara serak terbata-bata.
Egi yang mengungsi sejak Sabtu pekan lalu tersebut merupakan satu dari ratusan anak-anak yang menjadi korban musibah meletusnya Gunung Sinabung.
"Masih sekolah mas dan terganggu karena gak ada barang-barang, baju, dan perlengkapan sekolah semuanya ada di kampung, tapi gak boleh balik karena rumah jaraknya persis di bawah kaki gunung di Desa Si Garang-garang. Tidur pun susah karena dalam satu kamar saya tidur berdesak-desakan dengan 19 orang lainnya di sini," tandas anak kedua dari 4 bersaudara tersebut.
(mdk/war)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
13 pendaki tersebut terpisah menjadi dua kelompok. Masing-masing 10 orang dan 3 orang.
Baca SelengkapnyaBerikut penampakan rumah mewah Ibu Ani anak jenderal yang tinggal di rumah bak hutan terbengkalai.
Baca SelengkapnyaPenemuan kedua jenazah ini bermula ketika pembantu mengetuk pintu namun tidak ada jawaban dari kedua korban.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pada saat anak sedang sakit, orangtua biasanya akan mengalami sejumlah kebingungan. Penting bagi orangtua untuk memerhatikan sejumlah hal.
Baca SelengkapnyaBukit ini berada di atas ketinggian, dengan hamparan pohon pinus yang berjajar rapi.
Baca SelengkapnyaDua kali awan panas guguran ini terjadi pada pukul 19.56 WIB dan 20.03 WIB.
Baca SelengkapnyaWarga dilarang beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Baca SelengkapnyaTempat ini cocok bagi mereka yang mencari ketenangan dan lari dari hiruk pikuk perkotaan.
Baca Selengkapnya327 warga telah dievakuasi pada gelombang ketiga Tim KRI Kakap-811 atau dari TNI Angkatan Laut. Dari jumlah itu, terdapat 192 wanita dan 135 pria.f
Baca Selengkapnya